Kian memudar dan menipisnya pemahaman masyarakat tentang sejarah Lapangan Merdeka Kota Medan, menjadi atensi serius Dewan Harian Cabang (DHC) Angkatan 45 Medan.
Untuk itu, DHC Angkatan 45 Medan ingin mengingatkan kembali peran dan sejarah Lapangan Merdeka kepada masyarakat Kota Medan, melalui perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) DHC ke-59.
“Peran dan sejarah Lapangan Merdeka Medan sangat besar pada era perjuangan Bangsa Indonesia. Untuk mengembalikan ingatan masyarakat terhadap sejarah Lapangan Merdeka. Selain memperingati HUT ke-59 DHC Kota Medan, kami akan menggelar diskusi tentang sejarah Lapangan Merdeka Medan pada 29 Mei 2019 mendatang,” kata Sekretaris DHC 45 Medan, Supriadi KS didampingi pengurus lain, Firman Sirait dan Suarzani kepada wartawan, Rabu (27/2).
Rencana acara ini semakin mantap setelah Supriadi dan kawan-kawan berbincang dengan Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Kota Medan (KMSP-KM) di Monumen Proklamasi Lapangan Merdeka akhir pekan lalu. Supriadi mengeluhkan semakin menipisnya pemahaman masyarakat Kota Medan, khususnya kalangan generasi muda, terhadap peran sejarah perjuangan bangsa yang diemban Lapangan Merdeka Medan, pascadibangunnya Merdeka Walk di bagian Barat.
“Mereka tidak mengetahui apa peran Lapangan Merdeka dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Yang mereka tahu, Lapangan Merdeka hanya sebagai tempat nongkrong,” ujarnya.
Pihaknya, lanjut dia, telah menegaskan bahwa kebijakan Pemko Medan membangun Merdeka Walk sejak 2004, terbukti secara masif mengaburkan dan menghilangkan peran Lapangan Merdeka Medan sebagai situs sejarah dan situs cagar budaya, yang semestinya wajib dilindungi Pemko Medan. Karenanya, DHC 45 Medan mengucapkan terima kasih kepada Gubsu Edy Rahmayadi yang mendukung pengembalian fungsi Lapangan Merdeka Medan sebagai ruang terbuka hijau dan ruang publik.
“Pemko Medan telah terbukti lalai dan salah, maka pemerintahan diatasnya berkewajiban mengoreksi,” ujar Supriadi.
Ditambahkan, kegiatan HUT Angkatan 45 yang akan digelar di Lapangan Merdeka Medan tersebut, akan menghadirkan seluruh veteran pejuang bangsa terutama yang telah berusia sepuh serta melibatkan para pelajar SMU di Kota Medan.
“Ini adalah upaya kami untuk mengembalikan ingatan masyarakat, terutama Pemko Medan, tentang peran Lapangan Merdeka Medan pada era perjuangan bangsa,” katanya.
Pada bincang-bincang sore itu, KMSP-KM sangat miris melihat kondisi Monumen Proklamasi di Lapangan Merdeka Medan. Di sebelah barat semakin menyempit karena dibangun tembok membatasi areal bangunan dua tingkat. Persis di sisi selatan, dijejali para pedagang kuliner hingga di anak tangga monumen.
“Desain Monumen Proklamasi yang dirancang sedemikian gagahnya, kini telah kehilangan marwahnya karena kebijakan salah Pemko Medan,” ujar Koordinator KMSP-KM, Miduk Hutabarat. (prn)