MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat nelayan yang terkena dampak reklamasi Pantai Belawan masih menunggu realisasi kompensasi yang akan dicairkan.
“Kita sampai saat ini masih menunggu kompensasi yang akan direalisasikan Pelindo. Harapan kita, kompensasi dalam bentuk tali asih itu untuk segera dicairkan,” ungkap salah satu nelayan, Nazarudin, Senin (4/3).
Dikatakan nelayan asal Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan ini, untuk verifikasi data yang telah dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan telah rampung. Informasinya, ada 8.000 nelayan yang akan menerima bantuan dari PT Pelindo. “Yang saya dengar, data itu sudah disampaikan ke Pelindo. Jadi, kami sifatnya masih menunggu. Kapan dicairkan, itu yang belum kami ketahui,” beber Nazarudin.
Pria berusia 63 tahun ini berharap, pemberian kompensasi yang sifatnya tali asih, agar tidak diberikan rata ke semua nelayan. Harapannya, ada pemberian khusus kepada nelayan yang berdampak langsung akibat reklamasi tersebut. Untuk nelayan berdampak langsung adalah nelayan tuamang, pencari kerang, tangkul soket, jaring pinggir dan ambai.
“Harus ada prioritas lebih bagi nelayan berdampak, selain itu kalau bisa nelayan yang memiliki sampan juga dilebihkan dari nelayan biasa,” harap Nazarudin.
Dengan adanya proses data yang telah disampaikan Distanla Kota Medan kepada Pelindo, harapannya dapat segera direalisasikan. Agar, masyarakat nelayan tidak menunggu lama, sehingga pemberian itu dapat dinikmati nelayan bagi pendidikan anak dan penambahan untuk usaha.
“Kompensasi ini belum tahu nilainya, tapi sangat diharapkan nelayan. Kita ingin ini segera dituntaskan sebelim Pemilu. Karena, kìta dengar informasi, dana itu sudah disiapkan untuk disalurkan,” beber Nazarudin.
Terpisah, Manager Umum PT Pelindo Cabang Belawan, Khairul Ulya mengatakan, pihaknya tidak ikut campur soal proses verfikasi data. Artinya, setelah data sudah akurat, pihaknya akan menyalurkan dana kompensasi atau tali asih tersebut.
“Proses penyaluran dana akan diberikan langsung kepada nelayan melalui rekening pribadi nelayan. Sampai saat ini data diverifikasi,” ujarnya. (fac/ila)