26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Amankan Pemilu Serentak Tahun 2019 di Sumut, TNI-Polri Kerahkan 13 Ribu Personel

sutan siregar/Sumut Pos
APEL: Pangdam I/BB Mayjen TNI MS Fadhilla, Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto, Ketua KPU Sumut Yulhasni dan lainnya usai Apel di Lapangan Benteng Medan, Jumat (22/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komando Daerah Militer I Bukit Barisan (Kodam I/BB) menyiapkan 20 ribu prajurit membantu Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019 yang digelar 17 April mendatang. Dari 20 ribu prajurit yang disiapkan itu, 9 ribu di antaranya diperbantukan di Sumut. Sisanya diperbantukan di Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.

“Wilayah Kodam I/BB kan ada 4 wilayah, yaitu Sumut, Sumbar, Riau dan Kepri. Untuk membantu pengamanan Pemilu, kita mengerahkan 20 ribu lebih pasukan. Angka itu nantinya bisa bertambah sesuai permintaan Polda masing-masing,” ucap Panglima Kodam I/BB Mayjen TNI MS Fadhilla usai Apel Pengamanan Pemilu 2019 di Lapangan Benteng Medan, Jumat (22/3). Apel kesiapan TNI-Polri dan komponen bangsa lainnya ini digelar secara serentak di seluruh Tanah Air, dalam rangka pengamanan Pemilu Tahun 2019.

Dalam kesempatan itu, Fadhilla juga berharap agar Pemilu 2019 berlangsung aman, nyaman dan tertib serta Luber (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia). Karenanya, tidak bisa hanya melibatkan personel TNI dan Polri saja, tapi semua pihak harus turut bertanggung jawab menyukseskan pesta demokrasi ini. “Tidak hanya TNI dan Polri, semua komponen masyarakat termasuk media harus ikut campur dalam menjaga ketertiban dengan berita yang menenangkan,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Pangdam menyampaikan amanat dari Menko Polhukam, Wiranto. “Pemilu Serentak Tahun 2019 merupakan pesta demokrasi Indonesia yang akan menjadi tonggak sejarah. Karena dilaksanakan secara serentak, yakni lima jenis pemilihan dalam waktu yang bersamaan,” kata Pangdam I/BB membacakan amanat tersebut.

Lanjut Fadhilah, Pemilu serentak kali ini akan menjadi warisan kebanggaan sekaligus menjadi sorotan dunia internasional. Apakah bangsa Indonesia mampu melaksanakan konsolidasi politik dengan demokratis dan berintegritas dalam rangka memilih pemimpin nasionalnya atau tidak. Sukses atau tidaknya perhelatan demokrasi ini, sangat tergantung kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

Tidak saja anggota partai politik dan masyarakat yang dituntut untuk taat dan patuh pada berbagai ketentuan yang ada, tetapi juga pihak penyelenggara Pemilu, yakni KPU, Bawaslu dan DKPP wajib hukumnya menunjukkan kinerja yang objektif dan transparan. Tidak ketinggalan tentunya fungsi dan peran TNI-Polri yang berada di luar lingkup penyelenggara Pemilu, akan tetapi sangat menentukan suksesnya keberlangsungan Pemilu yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Selanjutnya, ucap Fadhilah, seluruh komponen bangsa sedapat mungkin mengarahkan opininya, bahwa ajang ini bukanlah untuk membenturkan satu pihak dengan pihak yang lain atau ajang konflik antara kubu yang satu dengan kubu yang lain. Namun sejatinya, Pemilu Serentak Tahun 2019 untuk memilih pemimpin dan bukan mengadu pemimpin. Momen ini harus menjadi ajang unjuk kompetensi, program dan kapabilitas untuk mendapatkan kepercayaan rakyat yang akan memilihnya menjadi pemimpin nasional.

Dalam amanat Menkopolhukam itu juga disebutkan, penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019 masih terdapat ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dimungkinkan akan menghambat kelancaran penyelenggaraannya. Bawaslu dan Polri telah mengeluarkan Indeks Kerawanan Pemilu yang merupakan pemetaan terhadap kerawanan-kerawanan yang diprediksi akan timbul dalam penyelenggaraan Pemilu di setiap daerah. Pemetaan kerawanan ini meliputi sisi penyelenggaraan dan sisi keamanan serta ketertiban masyarakat.

“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh stakeholders terkait untuk segera mengenali, menemukan dan menetralisir serta mengatasi hambatan-hambatan tersebut. TNI-Polri selaku institusi yang bertanggungjawab langsung terhadap pengamanan jalannya Pemilu Serentak tahun 2019. Apabila menemukan adanya kerawanan dan hambatan, harus dapat mengambil suatu tindakan tegas sesuai dengan Prosedur Tetap dan aturan hukum yang berlaku,” ucap Fadhilah lagi.

Di bagian akhirnya amanat Menko Polhukam, mengingatkan seluruh komponen bangsa untuk mewaspadai politik identitas yang menggunakan isu-isu SARA, dan penyebaran berita hoax melalui media sosial.

Kepada 453.133 prajurit TNI-Polri beserta dukungan alutsista yang dilibatkan dalam Pengamanan Pemilu 2019, Menko Polhulam Wiranto menegaskan, agar menyadari bahwa tugas mengamankan penyelenggaraan Pemilu Serentak tahun 2019 ini adalah kehormatan dan kebanggaan. Karena sama nilainya dengan menjaga keutuhan bangsa atau menjamin terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Untuk itu saya berharap kepada seluruh prajurit TNI-Polri dan komponen masyarakat yang dilibatkan, agar melaksanakan tugas ini dengan penuh dedikasi dan rasa tanggungjawab. Karena bagi Prajurit Bhayangkari Negara, tugas adalah kehormatan yang tidak ternilai harganya,” tegasnya.

Menko Wiranto juga mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI-Polri dan komponen masyarakat yang dilibatkan dalam pengamanan Pemilu 2019, untuk mampu mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi, sehingga tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu dan berita bohong atau hoax yang beredar dan menimbulkan keresahan.

“Saya sangat meyakini bahwa unsur Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta perangkat pemerintahan pada strata desa/kelurahan sangat menguasai situasi di wilayahnya. Dengan bekal inilah diharapkan saudara-saudara mampu menjaga stabillitas keamanan dalam penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019,” pungkas Menko Polhukam, Wiranto seperti yang dibacakan Pangdam I/BB.

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, total ada sebanyak 13.002 orang personel gabungan dari jajaran Polda Sumatera Utara dan Kodam I Bukit Barisan dikerahkan untuk mengamankan proses tahapan inti dalam Pemilu 2019. Dua pertiga di antaranya merupakan perbantuan dari TNI. “Pasukan ini disiapkan untuk pengamanan tahapan inti pada Pemilu 2019,” sebutnya.

Agus menerangkan, pola pengamanan tergantung dari karakteristik daerah. Tiap-tiap daerah memiliki kerawanan tersendiri. Jendral bintang dua ini enggan membeberkan daerah mana yang paling berpotensi terjadi keributan. “Setiap daerah memiliki peta kerawanan dengan karakteristik tersendiri. Intinya, setiap daerah di Sumut menjadi atensi khusus kita terkait tingkat kerawanan Pemilu 2019,” pungkas Agus.

Apel serupa juga digelar di seluruh kabupaten/kota di Sumut. Di Langkat, apel yang digelar di Lapangan Jananuraga Mapolres Langkat dipimpin Kapolres Langkat AKBP Doddy Hermawan dan Dandim 0203 Langkat Letkol Inf Syamsul Alam, turut dihadiri Asisten II Ekbangsos Drs H Hermansyah MIP mewakili Bupati Langkat.

Di akhir pelaksanaan apel gelar pasukan ini, perwakilan TNI, Polri dan komponen masyarakat membacakan ikrar anti hoax dan ujaran kebencian, dilanjutkan dengan pengecekan kendaraan dinas kepolisian.

Usai apel, Hermasyah mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Langkat dari berbagai profesi organisasi serta masyarakat yang berada di polosok perdesaan, untuk bersama menjaga kekondusifan serta kenyamanan, situasi di Langkat. “Mari seluruh masyarakat Langkat, untuk saling gotong royong menjaga ketentraman, baik saat menjelang Pemilu mapun hari H Pemilu serta pasca Pemilu,” imbuhnya.

Apel di Berbagai Daerah

Sementara di Deliserdang, apel turut dihadiri Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, Kajari Deliserdang Harli Siregar, Danbrigif 7 RR Letkol Inf Freddino J Silalahi, Komisioner KPUD Deliserdang, unsur Forkopimda, OPD terkait, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di Lapangan Mapolres Deliserdang, Jumat (22/3).

Di kesempatan itu, AKBP Edy Tarigan membacakan sambutan Menko Polhukam RI Wiranto di depan peserta apel. Ada beberapa penekanan untuk dipedomani bersama dalam melaksanakan tugas pengamanan Pemilu Serentak Tahun 2019.

Babinsa dan Bhabinkamtibmas diharapkan mampu ikut serta menenangkan masyarakat agar tidak resah dengan menyebarnya berita-berita hoax. Lakukan penguatan politik identitas yang dapat menggerus disintegrasi bangsa dan inventarisir dan berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh adat. Tokoh pemuda serta tokoh masyarakat untuk memberikan rasa tenang kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan aman.

Di Asahan, apel kesiapan pengamanan Pemilu 2019 ini digelar di Lapangan Adhi Pradana, Jalan Cokroaminoto, Jumat (22/3). Kapolres Asahan, AKBP Faisal F Napitupulu didampingi Dandim 0208/Asahan Letkol Inf Srimarantika Beru menjadi inspektur upacara.

Di hadapan peserta apel, AKBP Faisal Napitupulu mengimbau seluruh masyarakat untuk segera mengenali dan tidak mudah mempercayai berita hoax yang tidak diketahui asal-usulnya. “Pemilu adalah sebagai ajang untuk memilih pemimpin, bukan mengadu pemimpin. Momen ini harus bukan menebar kebencian atau berita berita hoax, karena dapat memecah-belah sesama kita,” bilang Faisal

Disebut Faisal, strategi pengamanan yang paling utama dalam pelaksanaan Pemilu adalah menjalin senergitas dengan melakukan show of force keliling kota Kisaran bertujuan agar masyarakat luas mengetahui bahwa Kabupaten Asahan siap menghadapi Pemilu.2019. (dvs/bam/btr/omi)

sutan siregar/Sumut Pos
APEL: Pangdam I/BB Mayjen TNI MS Fadhilla, Kapoldasu Irjen Pol Agus Andrianto, Ketua KPU Sumut Yulhasni dan lainnya usai Apel di Lapangan Benteng Medan, Jumat (22/3).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komando Daerah Militer I Bukit Barisan (Kodam I/BB) menyiapkan 20 ribu prajurit membantu Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019 yang digelar 17 April mendatang. Dari 20 ribu prajurit yang disiapkan itu, 9 ribu di antaranya diperbantukan di Sumut. Sisanya diperbantukan di Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.

“Wilayah Kodam I/BB kan ada 4 wilayah, yaitu Sumut, Sumbar, Riau dan Kepri. Untuk membantu pengamanan Pemilu, kita mengerahkan 20 ribu lebih pasukan. Angka itu nantinya bisa bertambah sesuai permintaan Polda masing-masing,” ucap Panglima Kodam I/BB Mayjen TNI MS Fadhilla usai Apel Pengamanan Pemilu 2019 di Lapangan Benteng Medan, Jumat (22/3). Apel kesiapan TNI-Polri dan komponen bangsa lainnya ini digelar secara serentak di seluruh Tanah Air, dalam rangka pengamanan Pemilu Tahun 2019.

Dalam kesempatan itu, Fadhilla juga berharap agar Pemilu 2019 berlangsung aman, nyaman dan tertib serta Luber (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia). Karenanya, tidak bisa hanya melibatkan personel TNI dan Polri saja, tapi semua pihak harus turut bertanggung jawab menyukseskan pesta demokrasi ini. “Tidak hanya TNI dan Polri, semua komponen masyarakat termasuk media harus ikut campur dalam menjaga ketertiban dengan berita yang menenangkan,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Pangdam menyampaikan amanat dari Menko Polhukam, Wiranto. “Pemilu Serentak Tahun 2019 merupakan pesta demokrasi Indonesia yang akan menjadi tonggak sejarah. Karena dilaksanakan secara serentak, yakni lima jenis pemilihan dalam waktu yang bersamaan,” kata Pangdam I/BB membacakan amanat tersebut.

Lanjut Fadhilah, Pemilu serentak kali ini akan menjadi warisan kebanggaan sekaligus menjadi sorotan dunia internasional. Apakah bangsa Indonesia mampu melaksanakan konsolidasi politik dengan demokratis dan berintegritas dalam rangka memilih pemimpin nasionalnya atau tidak. Sukses atau tidaknya perhelatan demokrasi ini, sangat tergantung kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.

Tidak saja anggota partai politik dan masyarakat yang dituntut untuk taat dan patuh pada berbagai ketentuan yang ada, tetapi juga pihak penyelenggara Pemilu, yakni KPU, Bawaslu dan DKPP wajib hukumnya menunjukkan kinerja yang objektif dan transparan. Tidak ketinggalan tentunya fungsi dan peran TNI-Polri yang berada di luar lingkup penyelenggara Pemilu, akan tetapi sangat menentukan suksesnya keberlangsungan Pemilu yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Selanjutnya, ucap Fadhilah, seluruh komponen bangsa sedapat mungkin mengarahkan opininya, bahwa ajang ini bukanlah untuk membenturkan satu pihak dengan pihak yang lain atau ajang konflik antara kubu yang satu dengan kubu yang lain. Namun sejatinya, Pemilu Serentak Tahun 2019 untuk memilih pemimpin dan bukan mengadu pemimpin. Momen ini harus menjadi ajang unjuk kompetensi, program dan kapabilitas untuk mendapatkan kepercayaan rakyat yang akan memilihnya menjadi pemimpin nasional.

Dalam amanat Menkopolhukam itu juga disebutkan, penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019 masih terdapat ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dimungkinkan akan menghambat kelancaran penyelenggaraannya. Bawaslu dan Polri telah mengeluarkan Indeks Kerawanan Pemilu yang merupakan pemetaan terhadap kerawanan-kerawanan yang diprediksi akan timbul dalam penyelenggaraan Pemilu di setiap daerah. Pemetaan kerawanan ini meliputi sisi penyelenggaraan dan sisi keamanan serta ketertiban masyarakat.

“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh stakeholders terkait untuk segera mengenali, menemukan dan menetralisir serta mengatasi hambatan-hambatan tersebut. TNI-Polri selaku institusi yang bertanggungjawab langsung terhadap pengamanan jalannya Pemilu Serentak tahun 2019. Apabila menemukan adanya kerawanan dan hambatan, harus dapat mengambil suatu tindakan tegas sesuai dengan Prosedur Tetap dan aturan hukum yang berlaku,” ucap Fadhilah lagi.

Di bagian akhirnya amanat Menko Polhukam, mengingatkan seluruh komponen bangsa untuk mewaspadai politik identitas yang menggunakan isu-isu SARA, dan penyebaran berita hoax melalui media sosial.

Kepada 453.133 prajurit TNI-Polri beserta dukungan alutsista yang dilibatkan dalam Pengamanan Pemilu 2019, Menko Polhulam Wiranto menegaskan, agar menyadari bahwa tugas mengamankan penyelenggaraan Pemilu Serentak tahun 2019 ini adalah kehormatan dan kebanggaan. Karena sama nilainya dengan menjaga keutuhan bangsa atau menjamin terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Untuk itu saya berharap kepada seluruh prajurit TNI-Polri dan komponen masyarakat yang dilibatkan, agar melaksanakan tugas ini dengan penuh dedikasi dan rasa tanggungjawab. Karena bagi Prajurit Bhayangkari Negara, tugas adalah kehormatan yang tidak ternilai harganya,” tegasnya.

Menko Wiranto juga mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI-Polri dan komponen masyarakat yang dilibatkan dalam pengamanan Pemilu 2019, untuk mampu mendewasakan masyarakat dalam berdemokrasi, sehingga tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu dan berita bohong atau hoax yang beredar dan menimbulkan keresahan.

“Saya sangat meyakini bahwa unsur Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta perangkat pemerintahan pada strata desa/kelurahan sangat menguasai situasi di wilayahnya. Dengan bekal inilah diharapkan saudara-saudara mampu menjaga stabillitas keamanan dalam penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019,” pungkas Menko Polhukam, Wiranto seperti yang dibacakan Pangdam I/BB.

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, total ada sebanyak 13.002 orang personel gabungan dari jajaran Polda Sumatera Utara dan Kodam I Bukit Barisan dikerahkan untuk mengamankan proses tahapan inti dalam Pemilu 2019. Dua pertiga di antaranya merupakan perbantuan dari TNI. “Pasukan ini disiapkan untuk pengamanan tahapan inti pada Pemilu 2019,” sebutnya.

Agus menerangkan, pola pengamanan tergantung dari karakteristik daerah. Tiap-tiap daerah memiliki kerawanan tersendiri. Jendral bintang dua ini enggan membeberkan daerah mana yang paling berpotensi terjadi keributan. “Setiap daerah memiliki peta kerawanan dengan karakteristik tersendiri. Intinya, setiap daerah di Sumut menjadi atensi khusus kita terkait tingkat kerawanan Pemilu 2019,” pungkas Agus.

Apel serupa juga digelar di seluruh kabupaten/kota di Sumut. Di Langkat, apel yang digelar di Lapangan Jananuraga Mapolres Langkat dipimpin Kapolres Langkat AKBP Doddy Hermawan dan Dandim 0203 Langkat Letkol Inf Syamsul Alam, turut dihadiri Asisten II Ekbangsos Drs H Hermansyah MIP mewakili Bupati Langkat.

Di akhir pelaksanaan apel gelar pasukan ini, perwakilan TNI, Polri dan komponen masyarakat membacakan ikrar anti hoax dan ujaran kebencian, dilanjutkan dengan pengecekan kendaraan dinas kepolisian.

Usai apel, Hermasyah mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat Langkat dari berbagai profesi organisasi serta masyarakat yang berada di polosok perdesaan, untuk bersama menjaga kekondusifan serta kenyamanan, situasi di Langkat. “Mari seluruh masyarakat Langkat, untuk saling gotong royong menjaga ketentraman, baik saat menjelang Pemilu mapun hari H Pemilu serta pasca Pemilu,” imbuhnya.

Apel di Berbagai Daerah

Sementara di Deliserdang, apel turut dihadiri Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, Kajari Deliserdang Harli Siregar, Danbrigif 7 RR Letkol Inf Freddino J Silalahi, Komisioner KPUD Deliserdang, unsur Forkopimda, OPD terkait, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di Lapangan Mapolres Deliserdang, Jumat (22/3).

Di kesempatan itu, AKBP Edy Tarigan membacakan sambutan Menko Polhukam RI Wiranto di depan peserta apel. Ada beberapa penekanan untuk dipedomani bersama dalam melaksanakan tugas pengamanan Pemilu Serentak Tahun 2019.

Babinsa dan Bhabinkamtibmas diharapkan mampu ikut serta menenangkan masyarakat agar tidak resah dengan menyebarnya berita-berita hoax. Lakukan penguatan politik identitas yang dapat menggerus disintegrasi bangsa dan inventarisir dan berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh adat. Tokoh pemuda serta tokoh masyarakat untuk memberikan rasa tenang kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan aman.

Di Asahan, apel kesiapan pengamanan Pemilu 2019 ini digelar di Lapangan Adhi Pradana, Jalan Cokroaminoto, Jumat (22/3). Kapolres Asahan, AKBP Faisal F Napitupulu didampingi Dandim 0208/Asahan Letkol Inf Srimarantika Beru menjadi inspektur upacara.

Di hadapan peserta apel, AKBP Faisal Napitupulu mengimbau seluruh masyarakat untuk segera mengenali dan tidak mudah mempercayai berita hoax yang tidak diketahui asal-usulnya. “Pemilu adalah sebagai ajang untuk memilih pemimpin, bukan mengadu pemimpin. Momen ini harus bukan menebar kebencian atau berita berita hoax, karena dapat memecah-belah sesama kita,” bilang Faisal

Disebut Faisal, strategi pengamanan yang paling utama dalam pelaksanaan Pemilu adalah menjalin senergitas dengan melakukan show of force keliling kota Kisaran bertujuan agar masyarakat luas mengetahui bahwa Kabupaten Asahan siap menghadapi Pemilu.2019. (dvs/bam/btr/omi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/