MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pascpemecatan Yael Stefani Sinaga CS sebagai pengurus Lembaga Pers Mahasiswa Suara USU, pihak Rektorat Universitas Sumatera Utara (USU) saat ini tengah melakukan rekrutmen kepengurusan baru Suara USU. Tujuannya, agar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) itu tetap berjalan secara normal.
“Perekrutan sedang berjalan. Wakil Rektor I yang menjalaninya,” ungkap Rektor USU, Prof. Runtung Sitepu kepada wartawan di Medan, usai menghadiri Serah Terima Jabatan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Prov Sumut di Medan, Jumat (29/3).
Runtung mengatakan, ada tiga tulisan cerita pendek (cerpen) yang dinilai mengandung unsur pornografi di Suara USU. Ketiga cerpen itu dinilai jauh dari prinsip-prinsip moral yang dianut Perguruan Tinggi. Terakhir, adalah cerpen berjudul ‘Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku di Dekatnya’, yang menjadi perhatian publik .
“Mereka (pengurus Suara USU, Red) tidak mau mengakui keliruannya Kalau kita biarkan di situ, lebih menjadi-jadi lagi. Saya menjaga nama baik dia juga dan USU,” ungkap Runtung.
Runtung mengatakan, arahan dari pembina Suara USU saja tidak mereka dengar. Apa lagi arahan dari Rektor USU. Makanya daripada menimbulkan konflik, Rektorat pun mencabut SK kepengurusan Suara USU.
“Kelakuan dia sudah melanggar janji kita. Jangan membawa-bawa orang luar. Ini UKM. Ini satu unit kecil di USU. Kalau pihak luar ikut campur, mereka tidak pro dengan penegakan nilai-nilai moral. Ada kelompok masyarakat melaporkan dia (pengurus Suara USU). Lebih baik kita berhentikan, dan kita angkat yang baru. Kemudian belajar kembali,” sebut Rentung.
Isi cerpen yang menuai masalah itu, menurut Runtung, menuai protes dari Pemerintah Mahasiswa USU. Namun pengurus Suara USU tidak mau mendengar. Padahal sudah banyak pihak yang menolak.
“Pemerintah mahasiswa sudah mengajak mereka rapat 2 minggu sebelum saya ajak rapat. Sudah melakukan pendekatan agar tulisan seperti itu tidak dimuat. Tapi tidak didengarnya. Kalau terjadi konflik antar mereka, tanggung jawab siapa? Tanggung jawab rektor?” kata Runtung agak meninggi.
Dari hasil pertemuan beberapa kali, menurut Runtung, pengurus Suara USU menilai cerpen yang mereka hasilnya tidak ada unsur pornografi. “Menurut mereka, tulisan itu biasa-biasa saja. Sudah dilakukan mediasi, agar dicabut. Mereka mengiyakan waktu saya di Jakarta. Saya pulang, tidak juga dicabut. Karena itu, Rektorat sudah menerbitkan SK kepengurusan baru. Kita perkuat Suara USU. Tegakkan nilai-nilai moral,” pungkasnya.
Ratusan Mahasiswa Dukung Rektor
Mendukung SK Rektor, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Aliansi Anti Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), menggelar aksi penolakan konten pornografi di depan Biro Rektor USU di Medan, Jumat (29/3) sore.
Aksi tersebut disertai dengan Salat Ashar Berjamaah. Massa menuntut Rektor USU, Prof. Runtung Sitepu untuk tegas mengambil sikap terhadap setiap oknum mahasiswa, yang membuat dan menyebarluaskan konten-konten yang dinilai mengandung unsur pornografi dan tidak sesuai dengan moral.
“Kami siap melakukan tatanan mahasiswa moral dan beretika. Kami siap di tengah-tengah masyarakat untuk melakukan tatanan sosial lebih baik,” teriak massa mahasiswa menggunakan toa.
Unjukrasa itu digelar sebagai buntut dimuatnya cerpen berjudul ‘ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku Di Dekatnya’, tulisan (Pemred) Suara USU, Yael Stefani Sinaga, yang dinilai menyuarakan LBGT.
“Kami menuntut pihak rektorat untuk membina suadara kami (Yael Stefani Sinaga Cs), dan menyelesaikan masalah dengan baik,” ucap massa.
Pimpinan Aksi Mahasiswa Aliansi Anti LBGT, Surya Darma, mengatakan menolak keras paham LGBT. Dan menuntut rektor USU sebagai pimpinan tertinggi menjaga moral dan etika seluruh civitas USU.
“Menurut kita ini penting disuarakan sebagai upaya perbaikan etika dan moral,” ungkap Surya kepada wartawan di Kampus USU di Medan.
Menururt Surya, unjukrasa tersebut bukan hanya terfokus pada cerpen dimaksud. Tapi mengenai moral yang mengikuti paham LGBT yang dinilai bisa merusak masyarakat.
“Indonesia punya budaya timur. Dan paham ini tidak cocok berkembang di Indonesia,” tutur Surya.
Ia menambahkan mereka akan terus menentang segala bentuk konten-konten yang tidak menjunjung tinggi etika dan moral. “Orang yang terkena paham LGBT bukan untuk dijauhi, tapi kita advokasi dan perbaiki moralnya,” pungkasnya.
Aksi mereka disambut Rektor USU, Prof. Runtung Sitepu bersama jajaran.
Sehari sebelumnya, kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Bersuara (Somber) USU melakukan aksi demonstrasi, menolak SK Pencabutan Kepengurusan Lembaga Pers Mahasiswa Suara USU, oleh Rektor.
Unjukrasa digelar di depan Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Suara USU di Kampus USU, Kamis (28/3) siang. (gus)