MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ledakan diduga berasal dari tabung gas, menghebohkan penghuni Jalan Kruing Kelurahan Sekip, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (11/4) malam. Tiga rumah toko (ruko) terbakar, mengakibatkan 2 warga meninggal dunia dan 8 lainnya luka-luka.
PANTAUAN di lokasi, tiga ruko mengalami kerusakan hingga 70 persen. Ruko yang rusak berat itu di antaranya tempat usaha Bolu Amanda, Sate Kerang Rahmat, dan satu ruko di sebelahnya.
Sementara ruko di seberangnya mengalami kehancuran hingga 50 persen. Yakni Rumah Oleh-Oleh Medan, dan ruko di sebelahnya. Bahkan gedung-gedung ruko di sepanjang Jalan Kruing, kaca-kacanya terlihat hancur. Ruko yang rusak umumnya usaha kuliner oleh-oleh. Posisinya tak jauh dari gerai Bolu Gulung Meranti.
Informasi dihimpun, awal mula meledaknya tabung gas diduga berawal dari salahsatu ruko yang ditempati pasangan suami istri (pasutri), Rahmad berusia sekitar 50-antahun dan istrinya, yang berjualan sate kerang ‘Rahmad’.
“Kejadiannya sekitar pukul 18.30 Wib. Sekitaran 20 meter, suara ledakannya keras kali. Kami semua kaget dan keluar dari rumah masing-masing. Pikir kami entah bom atau entah apa,” ucap Doni, salah satu karyawan yang berjualan roti tak jauh dari lokasi ledakan.
Para korban yang menderita luka bakar langsung dilarikan ke RS terdekat. “Tadi ada yang korban laki-laki yang badannya sampai melepuh semua. Sudah dibawa dengan ambulans. Daerah sini jualan roti semua, Bang,” ungkapnya, diamini karyawan lainn
Sementara itu, para pemilik ruko dan pedagang di Jalan Kruing khawatir dengan ledakan lanjutan, sehingga memilih mematikan semua aliran listriknya. Mereka takut ledakan susulan menimpa ruko mereka. Akibatnya Jalan Kruing gelap gulita.
Saksi mata lainnya, Wina (25), mengatakan saat itu ia sedang duduk tepat di seberang ruko milik Rahmad. Tiba tiba ia mendengar suara ledakan dari dalam ruko milik Rahmad. “Kejadiannya sekitar pukul 18.30 WIB tadi. Tiba tiba saya dengar suara ledakan,” ujarnya.
Warga sekitar sontak heboh. Setelah ledakan, ia melihat dua anak-anak usia 1 dan 4 tahun dipapah dari dalam rumah pemilik toko bolu Amanda, yang lokasinya tepat di sebelah Ruko Sate Kerang Rahmad.
“Aku lihat ada dua anak-anak bang dari dalam ruko Bolu Amanda, dibawa petugas ke rumah sakit. Cuman nggak tau rumah sakit mana,” ujarnya.
Seorang saksi mata, Nur Bulan, pegawai Sate Kerang Rahmat, mengatakan, ledakan terjadi tiba-tiba. Ia tidak tahu pemicunya.
“Sebelumnya ada suara ledakan. Enggak tahu, cuma meledak gitu saja tiba-tiba. Enggak tahu lantai berapa. Saya lagi di luar memasukkan air minum,” kata Nur.
Ia khawatir masih ada temannya yang terjebak di lokasi. “Teman saya lagi tidur. Posisinya lagi di atas. Dia masih di dalam di Sate Kerang Rahmat,” ucapnya sambil terisak.
Informasi dihimpun dari lokasi, para korban antara lain 1. Rahmad Efendi (43), pemilik ‘Sate Kerang Rahmad ‘, alamat Toko Sate Kerang Rahmad Jl. Kruing No.3D. Ia mengalami luka bakar di seluruh bagian tubuh. Saat ini korban masih dalam penanganan pihak rumah sakit. 2. Nurmala Dewi (37), istri Rahmad Efendi, mengalami luka bakar di tubuh korban, saat ini masih dalam penanganan rumah sakit. 3. Tria (24), perempuan, mengalami luka di kepala.
Dua korban meninggal yakni Jafier, laki-laki (10) dan Eren, laki-laki (2).
Kemudian tiga korban luka ringan lainnya yakni Forinawati, Fransiska, dan Natalia, ketiganya tinggal di Jalan Kruing No 3 C. 7 dan hanya rawat jalan.
Akibat kejadian ledakan tersebut, ratusan warga berdatangan untuk menyaksikan. Pihak kepolisian yang turun pun menutup areal lokasi ledakan dengan police line.
“Kalau nggak salah kurang lebih 2 bulan yang lalu sempat meledak juga di kopi motten itu, Bang,” ucap seorang karyawan toko roti.
Ari Siregar, petugas Damkar yang turun ke lokasi, mengatakan korban berjumlah hampir 10 orang. “Tadi yang kena luka bakar 90 persen Pak Rahmad dan istrinya. Pihak Damkar ikut membawa korban ke RS Royal Prima,” katanya.
Selain itu, ada dua anak-anak yang meninggal dunia akibat ledakan gas tersebut. “Kalau nggak salah, mereka dari salahsatu ruko itu. Di sebelahnya lagi ada juga beberapa korban (etnis Tionghoa). Semua dibawa ke RS Royal Prima,” sebutnya.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto dan Kapolsek Medan Baru, Kompol Martuasah Tobing masih berada di lokasi. ”Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Dadang.
Namun Kombes Pol Dadang Hartanto membenarkan ada dua anak yang meninggal dunia, usianya 4 dan 10 tahun. Luka parah 5 orang, luka ringan 3 orang. “Benar terjadi ledakan tabung di Jalan Kruing. Akibat kejadian ini sedikitnya ada 10 orang korban. Dua di antaranya anak-anak tewas. Delapan lainnya mengalami luka serius dan ringan. Korban luka sudah dibawa ke Rumah Sakit Royal Prima dan Advent,” kata Dadang.
Penyebab ledakan belum diketahui dengan pasti. Dugaan sementara kejadian itu dipicu kebocoran gas. Terlebih petugas mendeteksi adanya jejak gas di sana. “Penyebab pastinya menunggu hasil Labfor,” tutup Dadang.
Lokasi kejadian masih dipasangi garis polisi. Petugas Basarnas pun dikerahkan menyisir lokasi, untuk mengantisipasi kemungkinan adanya korban lain.
Bukan Gas PGN
Ledakan hebat di Jalan Kriung Medan pada Kamis (11/4) sore, dipastikan bukan berasal dari gas bumi PGN. Hal ini berdasarkan pantauan langsung di lapangan yang melihat meteran gas masih bagus dan tidak adanya kebocoran pipa yang ditemukan di lokasi.
Sales Area Head PGN Medan, Saeful Hadi menyatakan, laporan TPG PGN memastikan bahwa instalasi gas PGN yang tersambung dalam rumah tidak rusak. “Semuanya telah diperiksa, tidak ada yang rusak dan bocor,” ujarnya.
Namun demikian, penyelidikan masih terus dilanjutkan dengan kawalan aparat keamanan untuk memastikan penyebab ledakan. Menurut informasi TPG PGN, ada kemungkinan ledakan tidak berasal dari aliran gas pipa, tetapi dipicu penyebab lain.
“Namun demikian sesuai SOP, kami menutup sementara aliran gas dan saat ini polisi juga tengah melakukan olah TKP,” tegasnya.
Dijelaskannya, bila ledakan terjadi karena gas PGN, maka dampaknya tidak akan separah ini. Hal ini dikarenakan gas bumi lebih ringan dari udara. Sedangkan gas elpiji lebih berat dari udara sehingga apabila ada terjadi pengendapan akan berada turun ke bawah. Jadi, bila ada percikan api akan menyambar secara langsung dan berakibat pada ledakan.
“Kalau gas bumi, karena lebih ringan dari udara, saat ada kebocoran maka dia akan terbang ke udara. Selagi, ada ventilasi di atas, insyaallah aman,” tambahnya.
Pantauan di lapangan, di ruko Jalan Kriung no 3 terlihat ada 4 tabungan gas ukuran 3 kg, dan 1 tabung gas ukuran 12 kg. Satu tabung gas diduga bocor karena masih ditutupi oleh kantong plastik. (gus/ram/bbs)