MEDAN-PSMS terlihat semakin memperbanyak masalah dalam tubuhnya sendiri. Hal yang sudah seharusnya mudah dan selesai dengan cepat masih juga bertele-tele.
Terpilihnya Ketum PSMS dan telah diberi wewenang oleh konsorsium untuk menentukan sendiri Chief Excecutive Officer (CEO), masih belum juga bisa mereduksi kegelisahan masyarakat Medan sebagai pecinta klub sepak bola berjuluk Ayam Kinantan ini.
Sebelumnya, Ketum PSMS Rahudman Harahap, Jumat (21/10) lalu menyatakan telah mengantongi dua nama calon CEO. “Memang saya yang menentukan siapa CEO PSMS. Tapi itu tetap harus melalui rapat. Senin (24/10) depan sudah ditentukan,” jelasnya saat itu.
Faktanya, hingga Senin (24/10) sore belum ada tindakan sedikitpun mengenai hal ini. Diketahui, Ketum PSMS yang juga merupakan Wali Kota Medan ini ternyata sedang menjalankan agenda protokoler ke Surabaya dengan Kemendagri.
Pelaksana Teknis PSMS Idris menerangkan, terkait CEO sudah dilakukan pembicaraan pada Sabtu (22/10) malam. Tapi, belum ada kesimpulan. “Jadi, kita tunggu saja sampai beliau tiba di Medan pada 27 Oktober 2011 mendatang. Di saat itu kita tuntaskan semuanya,” jelasnya.
Namun, seperti yang diungkapkannya beberapa waktu lalu, Idris terus saja mengatakan, tanpa CEO pun PSMS bisa berjalan. “Konsorsium tidak bisa mendesak, harus sabar. Dalam waktu dekat kita akan hadirkan manajer,” katanya.
Menurut sumber terpercaya, kesulitan penentuan CEO PSMS memang tak jelas sebabnya. Ia mengatakan, Idris cs tak akan gubris desakan konsorsium. Sebab pihak Nirwan Dermawan Bakrie sudah menjanjikan uang senilai Rp75 miliar yang diperuntukkan untuk tiga klub gaweannya, yakni Arema, Pelita Jaya dan PSMS.
Masih dari sumber yang sama, ia menerangkan, PSMS sedang meningkatkan ‘bargaining power’-nya. PSMS gabung ke IPL merupakan bagian dari ‘deal.’ Karena, berdasar statuta FIFA, kompetisi resmi baru bisa dijalankan dengan minimal 10 klub di dalamnya. “Jadi jika PSMS keluar, skenario PSSI akan mengalami kegagalan total. Ini pula yang menjadi konsern pihak konsorsium,” ujarnya.
Namun, saat dikonfirmasi Idris mementahkan pernyataan itu. “Saya tak pernah bicara dengan Bakrie. Apalagi soal uang Rp75 miliar. Bahkan kita siap turun ke Divisi Utama, jika PSSI memang dinilai menabrak statuta terus menerus,” jelasnya.
Pernyataan tersebut mementahkan sendiri pernyataannya pada RUPS PT PSMS di Dhaksina Hotel beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, Nirwan Bakrie, Air Asia dan Petronas telah berbicara dengan PSMS, sebagai peluang menjadi sponsor. (saz)