26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Di Kota Bangkok Stok Makanan Habis

BANGKOK- Warga di Thailand mulai panik saat banjir melanda Negeri Gajah Putih itu dua bulan lalu. Mereka memborong bahan makanan dan air mineral di hampir semua provinsi. Akibatnya stok makanan dan minuman habis.
Seorang mahasiswa program doktor Industrial and Manufacturing Engineering, Asian Institute of Technology (AIT), Risdiyono mengabarkan, Senin (24/10), jika dirinya sudah berkeliling di beberapa supermarket seperti 7-eleven, 108 maupun Family Mart di Bangkok. Tapi, tidak juga mendapatkan bahan makanan seperti beras, telur, mie instan dan air mineral.

“Meskipun sudah ada kebijakan pembatasan pembelian, tetap saja banyak masyarakat yang tidak kebagian,” kata Risdiyono.

Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta itu mendapatkan informasi sebelum bencana banjir meluas, aksi borong dilakukan para dermawan untuk disumbangkan kepada korban banjir di tempat penampungan. Namun, saat ini semua orang di Thailand memborong bahan makanan dan minuman untuk persediaan masing-masing.

Sebab, dia memaparkan, banjir telah menenggelamkan sebagian besar daerah pertanian, peternakan, perikanan dan industri. “Apabila tidak ada keperluan yang sangat mendesak, sebaiknya tunda perjalanan ke Thailand sampai kondisinya memungkinkan,” tuturnya.

Sementara itu, Risdiyono menyebut, kampusnya di AIT terendam air hingga 4,5 meter. Sehingga pihak kampus membutuhkan waktu 1-2 bulan untuk mengeringkan. Akibatnya, kampus diliburkan hingga 30 November 2011 mendatang.

“Alhamdulillah pihak kampus tempat saya mengajar bersedia menanggung seluruh biaya kepulangan. Garuda Indonesia juga telah berjanji untuk memberikan special rate,” demikian Risdiyono.
Untuk diketahui, banjir yang menerpa 26 dari 90 provinsi di Thailiand itu mengakibatkan industry terpengaruh. Pabrik-pabrik otomotif dan suku cadang di Ayutthaya dan Pathumthani terganggu. Pabrikan suku cadang pemasok Toyota, Honda, Mitshubishi, Isuzu, Nissan, GM, Ford, dan Mazda akan terpengaruh banjir Thailand.
“Padahal seluruh produksi Thailand mencapai 1,7 – 1,8 juta unit,” kata Vice President Automotive & Transportation Frost & Sullivan Asia Pacific, Vivek Vaidya dalam keterangan tertulis.
Dia menjelaskan, pabrik Honda yang terletak di Ayutthaya terkena dampak banjir paling parah. Honda telah mengumumkan pemberhentian produksi selama satu pekan karena pabrikannya terendam banjir.
Sedangkan Toyota, walaupun pabrikannya tidak terkena banjir, namun terhenti produksinya selama sepekan karena terganggu rantai pasokan yang berlokasi di Ayutthaya dan Pathumthani.
“Produksi kendaraan penumpang Ford telah dilanjutkan produksi pada pekan ini, tapi untuk pick-Up masih terhenti,” katanya.
Sedangkan yang paling tidak berpengaruh banjir adalah General Motor karena lokasi pabrik dan rantai pasokan suku cadang terletak di luar wilayah yang terkena banjir.
“Kami memprediksi seluruh pabrikan akan kehilangan produksi 80.000 – 100.000 unit dalam 2-3 pekan ke depan,” katanya. (bbs/jpnn)
Para pabrikan harus memulihkan kembali kerugian produksi dengan meningkatkan jam kerja dan menjalankan pabrik kapasitas penuh selama dua bulan ke depan. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam jangka pendek para pemegang merk akan memindahkan produksi ke Indonesia. (bbs/jpnn)

BANGKOK- Warga di Thailand mulai panik saat banjir melanda Negeri Gajah Putih itu dua bulan lalu. Mereka memborong bahan makanan dan air mineral di hampir semua provinsi. Akibatnya stok makanan dan minuman habis.
Seorang mahasiswa program doktor Industrial and Manufacturing Engineering, Asian Institute of Technology (AIT), Risdiyono mengabarkan, Senin (24/10), jika dirinya sudah berkeliling di beberapa supermarket seperti 7-eleven, 108 maupun Family Mart di Bangkok. Tapi, tidak juga mendapatkan bahan makanan seperti beras, telur, mie instan dan air mineral.

“Meskipun sudah ada kebijakan pembatasan pembelian, tetap saja banyak masyarakat yang tidak kebagian,” kata Risdiyono.

Dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta itu mendapatkan informasi sebelum bencana banjir meluas, aksi borong dilakukan para dermawan untuk disumbangkan kepada korban banjir di tempat penampungan. Namun, saat ini semua orang di Thailand memborong bahan makanan dan minuman untuk persediaan masing-masing.

Sebab, dia memaparkan, banjir telah menenggelamkan sebagian besar daerah pertanian, peternakan, perikanan dan industri. “Apabila tidak ada keperluan yang sangat mendesak, sebaiknya tunda perjalanan ke Thailand sampai kondisinya memungkinkan,” tuturnya.

Sementara itu, Risdiyono menyebut, kampusnya di AIT terendam air hingga 4,5 meter. Sehingga pihak kampus membutuhkan waktu 1-2 bulan untuk mengeringkan. Akibatnya, kampus diliburkan hingga 30 November 2011 mendatang.

“Alhamdulillah pihak kampus tempat saya mengajar bersedia menanggung seluruh biaya kepulangan. Garuda Indonesia juga telah berjanji untuk memberikan special rate,” demikian Risdiyono.
Untuk diketahui, banjir yang menerpa 26 dari 90 provinsi di Thailiand itu mengakibatkan industry terpengaruh. Pabrik-pabrik otomotif dan suku cadang di Ayutthaya dan Pathumthani terganggu. Pabrikan suku cadang pemasok Toyota, Honda, Mitshubishi, Isuzu, Nissan, GM, Ford, dan Mazda akan terpengaruh banjir Thailand.
“Padahal seluruh produksi Thailand mencapai 1,7 – 1,8 juta unit,” kata Vice President Automotive & Transportation Frost & Sullivan Asia Pacific, Vivek Vaidya dalam keterangan tertulis.
Dia menjelaskan, pabrik Honda yang terletak di Ayutthaya terkena dampak banjir paling parah. Honda telah mengumumkan pemberhentian produksi selama satu pekan karena pabrikannya terendam banjir.
Sedangkan Toyota, walaupun pabrikannya tidak terkena banjir, namun terhenti produksinya selama sepekan karena terganggu rantai pasokan yang berlokasi di Ayutthaya dan Pathumthani.
“Produksi kendaraan penumpang Ford telah dilanjutkan produksi pada pekan ini, tapi untuk pick-Up masih terhenti,” katanya.
Sedangkan yang paling tidak berpengaruh banjir adalah General Motor karena lokasi pabrik dan rantai pasokan suku cadang terletak di luar wilayah yang terkena banjir.
“Kami memprediksi seluruh pabrikan akan kehilangan produksi 80.000 – 100.000 unit dalam 2-3 pekan ke depan,” katanya. (bbs/jpnn)
Para pabrikan harus memulihkan kembali kerugian produksi dengan meningkatkan jam kerja dan menjalankan pabrik kapasitas penuh selama dua bulan ke depan. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam jangka pendek para pemegang merk akan memindahkan produksi ke Indonesia. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/