JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 232 Pemerintah Daerah (Pemda) sudah sudah membayar THR Aparatur Sipil Negara (ASN). Mereka tersebar di 13 provinsi, 182 kabupaten dan 37 kota.
Pemda sudah mencairkan Rp19 triliun atau 95 persen dari alokasi dana Rp20 triliun.
’’Kami berharap ada multiplier effect yang dihadirkan dari konsumsi ini. Kalau dia beli makanan dan baju baru, nanti efeknya kepada para produsennya dan perdagangan,’’ ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada Jawa Pos (Grup Sumut Pos).
Selain itu, hal tersebut bergantung pada situasi keamanan negara. Ani berharap tidak terjadi lagi kerusuhan maupun kejadian-kejadian yang bisa menahan perputaran uang dari konsumsi rumah tangga.
’’Kami ingin situasi politik tetap kondusif. Sehingga confidence dari konsumen akan tetap terjaga,’’ jelasnya.
Menurut Ani, prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini cukup baik. Selain konsumsi rumah tangga melonjak, aktivitas produksi meningkat karena demand konsumen untuk Lebaran juga naik.
Kondisi itu merupakan momentum pertumbuhan ekonomi yang harus dijaga bersama. Jika faktor politik dan keamanan mengganggu, hal tersebut bisa menghambat momentum pertumbuhan ekonomi.(jpnn/ala)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 232 Pemerintah Daerah (Pemda) sudah sudah membayar THR Aparatur Sipil Negara (ASN). Mereka tersebar di 13 provinsi, 182 kabupaten dan 37 kota.
Pemda sudah mencairkan Rp19 triliun atau 95 persen dari alokasi dana Rp20 triliun.
’’Kami berharap ada multiplier effect yang dihadirkan dari konsumsi ini. Kalau dia beli makanan dan baju baru, nanti efeknya kepada para produsennya dan perdagangan,’’ ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada Jawa Pos (Grup Sumut Pos).
Selain itu, hal tersebut bergantung pada situasi keamanan negara. Ani berharap tidak terjadi lagi kerusuhan maupun kejadian-kejadian yang bisa menahan perputaran uang dari konsumsi rumah tangga.
’’Kami ingin situasi politik tetap kondusif. Sehingga confidence dari konsumen akan tetap terjaga,’’ jelasnya.
Menurut Ani, prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini cukup baik. Selain konsumsi rumah tangga melonjak, aktivitas produksi meningkat karena demand konsumen untuk Lebaran juga naik.
Kondisi itu merupakan momentum pertumbuhan ekonomi yang harus dijaga bersama. Jika faktor politik dan keamanan mengganggu, hal tersebut bisa menghambat momentum pertumbuhan ekonomi.(jpnn/ala)