29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

54 Titik Rawan Longsor Dari Karo Hingga Madina, Jalur Alternatif Disiapkan

sutan siregar/sumut pos
MUDIK: Seorang pemudik menggendong anak sambil menjunjung barang bawaannya saat turun dari KM Kelud yang bersandar di Pelabuhan Bandar Deli Belawan, Selasa (28/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bencana alam yang mengakibatkan kemacetan, menjadi momok bagi pemudik saat ingin merayakan Lebaran di kampung halaman. Karenanya, Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut dan Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Sumut melakukan pemetaan terhadap jalur-jalur mudik yang rawan bencana dan berpotensi macet. Dishub Sumut juga sudah menyiapkan jalur alternatif bagi para pemudik.

ANCAMAN bencana alam masih menjadi hal utama yang berpotensi mengganggu kenyamanan para pemudik. Apalagi, diprediksi kondisi cuaca di Sumut hingga nanti H-1 libur Lebaran masih berpotensi terjadi hujan. Karenanya, para pemudik diharapkan tetap mewaspadai titik-titik yang dianggap rawan longsor dan kemacetan.

Menurut Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Sumut, Kombes Pol Yully Kurniawan, ada beberapa titik longsor di kawasan jalur Lintas Barat Sumut. Hal ini terjadi karena memang kontur wilayah tersebut berbukit. “Dari data yang kita himpun, untuk ancamann

bencana alam terdata di jalur Lintas Barat, mulai dari Tanah Karo terus sampai ke bawah sampai Madina. Itu terpantau ada 54 lokasi rawan longsor,” ungkap Yully kepada Sumut Pos, Kamis (30/5).

Yully menyebut, guna mengantisipasi gangguan tersebut, Ditlantas Polda Sumut bersama satuan wilayah di masing-masing daerah bersama sejumlah stakeholder terkait sudah berkoordinasi, apabila sewaktu-waktu akan terjadi bencana longsor. “Upaya yang dilakukan salahsatunya dan yang paling utama ada menyiapkan alat berat di dekat titik-titik rawan longsor. Setidaknya apabila terjadi longsor akan bisa cepat ditangani,” terangnya.

Apalagi, kata Yully, ancaman bencana longsor semakin nyata mengingat kondisi Sumut hingga nanti H-1 libur lebaran masih berpotensi terjadi hujan. “Ini yang harus diwanti-wanti para pengendara. Tetap waspada dan menyiapkan fisik serta keperluan seandainya terjadi bencana longsor,” imbau Yully.

Dari data yang dicatatkan Ditlantas Polda Sumut, daerah rawan longsor dengan curah hujan tinggi di antaranya di Kabupaten Tanah Karo, Desa Barosjahe, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Simalungun di Jembatan Kembar menjelang Parapat Danau Toba.

Selanjutnya Kabupaten Dairi ada di Desa Lingga Raja 2, Kecamatan Pegagan Hilir Laupondoh. Kemudian di Madina tepatnya Jalan Lintas Penyabungan Tanah Bato Kecamatan Penyabungan Selatan. Jalan Lintas Barat Medan Tarutung, Desa Pagarbatu Siborongborong, Kecamatan Sipoholon dan Kabupaten Tapanuli Tengah jalur Sibolga-Tarutung Dusun Siburabura Tapian Nauli. Terakhir di Jalan Lintas Barat Km 16 s/d Km 18 Sibolga. “Itu kawasan Lintas Barat semuanya,” papar Yully.

Sementara untuk Kota Medan, ia menyebut ada tujuh lokasi yang merupakan pusat kemacetan, yaitu Jalan Binjai (Simpang Payageli), Jalan Gatot Subroto-Jalan TB Simatupang, Jalan Pancurbatu-Pasar Pancurbatu, Jalan Sutomo-perbatasan.

Kemudian, Jalan Yos Sudarso-Jalan Bambu Dua, Jalan Sutomo-Jalan Bambu, dan terakhir Jalan HM Yamin-Jalan Jawa. “Kami sudah meletakkan personel di titik-titik jalan yang acapkali terjadi arus lalu lintas dengan volume tinggi,” katanya.

Orang nomor satu di DitLantas Polda Sumut ini pun menyampaikan kepada masyarakat agar mengutamakan kesabaran dalam berlalu lintas.”Kalau bukan kita yang menjaga keselamatan sendiri, siapa lagi?” ujarnya.

Jalur Alternatif

Dishub Sumut mengungkapkan, sudah ada jalur alternatif yang disiapkan bila pemudik ingin menghindari kemacetan lalu lintas bahkan titik rawan bencana. Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Sumut, Darwin Purba mengatakan, adapun jalur alternatif tersebut seperti Lubukpakam-Galang-Dolokmasihul-Tebingtinggi. Lalu pada ruas Siantar-Parapat, dapat masuk dari simpang Palang-simpang Sitaholoan.

“Sementara untuk ruas Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan yang mana masuk daerah perbukitan, umumnya rawan longsor dan banjir, namun minim jalur alternatif. Protapnya adalah menempatkan alat-alat berat di daerah tersebut,” katanya menjawab Sumut Pos, Kamis (30/5).

Darwin juga menyebutkan, Dishub Karo sudah menyediakan jalur alternatif untuk perjalanan di wilayah Tanah Karo. Berdasarkan paparan yang disampaikan Dishub Karo ke pihaknya, ada sejumlah jalur atau titik ruas alternatif yang telah disiapkan.

Yakni pertama, untuk ruas Medan-Berastagi-Kabanjahe-Tigapanah di mana guna menghindari kemacetan di Kota Berastagi dan Pajak Roga, bisa melalui Medan-Tongkoh-Desa Basam-Barus Jahe-Tiga Jumpa-Sukamalu-Tiga Panah. Lalu ruas Medan-Berastagi guna menghindari kemacetan di warung wajik, bisa melalui jalan Medan-Tongkoh-simpang penjual bunga (Pelawi)-Desa Jaranguda-Hotel Sibayak-Berastagi.

Selanjutnya ruas Berastagi-Kabanjahe untuk menghindari kemacetan di Pajak Roga, bisa melalui Berastagi-Jalan Udara-Simpang Gurusinga-Desa Korpri, keluar di simpang Korpri (Rumah Sakit Umum Amanda). Pada ruas Medan-Berastagi-Kabanjahe-Sidikalang, untuk menghindari kemacetan di Pasar Tigapanah, pemudik dapat melalui jalur alternatif Medan-Tongkoh-Desa Basam-Barus Jahe-Tigajumpa-Sukanalu-Sinaman, keluar di simpang Sinaman menuju Sidikalang.

Terakhir, untuk ruas Kabanjahe-Berastagi-Medan guna menghindari kemacetan di jalur Kabanjahe-Berastagi, jalur alternatif yang telah disediakan yakni dari Kabanjahe-simp. Rumah Kabanjahe-Desa Kaban-simpang Desa Gurusinga, keluar di Jalan Udara.

“Meski begitu kami tidak selalu sarankan melalui jalur alternatif tersebut, sebab tidak semua kondisinya laik untuk dilalui. Sedikit informasi juga, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada Lebaran 2019, Dishub Kabupaten Karo mempersiapkan bus cadangan sebanyak tiga unit,” pungkasnya.

Beri Pelayanan Terbaik

Dishub Sumut sebelumnya mengimbau kepada seluruh perusahaan yang bergerak pada bisnis angkutan umum untuk memberikan pelayanan terbaik dan mengutamakan keselamatan bagi penumpang. “Kita sudah mengimbau seluruh pemilik moda transportasi umum untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang dan mengutamakan keselamatan,” kata Kadishub Sumut, Abdul Haris Lubis usai menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Lebaran 2019 di Kantor Gubsu, baru-baru ini.

Imbauan khusus diberikan kepada pemilik kapal mesin di Danau Toba. Ia berharap, pemudik atau wisatawan yang memanfaatkan momen Lebaran menggunakan transportasi air mendapatkan pelayanan keselamatan. Haris mengatakan, sudah meminta pemerintah setempat untuk melakukan pengawasan ketat di perairan danau itu. Ia tidak ingin peristiwa tenggelam Kapal Motor Sinar Bangun terulang kembali.

“Karena kewenangan itu kan ada pada mereka (pemerintah Toba-Samosir). Kita terus memberikan imbauan untuk membantu pengawasannya,” katanya. Saat ini, pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap kapal-kapal yang bersandar di seluruh titik pelabuhan Danau Toba. Tidak hanya melakukan pengecekan terhadap kapal, pihaknya juga mengecek semua kelengkapan keselamatan, seperti jaket pelampung.

“Kita antisipasi supaya jangan terjadi jadi kita koordinasi dengan pihak pihak terkait maupun ya kalau di sana,” ujarnya.

Untuk jumlah penumpang setiap kapal mesin itu, Haris mengaku belum mengetahui berapa orang yang bisa diangkut. Akan tetapi, dirinya meminta tidak ada kapal mesin yang mengangkut penumpang melebihi kapasitas.

“Kalau secara teknis daya belum mengetahui ya. Tapi yang penting tidak boleh terlalu banyak untuk mengangkut penumpang,” ujarnya. Saat ini, Dishub Sumut juga melakukan pengecekan terhadap jalur lintas antar kota hingga provinsi. Kata Haris, pihaknya bekerjasama dengan TNI/Polri dan BPBD dan Basarnas untuk memantau lokasi-lokasi rawan bencana. “Posko-posko pengamanan mudik saat ini juga sudah didirikan, untuk mengamankan kelancaran bagi para pemudik,” tutupnya.

Jalur Alternatif Langkat-Karo

Bagi warga Medan yang ingin mudik ke Kota Binjai dan Kabupaten Langkat hingga Provinsi Aceh, Kapolres Binjai AKBP Nugroho Tri Nuryanto menyarankan untuk dapat melintas Jalan Tol Medan-Binjai. Pasalnya, jembatan yang menghubungkan Kecamatan Sunggal, Deliserdang, dengan Kota Binjai sedang dilakukan pelebaran. “Jembatan di Simpang Megawati sedang diperbaiki. Untuk yang mudik, hindari Simpang Megawati karena itu titik rawan macet. Lebih baik lewat jalan tol,” sambung mantan Danyon A Pelopor Satbrimobdasu ini.

Selain Simpang Megawati, kata Nugroho, titik rawan macet juga berpotensi terjadi di Simpang Mapolsek Binjai dan Tugu Kota Binjai. Dia menambahkan, Polres Binjai mendirikan satu Posyan di Namu Sira-sira, Sei Bingai, Langkat. “Karena daerah itu (Namu Sira-sira) merupakan tempat wisata,” beber perwira menengah yang akrab disapa Nugie ini.

Kapolres juga menyarankan kepada pengendara yang berasal dari Kota Binjai dan Kabupaten Langkat yang ingin menuju tempat wisata Tanah Karo, dapat melintas dari Sei Bingai. Menurut dia, Jalur alternatif Sei Bingai sudah mulus. “Sudah bagus, aman. Bagi warga Kota Binjai dan Langkat yang mau ke Tanah Karo atau sebaliknya, dapat melintas jalanitu. Lebih efektif, daripada Jalur Sibolangi. Kami sudah mengeceknya,” beber Nugie. (dvs/prn/ted)

sutan siregar/sumut pos
MUDIK: Seorang pemudik menggendong anak sambil menjunjung barang bawaannya saat turun dari KM Kelud yang bersandar di Pelabuhan Bandar Deli Belawan, Selasa (28/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bencana alam yang mengakibatkan kemacetan, menjadi momok bagi pemudik saat ingin merayakan Lebaran di kampung halaman. Karenanya, Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut dan Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Sumut melakukan pemetaan terhadap jalur-jalur mudik yang rawan bencana dan berpotensi macet. Dishub Sumut juga sudah menyiapkan jalur alternatif bagi para pemudik.

ANCAMAN bencana alam masih menjadi hal utama yang berpotensi mengganggu kenyamanan para pemudik. Apalagi, diprediksi kondisi cuaca di Sumut hingga nanti H-1 libur Lebaran masih berpotensi terjadi hujan. Karenanya, para pemudik diharapkan tetap mewaspadai titik-titik yang dianggap rawan longsor dan kemacetan.

Menurut Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Sumut, Kombes Pol Yully Kurniawan, ada beberapa titik longsor di kawasan jalur Lintas Barat Sumut. Hal ini terjadi karena memang kontur wilayah tersebut berbukit. “Dari data yang kita himpun, untuk ancamann

bencana alam terdata di jalur Lintas Barat, mulai dari Tanah Karo terus sampai ke bawah sampai Madina. Itu terpantau ada 54 lokasi rawan longsor,” ungkap Yully kepada Sumut Pos, Kamis (30/5).

Yully menyebut, guna mengantisipasi gangguan tersebut, Ditlantas Polda Sumut bersama satuan wilayah di masing-masing daerah bersama sejumlah stakeholder terkait sudah berkoordinasi, apabila sewaktu-waktu akan terjadi bencana longsor. “Upaya yang dilakukan salahsatunya dan yang paling utama ada menyiapkan alat berat di dekat titik-titik rawan longsor. Setidaknya apabila terjadi longsor akan bisa cepat ditangani,” terangnya.

Apalagi, kata Yully, ancaman bencana longsor semakin nyata mengingat kondisi Sumut hingga nanti H-1 libur lebaran masih berpotensi terjadi hujan. “Ini yang harus diwanti-wanti para pengendara. Tetap waspada dan menyiapkan fisik serta keperluan seandainya terjadi bencana longsor,” imbau Yully.

Dari data yang dicatatkan Ditlantas Polda Sumut, daerah rawan longsor dengan curah hujan tinggi di antaranya di Kabupaten Tanah Karo, Desa Barosjahe, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Simalungun di Jembatan Kembar menjelang Parapat Danau Toba.

Selanjutnya Kabupaten Dairi ada di Desa Lingga Raja 2, Kecamatan Pegagan Hilir Laupondoh. Kemudian di Madina tepatnya Jalan Lintas Penyabungan Tanah Bato Kecamatan Penyabungan Selatan. Jalan Lintas Barat Medan Tarutung, Desa Pagarbatu Siborongborong, Kecamatan Sipoholon dan Kabupaten Tapanuli Tengah jalur Sibolga-Tarutung Dusun Siburabura Tapian Nauli. Terakhir di Jalan Lintas Barat Km 16 s/d Km 18 Sibolga. “Itu kawasan Lintas Barat semuanya,” papar Yully.

Sementara untuk Kota Medan, ia menyebut ada tujuh lokasi yang merupakan pusat kemacetan, yaitu Jalan Binjai (Simpang Payageli), Jalan Gatot Subroto-Jalan TB Simatupang, Jalan Pancurbatu-Pasar Pancurbatu, Jalan Sutomo-perbatasan.

Kemudian, Jalan Yos Sudarso-Jalan Bambu Dua, Jalan Sutomo-Jalan Bambu, dan terakhir Jalan HM Yamin-Jalan Jawa. “Kami sudah meletakkan personel di titik-titik jalan yang acapkali terjadi arus lalu lintas dengan volume tinggi,” katanya.

Orang nomor satu di DitLantas Polda Sumut ini pun menyampaikan kepada masyarakat agar mengutamakan kesabaran dalam berlalu lintas.”Kalau bukan kita yang menjaga keselamatan sendiri, siapa lagi?” ujarnya.

Jalur Alternatif

Dishub Sumut mengungkapkan, sudah ada jalur alternatif yang disiapkan bila pemudik ingin menghindari kemacetan lalu lintas bahkan titik rawan bencana. Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Sumut, Darwin Purba mengatakan, adapun jalur alternatif tersebut seperti Lubukpakam-Galang-Dolokmasihul-Tebingtinggi. Lalu pada ruas Siantar-Parapat, dapat masuk dari simpang Palang-simpang Sitaholoan.

“Sementara untuk ruas Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan yang mana masuk daerah perbukitan, umumnya rawan longsor dan banjir, namun minim jalur alternatif. Protapnya adalah menempatkan alat-alat berat di daerah tersebut,” katanya menjawab Sumut Pos, Kamis (30/5).

Darwin juga menyebutkan, Dishub Karo sudah menyediakan jalur alternatif untuk perjalanan di wilayah Tanah Karo. Berdasarkan paparan yang disampaikan Dishub Karo ke pihaknya, ada sejumlah jalur atau titik ruas alternatif yang telah disiapkan.

Yakni pertama, untuk ruas Medan-Berastagi-Kabanjahe-Tigapanah di mana guna menghindari kemacetan di Kota Berastagi dan Pajak Roga, bisa melalui Medan-Tongkoh-Desa Basam-Barus Jahe-Tiga Jumpa-Sukamalu-Tiga Panah. Lalu ruas Medan-Berastagi guna menghindari kemacetan di warung wajik, bisa melalui jalan Medan-Tongkoh-simpang penjual bunga (Pelawi)-Desa Jaranguda-Hotel Sibayak-Berastagi.

Selanjutnya ruas Berastagi-Kabanjahe untuk menghindari kemacetan di Pajak Roga, bisa melalui Berastagi-Jalan Udara-Simpang Gurusinga-Desa Korpri, keluar di simpang Korpri (Rumah Sakit Umum Amanda). Pada ruas Medan-Berastagi-Kabanjahe-Sidikalang, untuk menghindari kemacetan di Pasar Tigapanah, pemudik dapat melalui jalur alternatif Medan-Tongkoh-Desa Basam-Barus Jahe-Tigajumpa-Sukanalu-Sinaman, keluar di simpang Sinaman menuju Sidikalang.

Terakhir, untuk ruas Kabanjahe-Berastagi-Medan guna menghindari kemacetan di jalur Kabanjahe-Berastagi, jalur alternatif yang telah disediakan yakni dari Kabanjahe-simp. Rumah Kabanjahe-Desa Kaban-simpang Desa Gurusinga, keluar di Jalan Udara.

“Meski begitu kami tidak selalu sarankan melalui jalur alternatif tersebut, sebab tidak semua kondisinya laik untuk dilalui. Sedikit informasi juga, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada Lebaran 2019, Dishub Kabupaten Karo mempersiapkan bus cadangan sebanyak tiga unit,” pungkasnya.

Beri Pelayanan Terbaik

Dishub Sumut sebelumnya mengimbau kepada seluruh perusahaan yang bergerak pada bisnis angkutan umum untuk memberikan pelayanan terbaik dan mengutamakan keselamatan bagi penumpang. “Kita sudah mengimbau seluruh pemilik moda transportasi umum untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang dan mengutamakan keselamatan,” kata Kadishub Sumut, Abdul Haris Lubis usai menghadiri Rapat Koordinasi Persiapan Lebaran 2019 di Kantor Gubsu, baru-baru ini.

Imbauan khusus diberikan kepada pemilik kapal mesin di Danau Toba. Ia berharap, pemudik atau wisatawan yang memanfaatkan momen Lebaran menggunakan transportasi air mendapatkan pelayanan keselamatan. Haris mengatakan, sudah meminta pemerintah setempat untuk melakukan pengawasan ketat di perairan danau itu. Ia tidak ingin peristiwa tenggelam Kapal Motor Sinar Bangun terulang kembali.

“Karena kewenangan itu kan ada pada mereka (pemerintah Toba-Samosir). Kita terus memberikan imbauan untuk membantu pengawasannya,” katanya. Saat ini, pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap kapal-kapal yang bersandar di seluruh titik pelabuhan Danau Toba. Tidak hanya melakukan pengecekan terhadap kapal, pihaknya juga mengecek semua kelengkapan keselamatan, seperti jaket pelampung.

“Kita antisipasi supaya jangan terjadi jadi kita koordinasi dengan pihak pihak terkait maupun ya kalau di sana,” ujarnya.

Untuk jumlah penumpang setiap kapal mesin itu, Haris mengaku belum mengetahui berapa orang yang bisa diangkut. Akan tetapi, dirinya meminta tidak ada kapal mesin yang mengangkut penumpang melebihi kapasitas.

“Kalau secara teknis daya belum mengetahui ya. Tapi yang penting tidak boleh terlalu banyak untuk mengangkut penumpang,” ujarnya. Saat ini, Dishub Sumut juga melakukan pengecekan terhadap jalur lintas antar kota hingga provinsi. Kata Haris, pihaknya bekerjasama dengan TNI/Polri dan BPBD dan Basarnas untuk memantau lokasi-lokasi rawan bencana. “Posko-posko pengamanan mudik saat ini juga sudah didirikan, untuk mengamankan kelancaran bagi para pemudik,” tutupnya.

Jalur Alternatif Langkat-Karo

Bagi warga Medan yang ingin mudik ke Kota Binjai dan Kabupaten Langkat hingga Provinsi Aceh, Kapolres Binjai AKBP Nugroho Tri Nuryanto menyarankan untuk dapat melintas Jalan Tol Medan-Binjai. Pasalnya, jembatan yang menghubungkan Kecamatan Sunggal, Deliserdang, dengan Kota Binjai sedang dilakukan pelebaran. “Jembatan di Simpang Megawati sedang diperbaiki. Untuk yang mudik, hindari Simpang Megawati karena itu titik rawan macet. Lebih baik lewat jalan tol,” sambung mantan Danyon A Pelopor Satbrimobdasu ini.

Selain Simpang Megawati, kata Nugroho, titik rawan macet juga berpotensi terjadi di Simpang Mapolsek Binjai dan Tugu Kota Binjai. Dia menambahkan, Polres Binjai mendirikan satu Posyan di Namu Sira-sira, Sei Bingai, Langkat. “Karena daerah itu (Namu Sira-sira) merupakan tempat wisata,” beber perwira menengah yang akrab disapa Nugie ini.

Kapolres juga menyarankan kepada pengendara yang berasal dari Kota Binjai dan Kabupaten Langkat yang ingin menuju tempat wisata Tanah Karo, dapat melintas dari Sei Bingai. Menurut dia, Jalur alternatif Sei Bingai sudah mulus. “Sudah bagus, aman. Bagi warga Kota Binjai dan Langkat yang mau ke Tanah Karo atau sebaliknya, dapat melintas jalanitu. Lebih efektif, daripada Jalur Sibolangi. Kami sudah mengeceknya,” beber Nugie. (dvs/prn/ted)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/