29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Puncak Arus Balik Libur Lebaran 2019, Jalur Aceh-Medan & Tebingtinggi Macet

Kondisi jalan macet saat
liburan 2019

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puncak arus balik libur Lebaran 1440 H di Sumatera Utara, Minggu (9/6), berlangsung relatif lancar, dengan beberapa titik kemacetan. Jalur Karo-Medan yang biasanya macet berjam-jam, tahun ini ramai lancar. Titik macet justru terjadi di jalur Langkat-Aceh, Aceh-Medan, dan Kota Tebingtinggi. Kemacetan paling parah ada di jalur Aceh-Medan, yang berlangsung hingga 4-5 jam.

“KEMACETAN di sini sudah terjadi sejak hari lebaran ketiga, yakni Jumat lalu. Puncaknya terjadi hari ini Minggu (9/6 ) saat masyarakat akan balik ke kota tempat kerjanya masing-masing,” ujar Wagiman, seorang sopir pribadi yang ditemui di sela-sela kemacetan di Pasar 4,5 antara jalinsum Tanjung Pura ke Stabat.

Wagiman menjelaskan, kemacetan mulai terjadi pukul 09.30 WIB pagi hingga pukul 22.30 WIB. Macet total terjadi selama 4 jam. “Saya yang hendak membawa keluarga dari Pangkalanbrandan menuju Medan, terjebak macet di Pasar 4.5 ini dari pukul 15.00 hingga pukul 20.00 WIB. Tidak bisa bergerak sedikitpun,” cetusnya lelah.

Setelah arus lalu-lintas melonggar sedikit, ia memilih putar arah dan istirahat di sebuah penginapan. “Toh mau kembali pulang pun tak bisa. Karena arus lalu lintas dari arah Stabat ke Aceh pun macet total. Pulang nggak bisa, pergi pun tak bisa, “ tutur Mas Wage dan beberapa sopir lainnya.

Menurut Mas Wage, kemacetan arus lalu lintas Langkat ke Aceh dan dari Aceh ke Medan terjadi karena jembatan penghubung yang terletak di Stabat hingga kini belum selesai dikerjakan. Untuk mengatasnya, petugas Lalu-Lintas Jalan Raya menggunakan sistim buka tutup.

“Kalau arus kenderaan dari arah Medan ke Aceh dibuka, kenderaan dari arah Aceh ke Medan ditahan, makanya antreannya jadi macet, panjang, dan menyita waktu kurang lebih 3 hingga 4 jam,” kata Mas Wage.

Wagiman dan Warga masyarakat yang kesehariannya menggunakan jalan raya lintas Sumatra Stabat meminta agar pemerintah Sumatera Utara segera menyelesaikan proses pengerjaan jembatan yang telah mangkrak sekian lama itu, agar dapat dipergunakan.

Polisi Lalu Lintas yang terus berjaga di setiap persimpangan jalan mulai Tanjung Pura hingga Stabat, saat ditemui mengatakan, terus siaga menertibkan arus lalu-lintas, sejak Selasa (4/6) hingga Minggu (9/6). “Karena badan jalan di atas jembatan sempit, kita siaga menggunakan sistim buka tutup, agar arus lalu-lintas tidak lumpuh total,” kata para petugas Polantas Polres Langkat.

Tebingtinggi Macet selama Lima Hari

Tak hanya jalur Aceh-Medan, Kota Tebingtinggi juga mengalami kemacetan selama libur lebaran 2019. Kemacetan berlangsung selama lima hari dengan kendaraan menumpuk sepanjang tiga kilometer.

Penyebabnya, terjadi penumpukan kenderaan di pintu masuk jalan tol Tebingtinggi-Medan. Meski pihak Jasa Marga Kualanamu Jalan Tol (JMKT) sudah melakukan pelebaran jalan di sepanjang menuju Kota Tebingtinggi, kemacetan tetap terjadi. Penumpukan kenderaan pribadi terjadi dari arah Tebingtinggi menuju pintu tol, dan sebaliknya dari Sei Rampah menuju Kota Tebingtinggi.

Selama seminggu, Polantas yang bertugas di pintu Tol Tebingtinggi Medan terlihat sibuk mengatur rekayasa untuk memecah kemacetan, dengan cara menutup dan membuka arus lalu-lintas secara bergantian. Meski demikian, kemacetan tetap terjadi.

Pantauan Sumut Pos, Minggu (9/6) sore, arus kenderaan yang masuk ke Tebingtinggi dan keluar tol cukup ramai. Kendaraan yang datang dari arah Kisaran dan Pematangsiantar menumpuk di Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi. Sementara di Simpang Beo Kota Tebingtinggi tidak tampak petugas kepolisian yang mengatur arus lalulintas menuju Medan. Padahal ada jalur alternatif menuju Medan yaitu melalui Dolok Masihul, Galang dan langsung ke Lubuk Pakam.

Semua kendaraan pribadi pemudik tampak memadati jalan menuju pintu tol. Akibatnya kemacetan terjadi.

Selain arus menuju pintu tol saja, arus jalinsum dari arah Medan menuju Kisaran dan Pematangsiantar juga macet, terutama di Simpang Beo Jalan KL Yos Sudarso. Biang kemacetan adalah rel perlintasan kereta api. Karena semua kenderaan melambat saat melintasi pintu perlintasan rel, sehingga kemacetan terjadi sepanjang satu kilometer.

Titik kemacetan juga terjadi di lokasi wisata air yang ada di Kota Tebingtinggi, seperti kolam renang Gundaling yang berada Jalinsum Tebingtinggi-Kisaran, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta Kota Tebingtinggi serta di pemandian Lubuk Indah di Jalan Gatot Subroto arah Pematangsiantar.

Salah seorang pengendara, Maslin (53) warga Sei Rampah Kota Tebingtinggi menuturkan, selama adanya pintu tol Tebingtinggi, jalan menuju Kota Tebingtinggi menjadi macet parah terutama pada hari-hari libur.

Diceritakan Maslin, pada lebaran ke dua, dua arah lalu-lintas, baik menuju Tebingtinggi dan menuju Sei Rampah, macet tepat di pintu masuk tol. Kemacetan berlangsung hingga malam.

“Saya heran mengapa terjadi kemacetan parah di Kota Tebingtinggi ini? Kemacetan terjadi hingga larut malam. Bahkan sepeda motor pun susah melintas. Diharapkan kepada pemerintah untuk kembali melebarkan jalan ataupun membuat jembatan layang hingga melintasi Jalan KL Yos Sudarso menuju Pematangsiantar dan Kisaran,” jelasnya.

Maslin juga berharap kepada pihak kepolisian untuk tetap mengatur arus lalu-lintas. Karena banyak pemilik kendaraan yang tidak bersabar antri di belakang.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi, AKP Enda Iwan, ketika dikonfirmasi terkait masalah kemacetan selama libur lebaran, belum bisa memberikan keterangan resminya melalui via telepon.

Jalur Karo-Medan ramai Lancar

Berbeda dengan rute-rute di atas, tiga kawasan pintu masuk ke Kota Medan, tampak ramai lancar meski dipadati kendaraan. Ketiga kawasan itu di antaranya Jalan Pancurbatu, SM Raja tepat di persimpangan menuju Terminal Amplas, dan Jalan TB Simatupang, di seputaran Terminal Pinang Baris Medan.

Hingga Minggu sore, arus lalulintas tampak masih terkendali. Penumpukan kendaraan terpantau berjalan lancar meski melambat.

Kapolrestabes Medan melalui Kepala Satuan Lalulintas (Kasatlantas) Polrestabes Medan, AKBP Juliani Prihatini mengatakan, Minggu merupakan puncak arus balik. “Karena hari Senin 11 Juni sebagian masyarakat sudah ada yang masuk kerja. Sejak Sabtu (8/6) malam sebenarnya arus balik sudah terjadi,” ungkap Juli.

Untuk mengantisipasi adanya peningkatan volume kendaraan, Satlantas Polrestabes Medan telah mengerahkan personel untuk bersiaga di sejumlah titik di ‘pintu masuk’ Kota Medan.

Di pintu masuk berada di Jalur Medan-Berastagi Jalan Jamin Ginting, Jalur Medan-Tanjung Morawa Jalan Sisingamangaraja, dan Jalan Medan-Binjai.

Polisi juga melakukan penutupan ruas-ruas jalan memutar yang berpotensi menyebabkan terjadi pelambatan arus kendaraan, seperti di kawasan Simpang Selayang tepatnya di pertigaan Jalan Jamin Ginting menuju Jalan Setiabudi Ujung. Polisi menutup jalan dari Jalan Jamin Ginting menuju Jalan Setiabudi Ujung. Memang kawasan ini kerap kali mengalami kemacetan.

Setidaknya ada 130 personel yang ditempatkan di beberapa objek seperti di titik jalur wisata Medan-Berastagi, Jalur SM Raja. “Saat ini yang jadi prioritas kami jalur wisata dari Medan-Tanah Karo dan sebaliknya. Setidaknya ada 18 titik yang kami ploting anggota guna mengantisipasi kemacetan,” ujarnya.

Ia menuturkan, sejak Jumat (7/6) kemarin kepadatan di jalur wisata Medan-Tanah Karo cukup padat. Penumpukan volume kendaraan terus terjadi mulai di titik Simpang Selayang Medan. “Mulai Jumat dan Sabtu ini yang paling padat sehingga jadi prioritas kita. Penumpukan kendaraan terjadi Jumat dan Sabtu. Sementara hari ini (Minggu) sampai sore terpantau mulai menurun, ramai lancar bahasanya,” paparnya.

Jadi prioritas jalur itu memang terjadi karena tidak adanya jalur alternatif lain yang menghubungkan Medan-Tanah Karo. Sementara arus kendaraan masyarakat yang hendak berwisata dan juga arus balik dari Medan ke Tanah Karo cukup tinggi. “Makanya sesuai arahan pak Kapolrestabes Medan kami prioritas kan jalur ini. Sudah tiga hari saya fokus di sini,” sebutnya.

Sementara di sejumlah titik kawasan ‘pintu masuk’ Kota Medan lainnya seperti di pintu Tol Amplas dan pintu Tol Jalan Letda Sujono, kepada volume kendaraan juga terjadi. Begitu Juliani mengklaim kalau kawasan tersebut cukup terkendali. Penumpukan kendaraan tampak di pintu masuk tol.

“Dari amatan di lapangan yang padat itu dari Medan menuju keluar Medan. Kita siasati dengan membuat lima gerbang masuk, sementara yang keluar dari tol dibuat tiga gerbang. Begitu juga di pintu gerbang tol Bandar Selamat juga kita buat begitu,” pungkas Juli. (mag-09/ian/dvs)

Kondisi jalan macet saat
liburan 2019

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Puncak arus balik libur Lebaran 1440 H di Sumatera Utara, Minggu (9/6), berlangsung relatif lancar, dengan beberapa titik kemacetan. Jalur Karo-Medan yang biasanya macet berjam-jam, tahun ini ramai lancar. Titik macet justru terjadi di jalur Langkat-Aceh, Aceh-Medan, dan Kota Tebingtinggi. Kemacetan paling parah ada di jalur Aceh-Medan, yang berlangsung hingga 4-5 jam.

“KEMACETAN di sini sudah terjadi sejak hari lebaran ketiga, yakni Jumat lalu. Puncaknya terjadi hari ini Minggu (9/6 ) saat masyarakat akan balik ke kota tempat kerjanya masing-masing,” ujar Wagiman, seorang sopir pribadi yang ditemui di sela-sela kemacetan di Pasar 4,5 antara jalinsum Tanjung Pura ke Stabat.

Wagiman menjelaskan, kemacetan mulai terjadi pukul 09.30 WIB pagi hingga pukul 22.30 WIB. Macet total terjadi selama 4 jam. “Saya yang hendak membawa keluarga dari Pangkalanbrandan menuju Medan, terjebak macet di Pasar 4.5 ini dari pukul 15.00 hingga pukul 20.00 WIB. Tidak bisa bergerak sedikitpun,” cetusnya lelah.

Setelah arus lalu-lintas melonggar sedikit, ia memilih putar arah dan istirahat di sebuah penginapan. “Toh mau kembali pulang pun tak bisa. Karena arus lalu lintas dari arah Stabat ke Aceh pun macet total. Pulang nggak bisa, pergi pun tak bisa, “ tutur Mas Wage dan beberapa sopir lainnya.

Menurut Mas Wage, kemacetan arus lalu lintas Langkat ke Aceh dan dari Aceh ke Medan terjadi karena jembatan penghubung yang terletak di Stabat hingga kini belum selesai dikerjakan. Untuk mengatasnya, petugas Lalu-Lintas Jalan Raya menggunakan sistim buka tutup.

“Kalau arus kenderaan dari arah Medan ke Aceh dibuka, kenderaan dari arah Aceh ke Medan ditahan, makanya antreannya jadi macet, panjang, dan menyita waktu kurang lebih 3 hingga 4 jam,” kata Mas Wage.

Wagiman dan Warga masyarakat yang kesehariannya menggunakan jalan raya lintas Sumatra Stabat meminta agar pemerintah Sumatera Utara segera menyelesaikan proses pengerjaan jembatan yang telah mangkrak sekian lama itu, agar dapat dipergunakan.

Polisi Lalu Lintas yang terus berjaga di setiap persimpangan jalan mulai Tanjung Pura hingga Stabat, saat ditemui mengatakan, terus siaga menertibkan arus lalu-lintas, sejak Selasa (4/6) hingga Minggu (9/6). “Karena badan jalan di atas jembatan sempit, kita siaga menggunakan sistim buka tutup, agar arus lalu-lintas tidak lumpuh total,” kata para petugas Polantas Polres Langkat.

Tebingtinggi Macet selama Lima Hari

Tak hanya jalur Aceh-Medan, Kota Tebingtinggi juga mengalami kemacetan selama libur lebaran 2019. Kemacetan berlangsung selama lima hari dengan kendaraan menumpuk sepanjang tiga kilometer.

Penyebabnya, terjadi penumpukan kenderaan di pintu masuk jalan tol Tebingtinggi-Medan. Meski pihak Jasa Marga Kualanamu Jalan Tol (JMKT) sudah melakukan pelebaran jalan di sepanjang menuju Kota Tebingtinggi, kemacetan tetap terjadi. Penumpukan kenderaan pribadi terjadi dari arah Tebingtinggi menuju pintu tol, dan sebaliknya dari Sei Rampah menuju Kota Tebingtinggi.

Selama seminggu, Polantas yang bertugas di pintu Tol Tebingtinggi Medan terlihat sibuk mengatur rekayasa untuk memecah kemacetan, dengan cara menutup dan membuka arus lalu-lintas secara bergantian. Meski demikian, kemacetan tetap terjadi.

Pantauan Sumut Pos, Minggu (9/6) sore, arus kenderaan yang masuk ke Tebingtinggi dan keluar tol cukup ramai. Kendaraan yang datang dari arah Kisaran dan Pematangsiantar menumpuk di Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi. Sementara di Simpang Beo Kota Tebingtinggi tidak tampak petugas kepolisian yang mengatur arus lalulintas menuju Medan. Padahal ada jalur alternatif menuju Medan yaitu melalui Dolok Masihul, Galang dan langsung ke Lubuk Pakam.

Semua kendaraan pribadi pemudik tampak memadati jalan menuju pintu tol. Akibatnya kemacetan terjadi.

Selain arus menuju pintu tol saja, arus jalinsum dari arah Medan menuju Kisaran dan Pematangsiantar juga macet, terutama di Simpang Beo Jalan KL Yos Sudarso. Biang kemacetan adalah rel perlintasan kereta api. Karena semua kenderaan melambat saat melintasi pintu perlintasan rel, sehingga kemacetan terjadi sepanjang satu kilometer.

Titik kemacetan juga terjadi di lokasi wisata air yang ada di Kota Tebingtinggi, seperti kolam renang Gundaling yang berada Jalinsum Tebingtinggi-Kisaran, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta Kota Tebingtinggi serta di pemandian Lubuk Indah di Jalan Gatot Subroto arah Pematangsiantar.

Salah seorang pengendara, Maslin (53) warga Sei Rampah Kota Tebingtinggi menuturkan, selama adanya pintu tol Tebingtinggi, jalan menuju Kota Tebingtinggi menjadi macet parah terutama pada hari-hari libur.

Diceritakan Maslin, pada lebaran ke dua, dua arah lalu-lintas, baik menuju Tebingtinggi dan menuju Sei Rampah, macet tepat di pintu masuk tol. Kemacetan berlangsung hingga malam.

“Saya heran mengapa terjadi kemacetan parah di Kota Tebingtinggi ini? Kemacetan terjadi hingga larut malam. Bahkan sepeda motor pun susah melintas. Diharapkan kepada pemerintah untuk kembali melebarkan jalan ataupun membuat jembatan layang hingga melintasi Jalan KL Yos Sudarso menuju Pematangsiantar dan Kisaran,” jelasnya.

Maslin juga berharap kepada pihak kepolisian untuk tetap mengatur arus lalu-lintas. Karena banyak pemilik kendaraan yang tidak bersabar antri di belakang.

Kasat Lantas Polres Tebingtinggi, AKP Enda Iwan, ketika dikonfirmasi terkait masalah kemacetan selama libur lebaran, belum bisa memberikan keterangan resminya melalui via telepon.

Jalur Karo-Medan ramai Lancar

Berbeda dengan rute-rute di atas, tiga kawasan pintu masuk ke Kota Medan, tampak ramai lancar meski dipadati kendaraan. Ketiga kawasan itu di antaranya Jalan Pancurbatu, SM Raja tepat di persimpangan menuju Terminal Amplas, dan Jalan TB Simatupang, di seputaran Terminal Pinang Baris Medan.

Hingga Minggu sore, arus lalulintas tampak masih terkendali. Penumpukan kendaraan terpantau berjalan lancar meski melambat.

Kapolrestabes Medan melalui Kepala Satuan Lalulintas (Kasatlantas) Polrestabes Medan, AKBP Juliani Prihatini mengatakan, Minggu merupakan puncak arus balik. “Karena hari Senin 11 Juni sebagian masyarakat sudah ada yang masuk kerja. Sejak Sabtu (8/6) malam sebenarnya arus balik sudah terjadi,” ungkap Juli.

Untuk mengantisipasi adanya peningkatan volume kendaraan, Satlantas Polrestabes Medan telah mengerahkan personel untuk bersiaga di sejumlah titik di ‘pintu masuk’ Kota Medan.

Di pintu masuk berada di Jalur Medan-Berastagi Jalan Jamin Ginting, Jalur Medan-Tanjung Morawa Jalan Sisingamangaraja, dan Jalan Medan-Binjai.

Polisi juga melakukan penutupan ruas-ruas jalan memutar yang berpotensi menyebabkan terjadi pelambatan arus kendaraan, seperti di kawasan Simpang Selayang tepatnya di pertigaan Jalan Jamin Ginting menuju Jalan Setiabudi Ujung. Polisi menutup jalan dari Jalan Jamin Ginting menuju Jalan Setiabudi Ujung. Memang kawasan ini kerap kali mengalami kemacetan.

Setidaknya ada 130 personel yang ditempatkan di beberapa objek seperti di titik jalur wisata Medan-Berastagi, Jalur SM Raja. “Saat ini yang jadi prioritas kami jalur wisata dari Medan-Tanah Karo dan sebaliknya. Setidaknya ada 18 titik yang kami ploting anggota guna mengantisipasi kemacetan,” ujarnya.

Ia menuturkan, sejak Jumat (7/6) kemarin kepadatan di jalur wisata Medan-Tanah Karo cukup padat. Penumpukan volume kendaraan terus terjadi mulai di titik Simpang Selayang Medan. “Mulai Jumat dan Sabtu ini yang paling padat sehingga jadi prioritas kita. Penumpukan kendaraan terjadi Jumat dan Sabtu. Sementara hari ini (Minggu) sampai sore terpantau mulai menurun, ramai lancar bahasanya,” paparnya.

Jadi prioritas jalur itu memang terjadi karena tidak adanya jalur alternatif lain yang menghubungkan Medan-Tanah Karo. Sementara arus kendaraan masyarakat yang hendak berwisata dan juga arus balik dari Medan ke Tanah Karo cukup tinggi. “Makanya sesuai arahan pak Kapolrestabes Medan kami prioritas kan jalur ini. Sudah tiga hari saya fokus di sini,” sebutnya.

Sementara di sejumlah titik kawasan ‘pintu masuk’ Kota Medan lainnya seperti di pintu Tol Amplas dan pintu Tol Jalan Letda Sujono, kepada volume kendaraan juga terjadi. Begitu Juliani mengklaim kalau kawasan tersebut cukup terkendali. Penumpukan kendaraan tampak di pintu masuk tol.

“Dari amatan di lapangan yang padat itu dari Medan menuju keluar Medan. Kita siasati dengan membuat lima gerbang masuk, sementara yang keluar dari tol dibuat tiga gerbang. Begitu juga di pintu gerbang tol Bandar Selamat juga kita buat begitu,” pungkas Juli. (mag-09/ian/dvs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/