MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah wilayah di Kota Medan kerap dilanda banjir setiap turun hujan, seperti yang terjadi Rabu (19/6) sore kemarin. Kondisi ini membuat Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi gusar. Dia pun memaksa pihak terkait agar Kota Medan harus bebas banjir paling lama tahun 2022.
PENEGASAN itu disampaikan Edy saat memimpin rapat penanggulangan banjir Kota Medan bersama Pemko Medan diwakili Kepala Dinas PU Kota Medan Isya Anshari, Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II, Ditjen Sumber Daya Air, dan Kementerian PUPR, di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Nomor 30, Medan, Rabu (19/6). “Harus bisa diwujudkan program Medan Menuju Bebas Banjir 2022. Mari kita kerja sama untuk merperbaikinya. Maaf bila saya memaksakan kehendak, tapi ini bukan untuk saya, untuk kepentingan rakyat Sumut. Kasihan rakyat kita, sudah bertahun-tahun merasakan banjir,” kata Edy memulai rapat.
Dia pun berpesan agar BWS dan Pemko Medan jangan bekerja sendiri-sendiri. “Kalian jangan main sendiri-sendiri. BWS dikirim dari Jakarta untuk mengkoordinir ini. Kalau Pemko Medan main sendiri, BWS main sendiri, tak akan selesai masalah banjir ini. Apa pun alasanya, ini harus kita kerjakan dengan serius,” tegas Edy.
Nantinya bila diperlukan pembebasan lahan, Edy memerintahkan agar pemerintah membayarnya sesuai harga. “Kurangi dampak yang membuat rakyat rugi, besok saya mau bertemu camatn
atau lurah di daerah sekitaran sungai yang akan dinormalisasi. Kalau memang harus dilakukan pembebasan lahan, kita harus bayarkan sesuai harganya,” tambah Edy.
Secara terpisah, Kepala Seksi Perencanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Herbet Sihite menjelaskan, saat ini ada empat sungai yang menjadi prioritas utama. “Ada empat sungai yang akan ditangani terlebih dahulu, seperti Sungai Sekambing, Sungai Selayang, Sei Putih dan Sungai Badera. Sungai Badera ini belum pernah kita tangani sebelumnya. Empat sungai ini menjadi prioritas karena ketika banjir airnya meluap mempengaruhi lokasi lokasi penting seperti Kampus USU, simpang Simalingkar,” tutur Herbet.
Dia juga menjelaskan, besar debit banjir tersebut dapat diperkirakan menurut periode ulangnya, yang sekaligus menggambarkan tingkat pengendalian banjir. “Sebenarnya banjir itu ada periodenya, ada periode 2 tahunan, ada periode 10 tahunan dan ada juga periode 25 tahunan. Di negara maju sekali pun tidak mungkin tidak terjadi banjir, tapi periode terjadinya banjir bisa kita kendalikan. Untuk Medan harusnya bisa dikendalikan hingga Q-25 (periode 25 tahunan),” ungkap Herbet.
Hujan Deras, Sejumlah Kawasan Banjir
Hujan deras yang melanda Kota Medan, Rabu (19/6) sore, mengakibatkan sejumlah kawasan mengalami kebanjiran. Banjir melanda badan jalan dan menggenangi rumah warga.
Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Muhammad Yunus menyampaikan, berdasarkan data yang dihimpun, beberapa lokasi yang mengalami kemacetan dan banjir, antara lain Jalan Dr Mansyur, Simpang Jalan Kapten Muslim, seputaran Jalan Asrama, Jalan Wahid Hasyim. Selain itu, seputaran Tanjung Morawa hingga Marendal saat ini juga terpantau macet. “Kemacetan ini dikarenakan faktor banjir,” ungkapnya kepada wartawan.
Pantuan Sumut Pos, banjir paling parah dialami warga di Kecamatan Medan Selayang. Selain ruas jalan, ratusan rumah juga mengalami banjir. Banjir melanda lain Jalan Bunga Mawar, Jalan Bunga Wijaya, Jalan Bunga Cempaka dan Jalan Bunga Teratai. “Di sini, memang kerap banjir asal hujan deras. Tapi kali ini lebih parah,” ujar B Ginting, warga Jalan Mawar.
Bukan hanya itu, banjir juga melanda Jalan Dr Mansyur, Kawasan USU. Jalan ini digenangi air setinggi lutut orang dewasa. Banjir juga terjadi di Jalan AH Nasution, tepatnya di depan Komplek Ruko Metrolink. Kemudian Jalan Sisingamangaraja, depan Pool Bus PT Makmur dan Jalan Gatot Subroto, depan Makodam I/BB.
Selain merendam rumah, tingginya debit air menyebabkan banyak pengendara mengurungkan niat melintasi ruas jalan yang dilanda banjir. Sedangkan sebagian pengendara yang memberanikan diri menerobos banjir akhirnya mogok dan terpaksa mendorong kendaraanannya. Akibatnya terjadi kemacetan cukup panjang.
“Tolonglah Pemko Medan untuk mencarikan solusi bagaimana mengatasi banjir ini. Masa asal hujan deras, terjadi banjir,” ungkap Siagian, salah seorang pengendara di Jalan Dr Mansyur. (prn/ris)