30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Hanura dan PSI Belum Pikirkan Pilkada 2020, Demokrat Intip Peluang Usung Kader

file/sumutpos
Burhanuddin Sitepu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meraih empat kursi di DPRD Medan pada Pemilu 2019 lalu, bukan berarti Partai Demokrat tidak bisa mengusung kadernya sebagai bakal calon Wali Kota maupun Wakil Wali Kota Medan. Saat ini, partai berlambang mercy itu masih mengintip peluang untuk mengusung kadernya di Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Medan 2020n

Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan, Burhanuddin Sitepu mengatakan, raihan empat kursi pada Pemilu 2019 lalu memaksa mereka untuk berkoalisi dengan partai politik lain untuk mengusung satu pasangan calon. Karenanya, sebut Burhan, Demokrat masih mengintip peluang untuk mengajukan kadernya di Pilwako Medan mendatang.

“Bukan berarti dengan mendapatkan empat kursi menutup peluang Demokrat untuk mengajukan kadernya. Semua masih bisa terjadi. Kalau memang ada kesempatan, kami akan mengajukan kader kami sendiri. Paling tidak calon wakil walikota, tentu kami akan prioritaskan kader kami sendiri,” ucap Burhanuddin Sitepu kepada Sumut Pos, Rabu (19/6).

Namun, Burhanuddin tidak menampik apabila memang kadernya tidak terpilih sebagai calon wali kota atau calon wakil walikota. Untuk itu, sebut Burhanuddin, semua kembali ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat dalam memutuskan siapa bakal calon yang akan diusung.

“Maka kembali lagi, Demokrat itu punya mekanisme sendiri. Soal apakah kami akan mengusung kader sendiri atau menjadi pendukung calon dari partai lain, semua itu tidak bisa diputuskan oleh pengurus di daerah, melainkan harus ada persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Pimpinan Pusat,” jelasnya.

Begitupun dengan nama-nama kader Demokrat yang kemungkinan bakal diusung dalam Pilwako 2020. Burhanuddin menyebutkan, masih harus membicarakan hal itu dengan pimpinan pusat. “Kalau memang ada kemungkinan untuk kader kami maju, maka kami panggil ketua-ketua DPAC kami untuk mengusulkan nama-nama yang pantas diusung. Lalu nama-nama itulah yang nantinya akan kami ajukan ke pusat dan akan diputuskan oleh pimpinan di pusat. Intinya finalnya itu ada dipusat” bebernya lagi.

Berbeda dengan Demokrat, Hanura dan PSI justru masih enggan berkomentar banyak terkait hal ini. Keduanya mengaku sama sekali belum membicarakan hal itu di internal partainya. “Dengan perolehan 2 kursi, kami memang harus berkoalisi dalam Pilkada Medan nanti. Masalah kami akan mengusung kader kami sendiri atau tidak, itu belum tahu,” ucap Ketua DPC Partai Hanura Kota Medan, Hendra DS kepada Sumut Pos, Rabu (19/6).

Begitu pun dengan partai-partai yang bakal menjadi teman koalisi Hanura, Hendra menyebutkan, belum ada pembicaraan dengan partai lain. “Belum ada komunikasi dengan teman-teman di partai lain,” katanya.

Senada dengan Hanura, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Medan juga menyebutkan belum mengetahui, apakah akan mengajukan kadernya sendiri ataukah menjadi partai pendukung dari calon dari partai lainnya. “Masih belum dibicarakan. Mungkin dalam beberapa waktu ke depan akan kami bahas. Dan sampai sekarang juga belum ada pembicaraan dengan partai-partai lain, mungkin karena terlalu cepat untuk membicarakannya saat ini,” kata Ketua DPC PSI Kota Medan, Fahri kepada Sumut Pos.

Pengamat Politik dari UMSU, Dr Arifin Saleh Siregar menilai, Pilwako 2020 ini akan lebih semarak dibanding dengan 2015 lalu. Dia meyakini, pasangan calon yang akan bertarung lebih dari dua pasangan. “Kesemarakannya bisa dilihat dari berbagai hal, diantaranya jumlah kontestan pasangan yang akan bertarung akan lebih banyak dibanding Pilkada yang lalu. Kalau sebelumnya hanya dua pasangan, yakni Eldin-Ahyar dan Ramadan Pohan-Edy Kesuma, kali ini akan lebih banyak,” kata Arifin Saleh Siregar kepada Sumut Pos, Rabu (19/6).

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UMSU itu juga menganalisis, kompetisi Pilwako Medan juga akan diikuti paslon dari jalur indenpenden. “Saya yakin, selain pasangan dari jalur partai politik juga akan ada pasangan yang muncul dari perseorangan,” sebut Arifin.

Ia juga mengungkapkan, perubahan komposisi partai politik di DPRD Medan juga akan menambah kesemarakan tersebut. Banyaknya pasangan yang akan maju juga tak terlepas dari perubahan komposisi tersebut. “Meski parpol pemenang tetap PDIP, tapi signifikannya kenaikan suara Gerindra, PKS, PAN akan ikut menambah semarak dan ketatnya proses pemilihan dan penetapan kandidat wali kota yang akan maju,” sebut Arifin yang juga mantan wartawan ini.

Arifin mengatakan, tensi politik di Kota Medan terus bergejolak. Karena, masyarakat dihadapankan dengan Pemilu secara berturut di 3 tahun ini, yakni Pilkada Sumut, Pileg dan Pilpres, dan kini kembali dihadapkan dengan Pilwako Medan. “Kemudian, nuansa dan suhu politik juga akan lebih semarak. Selain karena efek Pemilu serentak (Pileg dan Pilpres) 2019 yang sangat dekat dengan Pilkada 2020, kesemarakan ini juga tak terlepas dari adanya 23 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada di Sumut,” kata Arifin.Kesemarakan berikutnya, sebut Arifin, ada pada partisipasi pemilih. Pilkada 2020 ini akan lebih tinggi dibanding Pilkada Kota Medan 2015, lalu. Dimana, naiknya partisipasi pemilih nantinya tidak terlepas dari banyaknya pasangan calon yang akan bertarung. “Sudah munculnya berbagai kandidat, baik dari latat belakang anggota dewan, pengusaha, aktivis, maupun akademisi juga ikut menyemarakkan Pilkada 2020 ini,” ujarnya.

Selain itu, keberadaan Kota Medan yang selalu menjadi perhatian pusat. Arifin mengungkapkan, Pilkada 2020 ini juga tidak akan lepas dari perhatian pusat. Elit-elit politik di Jakarta termasuk kalangan istana akan terus memantau Pilkada Medan itu. “Dan bisa dipastikan para elit parpol akan terlibat langsung dalam menentukan siapa saja calon yang akan maju,” kata Arifin.

Hal itu, dikarenakan Medan kota terbesar ketiga di Indonesia, juga banyak kepentingan dan menjadi gengsi para elit Parpol untuk meraih kemengan dalam Pilkada Medan. “Memenangkan Pilkada Medan juga menjadi salah satu indikator kesuksesan partai politik. Intinya, “Jakarta” tidak akan membiarkannya dan mereka akan ikut terlibat dan itu akan menambah dinamika dan kesemarakan Pilkada Medan 2020. Kota Medan akan jadi ukuran bagi parpol,” pungkas Arifin. (mag-1/gus)

file/sumutpos
Burhanuddin Sitepu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meraih empat kursi di DPRD Medan pada Pemilu 2019 lalu, bukan berarti Partai Demokrat tidak bisa mengusung kadernya sebagai bakal calon Wali Kota maupun Wakil Wali Kota Medan. Saat ini, partai berlambang mercy itu masih mengintip peluang untuk mengusung kadernya di Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Medan 2020n

Ketua DPC Partai Demokrat Kota Medan, Burhanuddin Sitepu mengatakan, raihan empat kursi pada Pemilu 2019 lalu memaksa mereka untuk berkoalisi dengan partai politik lain untuk mengusung satu pasangan calon. Karenanya, sebut Burhan, Demokrat masih mengintip peluang untuk mengajukan kadernya di Pilwako Medan mendatang.

“Bukan berarti dengan mendapatkan empat kursi menutup peluang Demokrat untuk mengajukan kadernya. Semua masih bisa terjadi. Kalau memang ada kesempatan, kami akan mengajukan kader kami sendiri. Paling tidak calon wakil walikota, tentu kami akan prioritaskan kader kami sendiri,” ucap Burhanuddin Sitepu kepada Sumut Pos, Rabu (19/6).

Namun, Burhanuddin tidak menampik apabila memang kadernya tidak terpilih sebagai calon wali kota atau calon wakil walikota. Untuk itu, sebut Burhanuddin, semua kembali ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat dalam memutuskan siapa bakal calon yang akan diusung.

“Maka kembali lagi, Demokrat itu punya mekanisme sendiri. Soal apakah kami akan mengusung kader sendiri atau menjadi pendukung calon dari partai lain, semua itu tidak bisa diputuskan oleh pengurus di daerah, melainkan harus ada persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Pimpinan Pusat,” jelasnya.

Begitupun dengan nama-nama kader Demokrat yang kemungkinan bakal diusung dalam Pilwako 2020. Burhanuddin menyebutkan, masih harus membicarakan hal itu dengan pimpinan pusat. “Kalau memang ada kemungkinan untuk kader kami maju, maka kami panggil ketua-ketua DPAC kami untuk mengusulkan nama-nama yang pantas diusung. Lalu nama-nama itulah yang nantinya akan kami ajukan ke pusat dan akan diputuskan oleh pimpinan di pusat. Intinya finalnya itu ada dipusat” bebernya lagi.

Berbeda dengan Demokrat, Hanura dan PSI justru masih enggan berkomentar banyak terkait hal ini. Keduanya mengaku sama sekali belum membicarakan hal itu di internal partainya. “Dengan perolehan 2 kursi, kami memang harus berkoalisi dalam Pilkada Medan nanti. Masalah kami akan mengusung kader kami sendiri atau tidak, itu belum tahu,” ucap Ketua DPC Partai Hanura Kota Medan, Hendra DS kepada Sumut Pos, Rabu (19/6).

Begitu pun dengan partai-partai yang bakal menjadi teman koalisi Hanura, Hendra menyebutkan, belum ada pembicaraan dengan partai lain. “Belum ada komunikasi dengan teman-teman di partai lain,” katanya.

Senada dengan Hanura, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Medan juga menyebutkan belum mengetahui, apakah akan mengajukan kadernya sendiri ataukah menjadi partai pendukung dari calon dari partai lainnya. “Masih belum dibicarakan. Mungkin dalam beberapa waktu ke depan akan kami bahas. Dan sampai sekarang juga belum ada pembicaraan dengan partai-partai lain, mungkin karena terlalu cepat untuk membicarakannya saat ini,” kata Ketua DPC PSI Kota Medan, Fahri kepada Sumut Pos.

Pengamat Politik dari UMSU, Dr Arifin Saleh Siregar menilai, Pilwako 2020 ini akan lebih semarak dibanding dengan 2015 lalu. Dia meyakini, pasangan calon yang akan bertarung lebih dari dua pasangan. “Kesemarakannya bisa dilihat dari berbagai hal, diantaranya jumlah kontestan pasangan yang akan bertarung akan lebih banyak dibanding Pilkada yang lalu. Kalau sebelumnya hanya dua pasangan, yakni Eldin-Ahyar dan Ramadan Pohan-Edy Kesuma, kali ini akan lebih banyak,” kata Arifin Saleh Siregar kepada Sumut Pos, Rabu (19/6).

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UMSU itu juga menganalisis, kompetisi Pilwako Medan juga akan diikuti paslon dari jalur indenpenden. “Saya yakin, selain pasangan dari jalur partai politik juga akan ada pasangan yang muncul dari perseorangan,” sebut Arifin.

Ia juga mengungkapkan, perubahan komposisi partai politik di DPRD Medan juga akan menambah kesemarakan tersebut. Banyaknya pasangan yang akan maju juga tak terlepas dari perubahan komposisi tersebut. “Meski parpol pemenang tetap PDIP, tapi signifikannya kenaikan suara Gerindra, PKS, PAN akan ikut menambah semarak dan ketatnya proses pemilihan dan penetapan kandidat wali kota yang akan maju,” sebut Arifin yang juga mantan wartawan ini.

Arifin mengatakan, tensi politik di Kota Medan terus bergejolak. Karena, masyarakat dihadapankan dengan Pemilu secara berturut di 3 tahun ini, yakni Pilkada Sumut, Pileg dan Pilpres, dan kini kembali dihadapkan dengan Pilwako Medan. “Kemudian, nuansa dan suhu politik juga akan lebih semarak. Selain karena efek Pemilu serentak (Pileg dan Pilpres) 2019 yang sangat dekat dengan Pilkada 2020, kesemarakan ini juga tak terlepas dari adanya 23 kabupaten/kota yang menggelar Pilkada di Sumut,” kata Arifin.Kesemarakan berikutnya, sebut Arifin, ada pada partisipasi pemilih. Pilkada 2020 ini akan lebih tinggi dibanding Pilkada Kota Medan 2015, lalu. Dimana, naiknya partisipasi pemilih nantinya tidak terlepas dari banyaknya pasangan calon yang akan bertarung. “Sudah munculnya berbagai kandidat, baik dari latat belakang anggota dewan, pengusaha, aktivis, maupun akademisi juga ikut menyemarakkan Pilkada 2020 ini,” ujarnya.

Selain itu, keberadaan Kota Medan yang selalu menjadi perhatian pusat. Arifin mengungkapkan, Pilkada 2020 ini juga tidak akan lepas dari perhatian pusat. Elit-elit politik di Jakarta termasuk kalangan istana akan terus memantau Pilkada Medan itu. “Dan bisa dipastikan para elit parpol akan terlibat langsung dalam menentukan siapa saja calon yang akan maju,” kata Arifin.

Hal itu, dikarenakan Medan kota terbesar ketiga di Indonesia, juga banyak kepentingan dan menjadi gengsi para elit Parpol untuk meraih kemengan dalam Pilkada Medan. “Memenangkan Pilkada Medan juga menjadi salah satu indikator kesuksesan partai politik. Intinya, “Jakarta” tidak akan membiarkannya dan mereka akan ikut terlibat dan itu akan menambah dinamika dan kesemarakan Pilkada Medan 2020. Kota Medan akan jadi ukuran bagi parpol,” pungkas Arifin. (mag-1/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/