MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bayi kembar siam yang dempet perut, Adam dan Malik, segera menjalani operasi pemisahan tubuhnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan. Kini, kondisi bayi asal Tapanuli Utara (Taput) yang sudah 7 bulan dirawat tersebut sangat baik dan sehat dengan panjang badan 65 cm serta berat 17 kg.
Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan, untuk operasi pemisahan tubuh bayi sudah dibentuk tim medis. Tim yang dibentuk melibatkan banyak bagian, mulai dari dokter anak, dokter bedah anak, radiologi, jantung dan lain sebagainya. “Tim sebenarnya sudah beberapa kali rapat untuk penanganannya, akan tetapi memang belum ditentukan waktunya. Saat ini masih persiapan memenuhi sarana dan prasarana,” ujar Rosa.
Menurut Rosa, meski saat ini kondisi Adam dan Malik dalam keadaan sehat, namun tetap harus ada analisis risiko. Hal ini untuk mengantisipasi banyak kemungkinan. Namun begitu, tim dokter optimis dengan operasi yang akan dilakukan. Sebab, berdasarkan pengalaman tahun 2017 tim dokter juga sudah berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet Sahira dan Fahira yang mengalami kelainan pada jantung. “Sampai sekarang kondisinya (Sahira dan Fahira) sehat dan operasi berhasil. Kini, usianya sudah dua tahun. Nah, untuk Adam dan Malik tidak sesulit itu karena kondisinya sehat,” katanya.
Sedangkan biaya perawatan Adam dan Malik, lanjut Rosa, ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Namun, untuk kebutuhan sehari-hari tidak lantaran ibu dan bapaknya mengalami kesulitan ekonomi. Begitu juga dengan kebutuhan popok, tisu bayi, minyak dan lainnya. “Selama ini ibu dan bapaknya sudah curhat kurang mampu, sehingga perawat dan dokter patungan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari Adam dan Malik,” ucapnya.
Pun begitu, kata Rosa, pihak Pemkab Taput sudah datang untuk memberikan kebutuhan keperluan atau perlengkapan sehari-hari kedua bayi tersebut. “Beberapa hari lalu Pemkab Taput dari Dinas Sosial sudah memberikan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, orang tua Adam dan Malik juga sudah dipanggil bupati (Taput),” pungkas dia.
Sementara, di ruang perinatologi, Adam dan Malik tampak ceria duduk di pangkuan ibunya, Noorida Sihombing yang ditemani suaminya, Juliadi Silitonga (29). Tingkahnya lucu seperti bayi pada umumnya.
Juliadi Silitonga mengaku, sudah melewati masa lelahnya. Selama 7 bulan, dia berada di rumah sakit tersebut menunggu kedua buah hatinya secara bergantian dengan istrinya. Namun, saat ini dia berpasrah dengan keadaan karena kesulitan ekonomi. Sebab, pria empat anak ini hanya memiliki pekerjaan sebagai buruh getah karet. “Ini anak kami ketiga dan keempat, saya tidak menyangka dengan keadaan Adam dan Malik,” ucapnya.
Diutarakan Juliadi, Adam dan Malik lahir di RSUD Sibolga dengan berat badan 4,7 kg. Setelah dirawat selama beberapa hari, kemudian dipindah ke RSUP Haji Adam Malik, Medan.
“Saya sempat berpikir untuk membawanya pulang ke rumah, di Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Taput dan merawatnya di sana. Namun, pihak rumah sakit melarang karena alasan medis,” tuturnya.
Ia mengaku sudah pontang-panting merawat Adam dan Malik. Sebab harus meninggalkan anak pertama dan keduanya yang dititipkan ke orangtua serta mertuanya. Anak pertama adalah Jevanya Joi Silitonga (5), berada di Desa Manalu Purba. Sedangkan anak kedua, Rahel Silitonga (2,5) di Tapanuli Selatan.
“Pekerjaan saya sebagai buruh tak lagi bisa dilakukan karena harus merawat Adam dan Malik. Tapi, beruntung karena biaya perawatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Akan tetapi, untuk membeli popok dan perlengkapan bayi tidak punya uang sehingga mengharapkan uluran tangan donatur yang datang,” ungkapnya.
Disinggung mengenai operasi pemisahan kedua anaknya, Juliadi tak menampik. Kata dia, sebelumnya sudah ada pembicaraan dengan tim dokter namun belum ada ditentukan tanggal dan waktunya. “Kondisi kedua bayi saat ini sehat dan sudah bisa dilakukan operasi pemisahan. Harapannya, operasi nanti berjalan lancar dan mudah-mudahan sehat,” ujarnya. (ris/ila)