32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

25 Tahun Menabung, Pedagang Sayur Akhirnya Berangkat Haji, Alhamdulillah Saya Nabung, Nggak Minta-minta…

ANTRE: Rosmawati, calhaj asal Kota Medan saat mengantre menuju ruang pemeriksaan X-ray Aula Madinatul Hujjaj, Senin (15/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usianya tak muda lagi, tapi tak menyurutkan niat Rosmawati (66), untuk menunaikan rukun Islam kelima. Tergabung dalam calon jamaah haji (calhaj) kloter 4 asal Medan dan Kabupaten Asahan, warga Kelurahan Titipapan, Medan Deli ini, akhirnya bisa berangkat haji dari jerih payahnya berjualan sayur.

WANITA yang sedang mengantre menuju ruang pemeriksaan X-Ray Asrama Haji ini bercerita dirinya sangat merindukan panggilan Allah ke Tanah Suci. Tepat 25 tahun yang lalu, ia mulai menyisihkan sedikit demi sedikit rezekinya dari hasil berjualan sayur di Pasar Titipapan. “25 Tahun saya nabung. Jadi pas terkumpul beberapa juta, saya daftar haji bulan 11 tahun 2011 dan baru bisa berangkat hari ini,” ujar Rosmawati, saat ditemui Sumut Pos, Senin (15/7).

Dikatakannya, ia tak bisa memastikan berapa rezeki yang ia sisihkan untuk berangkat ke Tanah Suci setiap harinya. Saat sayuran lancar dijual, dirinya mengaku menabung lebih banyak, Namun saat sebaliknya, ia terpaksa menyisihkan beberapa ribu saja. Keberangkatannya kali ini pun sangat ia syukuri meski tanpa ditemani sang suami yang telah meninggal dunia pada 2005 silam.

Sehari-hari di rumah, Rosmawati juga hidup seorang diri. Tujuh anaknya telah menikah dan tinggal bersama keluarga kecilnya. Beberapa diantara anak-anak masih ada yang sering datang membawa cucu ke rumahnya. “Anak ada tujuh. Ada yang di Jakarta ada yang di Surabaya ada juga yang di sini. Beberapa kali cucu sering ke rumah. Kalau soal haji ini, saya ya nabung sendiri. Alhamdulillah nggak minta-minta,” ujarnya.

Rosmawati berharap, keberangkatannya kali ini menuju Tanah Suci dapat memberikan keberkahan pada dirinya, menjaga keimanan kepada Allah. Di usianya yang sudah sepuh, ia tak banyak meminta apa-apa, sebab haji adalah kewajibannya sebagai seorang muslim yang mampu. “Mudah-mudahan bisa ningkatkan iman, ningkatkan taqwa. Bisa pulang kembali sehat. Itu sajalah,” imbuh wanita pemilik data manifes 356 ini.

Dalam keberangkatan ke Tanah Suci, perasaan campur aduk tengah menyelimutinya. Satu sisi sedih, karena harus meninggalkan orang-orang yang disayanginya. Di sisi lain, Rosmawati merasa bahagia. “Bahagia, karna saya bisa berangkat haji ke Makkah memenuhi panggilan Allah Swt,” pungkasnya.

Niat yang kuat untuk berangkat beribadah haji juga tertanam dalam hati seorang penjual lontong sayur, Ania Tata Marya. Dia gigih mengumpulkan rupiah demi menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Niatnya selama 15 tahun menabung, akhirnya terbayar pada tahun ini.

Ania mengaku mengumpulkan Rp30 ribu dalam sehari dari hasil penjualan lontong yang sehari-hari dilakoninya. “Saya menabung selama 15 tahun. Lalu mendaftar pada 2011, dan lunas 2018,” ujarnya.

Sebelumnya, dia juga sempat berniat menunaikan ibadah haji bersama suami tercinta. Namun takdir berkata lain, karena sang suami justru lebih dulu meninggal dunia. Kini dia pergi ke Tanah Suci seorang diri untuk menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut.

Dengan nomor manifest 230, Ania tergabung di kelompok terbang (kloter) pertama asal Kota Medan. Dia berharap, dapat menjalankan ibadah haji dengan maksimal hingga pulang sebagai haji yang mabrur. “Harapannya bisa jadi haji mabrur, dengan beribadah semaksimal mungkin di sana,” ujar dia.

Menurut dia, untuk bisa pergi ke Tanah Suci, tak melulu soal kemampuan finansial. Hal yang paling pertama disiapkan yaitu niat. Karena menabung selama 15 tahun bukanlah hal mudah, namun karena sudah bulat untuk pergi haji, dia pun menyanggupi peluang menjalankan ibadah haji. (man)

ANTRE: Rosmawati, calhaj asal Kota Medan saat mengantre menuju ruang pemeriksaan X-ray Aula Madinatul Hujjaj, Senin (15/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Usianya tak muda lagi, tapi tak menyurutkan niat Rosmawati (66), untuk menunaikan rukun Islam kelima. Tergabung dalam calon jamaah haji (calhaj) kloter 4 asal Medan dan Kabupaten Asahan, warga Kelurahan Titipapan, Medan Deli ini, akhirnya bisa berangkat haji dari jerih payahnya berjualan sayur.

WANITA yang sedang mengantre menuju ruang pemeriksaan X-Ray Asrama Haji ini bercerita dirinya sangat merindukan panggilan Allah ke Tanah Suci. Tepat 25 tahun yang lalu, ia mulai menyisihkan sedikit demi sedikit rezekinya dari hasil berjualan sayur di Pasar Titipapan. “25 Tahun saya nabung. Jadi pas terkumpul beberapa juta, saya daftar haji bulan 11 tahun 2011 dan baru bisa berangkat hari ini,” ujar Rosmawati, saat ditemui Sumut Pos, Senin (15/7).

Dikatakannya, ia tak bisa memastikan berapa rezeki yang ia sisihkan untuk berangkat ke Tanah Suci setiap harinya. Saat sayuran lancar dijual, dirinya mengaku menabung lebih banyak, Namun saat sebaliknya, ia terpaksa menyisihkan beberapa ribu saja. Keberangkatannya kali ini pun sangat ia syukuri meski tanpa ditemani sang suami yang telah meninggal dunia pada 2005 silam.

Sehari-hari di rumah, Rosmawati juga hidup seorang diri. Tujuh anaknya telah menikah dan tinggal bersama keluarga kecilnya. Beberapa diantara anak-anak masih ada yang sering datang membawa cucu ke rumahnya. “Anak ada tujuh. Ada yang di Jakarta ada yang di Surabaya ada juga yang di sini. Beberapa kali cucu sering ke rumah. Kalau soal haji ini, saya ya nabung sendiri. Alhamdulillah nggak minta-minta,” ujarnya.

Rosmawati berharap, keberangkatannya kali ini menuju Tanah Suci dapat memberikan keberkahan pada dirinya, menjaga keimanan kepada Allah. Di usianya yang sudah sepuh, ia tak banyak meminta apa-apa, sebab haji adalah kewajibannya sebagai seorang muslim yang mampu. “Mudah-mudahan bisa ningkatkan iman, ningkatkan taqwa. Bisa pulang kembali sehat. Itu sajalah,” imbuh wanita pemilik data manifes 356 ini.

Dalam keberangkatan ke Tanah Suci, perasaan campur aduk tengah menyelimutinya. Satu sisi sedih, karena harus meninggalkan orang-orang yang disayanginya. Di sisi lain, Rosmawati merasa bahagia. “Bahagia, karna saya bisa berangkat haji ke Makkah memenuhi panggilan Allah Swt,” pungkasnya.

Niat yang kuat untuk berangkat beribadah haji juga tertanam dalam hati seorang penjual lontong sayur, Ania Tata Marya. Dia gigih mengumpulkan rupiah demi menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Niatnya selama 15 tahun menabung, akhirnya terbayar pada tahun ini.

Ania mengaku mengumpulkan Rp30 ribu dalam sehari dari hasil penjualan lontong yang sehari-hari dilakoninya. “Saya menabung selama 15 tahun. Lalu mendaftar pada 2011, dan lunas 2018,” ujarnya.

Sebelumnya, dia juga sempat berniat menunaikan ibadah haji bersama suami tercinta. Namun takdir berkata lain, karena sang suami justru lebih dulu meninggal dunia. Kini dia pergi ke Tanah Suci seorang diri untuk menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut.

Dengan nomor manifest 230, Ania tergabung di kelompok terbang (kloter) pertama asal Kota Medan. Dia berharap, dapat menjalankan ibadah haji dengan maksimal hingga pulang sebagai haji yang mabrur. “Harapannya bisa jadi haji mabrur, dengan beribadah semaksimal mungkin di sana,” ujar dia.

Menurut dia, untuk bisa pergi ke Tanah Suci, tak melulu soal kemampuan finansial. Hal yang paling pertama disiapkan yaitu niat. Karena menabung selama 15 tahun bukanlah hal mudah, namun karena sudah bulat untuk pergi haji, dia pun menyanggupi peluang menjalankan ibadah haji. (man)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/