Setelah Ini Tidak Ada Lagi Pemulangan dari Pemerintah
Tim yang dipimpin Dirjen Binapenta Reyna Usman tersebut akan memantau pemulangan mantan buruh migran menggunakan pesawat jemaah haji.
“Kemarin tim kemenakertrans berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk membantu pendataan ulang dan pengecekan dokumen TKI,” kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta, kemarin (28/10).
Menurut Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar, pemulangan TKI dan WNI overstayer kali ini adalah tahap akhir. Setelah ini, pemerintah tidak akan memulangkan WNI yang overstayer di negara kaya minyak tersebut.
“Setelah itu tidak ada lagi pemulangan massa oleh pemerintah, nantinya semuanya pembiayaan resiko ditanggung masing-masing. Kita sudah melakukan moratorium atau penghentian pengiriman tenaga kerja domestic workers ke Saudi Arabia, ini menjadi kesempatan terakhir pemerintah setelah itu tidak ada lagi pemulangan,” tegas Muhaimin.
Ia meminta, masyarakat yang ingin bekerja di Arab Saudi tidak berangkat secara ilegal. Pemerintah tidak akan mencabut moratorium sampai merasa yakin bahwa TKI akan mendapatkan perlindungan yang memadai.
“Pemerintah tutup dan perketat seluruh pemberangkatan TKI ke saudi Arabia khusus di bidang Domestik Workers tetapi kita akan perbanyak pekerja terutama laki-laki disektor formal minimal adalah supir,” papar ketua DPP PKB tersebut.
Dirjen Binapenta Kemenakertrans Reyna Usman mengatakan, tim Kemenakertrans akan bekerja selama beberapa hari di Jeddah untuk membantu pendataan TKI overstayer di Madinatul Hujjah. “Kita sudah berkoordinasi dan bekerja sama dengan Konjen RI di Jeddah untuk membantu pendataan TKI. Kita harus pastikan kelengkapan ijin dan dokumen para TKI,” urainya.
Selain kelengkapan dokumen, tambah reyna, para TKI overstayer yang akan dipulangkan ke tanah air, harus sudah clear dan tidak terkait permasalahan atau kasus hukum apapun dengan pemerintah Arab Saudi.
“Dalam proses pendataan ulang ini, Kita harus memastikan semua ijin dan kelengkapan dokumen para TKI. Agar permasalahan pemulangan ini berjalan lancar dan tanpa hambatan,” kata Reyna.
Rencananya sepuluh pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jamaah calon haji ke Arab Saudi akan dimanfaatkan untuk pemulangan ribuan warga negara Indonesia (WNI) bermasalah yang umumnya tenaga kerja wanita. “Mereka akan diangkut dengan penerbangan Garuda Jeddah-Jakarta dalam 10 kelompok terbang (kloter) selama dua hari pada 30-31 Oktober 2011, kloter terakhir pengangkutan jamaah haji ke Arab Saudi”, demikian siaran pers Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah.
Disebutkan, percepatan pemulangan tenaga kerja wanita (TKW) bermasalah ini berkat hasil koordinasi dan kerja sama yang baik antara pihak Keimigrasian Arab Saudi dan KJRI Jeddah.
Pemulangan masal WNI bermasalah yang sempat melakukan unjuk rasa selama tiga hari di sekitar gedung KJRI Jeddah pada pertengahan September silam itu dilakukan setelah dicapai kesepakatan antara Konjen RI Jeddah, Zakaria Anshar, Dirjen Kemlu Provensi Mekkah, Muhammad Bin Ahmad Tayyib.
Hadir dalam pertemuan di Kantor Madinatul Hujjaj Ain Aziziah, Bandara Lama Jeddah, tersebut antara lain, Kepala Direktorat Urusan Warga Asing Arab Saudi Kolonel Husein Alharitsi dan Kepala Penjara Imigrasi khusus perempuan.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia pada Kementerian Luar Negeri RI Tatang B Razak dan Pelaksana Fungsi Konsuler KJRI Jeddah Didi Wahyudi juga hadir dalam pertemuan tersebut.
“Kedua pihak sepakat berbagi tanggung jawab untuk mempercepat pemulangan WNI bermasalah dari Arab Saudi yang sebagian kini masih berada di penampungan sementara Madinatul Hujjaj yang berjumlah sekitar 1500 orang,” katanya.
Pemulangan massal ini merupakan kali kedua. Pada April lalu pemulangan lewat kapal KM Labobar dari Jeddah-Tanjung Priok sekitar 2.500 TKI bermasalah. (cdl/jpnn)