BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah ibu rumah tangga (IRT) di Marelan mengeluh harga cabai mahal. Pasalnya, tingginya harga cabai bakal semakin naik menjelang Lebaran Idul Adha 1440 H.
Keluhan masyarakat terlihat di Pasar Marelan, Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan. Ibu – ibu yang berbelanja kebutuhan rumah tangga mengaku harga cabai mencapai Rp60 ribu perkilogram.
“Sebentar lagi mau lebaran haji, sekarang aja harga cabai sudah Rp 60 ribu. Biasanya Rp40 ribu, bisa jadi nanti mau lebaran harga cabai makin naik,” keluh Syafrida saat berbelanja, Minggu (28/7).
Ibu rumah tangga ini berharap, tingginya komoditi sayuran dapat segera diambik langkah oleh pemerintah daerah, agar dampaknya tidak terus dirasakan masyarakat. “Kalau begini terus, bisa – bisa kita tidak makan cabai. Selain mahal, cabai yang dijual di pasaran pun sulit diperoleh,” keluh wanita berusia 42 tahun ini.
Sementara, seorang pedagang, Nur mengaku, tingginya harga cabai karena sulit diperoleh dari petani. Sebab, pasokan cabai dari daerah menurun. Hal ini dipengaruhi cuaca buruk, akibatnya, pasokan cabai dari Aceh tidak terdistribusi ke Medan.
”Kami terpaksa jual mahal, karena cabai yang kami peroleh juga harga tinggi. Mau tidak mau, cabai yang ada itu kami jual ke masyarakat. Untuk cabai hijau bis kami jual berkisar Rp35 ribu dan cabai merah Rp40 ribu,” katanya di Pasar Marelan. (fac/ram)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sejumlah ibu rumah tangga (IRT) di Marelan mengeluh harga cabai mahal. Pasalnya, tingginya harga cabai bakal semakin naik menjelang Lebaran Idul Adha 1440 H.
Keluhan masyarakat terlihat di Pasar Marelan, Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan. Ibu – ibu yang berbelanja kebutuhan rumah tangga mengaku harga cabai mencapai Rp60 ribu perkilogram.
“Sebentar lagi mau lebaran haji, sekarang aja harga cabai sudah Rp 60 ribu. Biasanya Rp40 ribu, bisa jadi nanti mau lebaran harga cabai makin naik,” keluh Syafrida saat berbelanja, Minggu (28/7).
Ibu rumah tangga ini berharap, tingginya komoditi sayuran dapat segera diambik langkah oleh pemerintah daerah, agar dampaknya tidak terus dirasakan masyarakat. “Kalau begini terus, bisa – bisa kita tidak makan cabai. Selain mahal, cabai yang dijual di pasaran pun sulit diperoleh,” keluh wanita berusia 42 tahun ini.
Sementara, seorang pedagang, Nur mengaku, tingginya harga cabai karena sulit diperoleh dari petani. Sebab, pasokan cabai dari daerah menurun. Hal ini dipengaruhi cuaca buruk, akibatnya, pasokan cabai dari Aceh tidak terdistribusi ke Medan.
”Kami terpaksa jual mahal, karena cabai yang kami peroleh juga harga tinggi. Mau tidak mau, cabai yang ada itu kami jual ke masyarakat. Untuk cabai hijau bis kami jual berkisar Rp35 ribu dan cabai merah Rp40 ribu,” katanya di Pasar Marelan. (fac/ram)