Perusahaan Gas Negara (PGN) siap menjalankan peran Sub Holding Gas sebagai kepanjangan tangan pemerintah dan masyarakat untuk akses energi gas bumi yang lebih terjangkau, ramah lingkungan dan kompetitif.
Selain itu, juga untuk menghadapi tantangan kedepan dalam penyediaan energi bersih yang berkelanjutan serta dalam upaya memperluas pemanfaatan gas bumi ke seluruh wilayah di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur gas bumi nasional.
“PGN akan mengelola rantai bisnis midstream dan downstream secara terintegrasi, baik optimasi pasokan,infrastruktur, serta pengelolaan pasar di seluruh wilayah Indonesia sehingga akan meningkatkan kehandalanpenyaluran gas bumi, serta penyediaan gas dengan harga yang kompetitif dengan tetap memperhatikan keberlangsungan usaha penyediaan gas bumi,” papar Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso melalui siaran pers yang diterima Sumut Pos, Jumat (9/8/2019).
Gigih mengungkapkan saat ini Indonesia sedang menghadapi tantangan kemandirian energi nasional. Dengan semakin membengkaknya subsidi energi. Tercatat pada tahun 2019 subsidi energi yang digelontorkan lebih kurang Rp 100 Triliun untuk BBMmaupun LPG.
Kembali publik diingatkan akan rencana bauran energi yang sudah digagas dalam Rencana Umum EnergiNasional (RUEN) dimana ditargetkan konsumsi minyak bumi seharusnya semakin menurun menjadi 23 % ditahun 2025 dibanding ditahun 2017 yang masih tercatat sebesar 42 %.
Sejalan dengan makin besarnya subsidi energi dikarenakan pertumbuhan permintaan energi yang semakin besar,impor migas menjadi salah satu solusi saat ini dengan semakin menurunnya cadangan minyak di Indonesia.
Namun dengan makin meningkatnya pertumbuhan permintaan BBM, disisi lain isu lingkungan juga menyeruak beberapawaktu ini di kalangan masyarakat ibukota. Gas bumi adalah salah satu jawaban untuk mengurai permasalahan ini.
Saat ini utilisasi gas bumi juga membutuhkan akselerasi dan kerjasama seluruh stakeholder untuk bisa menopang kemandirian energi yang diharapkan dapat mencapai 22% ditahun 2025.
Berdasarkan data realisasi penyaluran gas untuk domestik yang diambil dari laporan tahunan SKK Migas tahun 2018, dari total kontrak penjualan sebesar 1.948 bbtud, realisasi pemanfaatan gas bumi oleh industri domestik hanya sebesar 1.698 bbtud atau berkisar 87% dari totalkontrak penjualan.
Hal ini diakibatkan salah satunya adalah karena keterbatasan ketersediaan infrastruktur gas bumi.
Denganportofolio Sub Holding Gas di bidang infrastruktur sepanjang lebih dari 9.900 km dan pengelolaan pipa jaringan gas rumah tangga sepanjang lebih dari 3.800 km, juga portofolio pengelolaan niaga gas bumi sebesar 919 BBTUD dengan jumlah pelanggan lebih dari 230 sebaribu.
PGN sebagai Sub Holding Gas mempunyai pondasi kokoh untuk melanjutkan pengembangan infrastruktur sepanjang kurang lebih 565 km di tahun 2019 baik pipa transmisi dan distribusi termasuk upaya terobosan dalam menjaga realibilitas pasokan melalui moda transportasi gas bumi berbasis LNG di Jawa Timur, Jawa Barat dan Lampung.
Terobosan lain untuk akselerasi pemanfaatan gas bumi adalah sinergi dengan holding migas dalam melayani kebutuhan energi bagi kilang, pemanfaatan gas bumi untuk program konversi BBM ke BBG di sektor transportasi dan program 4,7 juta pelanggan rumah tangga.
“Sebagai subholding gas, PGN bersama-sama dengan Pertamina sebagai holding BUMN Migas akan selalu menjadimitra pemerintah dan tools strategic negara untuk mencapai target-target pembangunan infrastruktur danpeningkatan pemanfaatan gas bumi domestik,” pungkas Gigih. (rel/ram)