Nurhayati Ali Asegaf
Kiprah anggota parlemen Tanah Air di kancah intenasional tak bisa dipandang sebelah mata. Meski citra DPR di Tanah Air kian merosot, bukan berarti parlemen Indonesia tak bisa menorehkan prestasi di pentas internasional.
Adalah Nurhayati Ali Asegaf, anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI dalam Sidang Majelis ke 125 Inter Parliamentary Union (IPU) di Bern, Swiss, nyaris didaulat menjadi Presiden IPU periode 2011-2014. Dia hanya selisih tiga suara dengan kompetitor terdekatnya Abdulwahed Radi, delegasi dari Maroko. “Selisih tiga suara,” ujarnya kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta, Senin (31/10).
Menariknya, pencalonan Nurhayati Ali Asegaf ini menimbulkan polemik di dalam negeri. Ini bermula dari surat Ketua DPR Marzuki Alie berkorespondensi kepada Presiden IPU yang tidak mendukung Nurhayati Ali Asegaf namun sebaliknya mendukung kandidat dari Maroko. “Saya merasa syok dan down, sementara musuh saya diberi alat untuk membunuh kita,” katanya sembari menyebutkan surat yang berasal dar Ketua DPR dijadikan sarana propaganda dan kampanye oleh kandidat dari Maroko.
Seperti diketahui, pencalonan Nurhayati Ali Asegaf memang tidak disetujui oleh Ketua DPR Marzuki Alie. Meski satu partai di Partai Demokrat, Marzuki Alie justru memberi dukungan ke kandidat dari Maroko. Ketidaksetujuan Marzuki Alie dibuktikan dengan korespondensi surat termasuk saluran telepon ke Presiden IPU.(net/bbs)