SUMUTPOS.CO – Kabut asap di Kota Medan semakin pekat, Minggu (22/9). Jarak pandang makin terbatas. Situasi itu terjadi hampir di seluruh daerah di Sumatera Utara. Bahkan, 8 provinsi di Pulau Sumatera sudah terpapar kabut asap yang ditengarai berasal dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau dan Jambi. Untungnya, Sumatera Utara tertolong hujan.
KEPALA Bidang Data dan Informasi Badan Metreologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I, Erida, menyebutkan, saat ini hampir sebagian besar wilayah di Pulau Sumatera diselimuti kabut asap. Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir, yang menyebabkan turunnya jarak pandang di sejumlah wilayah di Sumatera Utara.
“Seluruh wilayah di Sumut diselimuti asap. Selain di Sumut, asap juga terdeteksi di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung. Jadi total ada 8 provinsi di Pulau Sumateran
yang terpapar asap. Sedangkan arah angin, saat ini bertiup dari Tenggara-Selatan menuju Barat Laut-Timur Laut,” kata Erida kepada Sumut Pos, Minggu (22/9).
Disebutkan Erida, jumlah hotspot di Provinsi Sumut (CL > 81%) pada hari Minggu (22/9) kemarin, ada sebanyak tiga titik, yakni dua titik di Kabupaten Labuhanbatu, tepatnya di Kecamatan Panei Tengah dan satu titik lainnya di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), tepatnya di Kecamatan Kwaluh Hilir. “Sedangkan untuk jarak pandang sendiri memang terbatas. Di Gunung Sitoli sejauh 5.000 meter, Kualanamu 1.600 meter, Sibolga 2.100 meter dan Aek Godang sejauh 500 meter,” ujarnya.
Terakhir, BMKG Wilayah I turut mengimbau agar seluruh masyarakat Sumatera Utara, mengurangi aktivitasnya di luar ruangan, sama seperti imbauan yang sebelumnya diungkapkan oleh kementerian kesehatan. “Tetap gunakan masker jika harus melakukan kegiatan di luar ruangan atau berkendara dengan menggunakan sepeda motor,” tutupnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan mengakui ihwal kondisi tersebut. Ia pun sudah memerintahkan jajarannya untuk segera berkoordinasi dengan lintas instansi hari ini, sekaitan kabut asap yang diduga kiriman dari provinsi lain akibat karhutla. “Saya kebetulan masih di luar kota. Tapi kepada anggota, saya sudah minta supaya lakukan rapat koordinasi hari ini. Salah satunya soal evaluasi TRC (Tim Reaksi Cepat) kita di Dinkes Sumut dalam hal penanggulangan efek karhutla,” ujarnya menjawab Sumut Pos, Minggu (22/9).
Meski demikian, menurut dia, imbas kabut asap yang menyelimuti udara dan cuaca di Sumut, dari aspek kesehatan masih belum masuk kategori berbahaya. “Sumut masih beruntung karena tertolong hujan. Kabut asap yang tadinya pekat perlahan menipis akibat dibantu air hujan. Udara kita di Sumut masih cukup baik,” katanya.
Mantan Kadinkes Labuhanbatu ini menyarankan, meski cuaca dan kadar udara di Sumut belum terpapar parah akibat kabut asap, warga tetap diminta waspada akan kemungkinan perubahan yang bertambah buruk ke depan. “Tetap kita sarankan agar memakai masker bila ke luar rumah, cek kesehatan ke dokter, dan lebih baik dikurangi aktivitas di luar jika memang tidak penting. Imbauan-imbauan ini yang bisa kami sampaikan, di samping secara teknis antisipasi juga perlu saling berkoordinasi,” katanya.
Rapat hari ini, diharapkan Alwi sebagai upaya tindak lanjut rakor penanggulangan karhutla di Sumut, pada Jumat (20/9) kemarin. Di mana pihaknya akan menjadi leading sector dari sisi kesehatan, dan tetap berkoordinasi bersama instansi terkait lainnya. “Kalau secara umum, penanggulangan karhutla ini di Sumut dimotori oleh BPBD. Nah sedangkan kami, Dinkes akan tetap lakukan upaya antisipasi dari sisi kesehatan warga akibat dampak kabut asap tersebut,” ujarnya.
Ia menyarankan kepada pemerintah pusat agar segera menyelesaikan persoalan karhutla Riau dan provinsi lain yang memang sudah terpapar sangat parah. “Sebenarnya kita juga bertanya-tanya, sampai sekarang apa hasil penanganan karhutla di Riau. Sudah sejauh mana pelaku karhutla ditemukan oleh pihak aparat penegak hukum. Karena kalau itu tak terungkap, kejadian ini kita khawatir akan semakin meluas,” pungkasnya.
Siapkan Pelayanan Medis Bagi Masyarakat
Pemerintah Kota (Pemko) Medan menyiapkan langkah-langkah untuk penanganan medis bagi masyarakat mengalami sakit disebabkan kabut asap tersebut. Wali Kota Medan, HT Dzulmi Eldin mengatakan, kondisi udara tidak sehat akibat kabut asap ini sudah sangat dirasakan masyarakat Kota Medan.
“Ini sudah banyak tempat, spot-spot yang menyalah berdampak juga di Medan. Tentunya, kalau ada menimpa masyarakat tentang keluhan sesak nafas dan lain-lainnya cepat berobat ke Puskesmas dan ke dokter nantinya,” sebutnya.
Eldin mengungkapkan, melalui Dinkes Kota Medan juga memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bila ada mengeluhkan kesehatan berupa sesak nafas, ISPA dan lain-lain akibat kabut asap itu. “Sudah mengimbau Dinas Kesehatan dan rumah sakit untuk menangani warga yang terdampak karena asap tersebut,” jelas Eldin.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat Kota Medan untuk selalu menjaga kesehatan. Bila tidak diperlukan untuk mengurangi aktivitas sementara diluar rumah demi tidak terjangkit penyakit akibat kabut asap tersebut. “Ya kita berharap bagi masyarakat Kota Medan untuk, yang kalau keluar rumah untuk menggunakan masker. Karena, kondisi udara kita ini memang tidak menentu terdampak dengan kabut asap itu,” imbau Eldin.
Untuk saat ini, Eldin mengakui sudah ada menerima laporan penyakit akibat dampak kabut asap itu. Namun masih dalam katagori ringan dan bisa ditangani secara dini melalui rawat jalan.”Ada laporan, tapi batuk-batuk gitu lah. Tapi, kita harapkan ada keluhan segera melapor untuk segera ditangani atas terdampak asap itu,” tandasnya.
Sementara Dinas Kesehatan Kota Medan, melalui Kepala Bagian Humas Pemko Medan, Arrahman Pane mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menggunakan masker. “Dinas Kesehatan Medan sudah memberikan imbauan kepada warga untuk menggunakan masker. Juga membagi-bagikan masker,” kata Pane dalam keterangan tertulis kepada wartawan di Medan, Minggu (22/9).
Masyarakat juga diminta melakukan serangkaian antisipasi untuk melindungi diri dari dampak buruk kabut asap. Mulai dari disiplin berperilaku hidup bersih dan sehat, perbanyak konsumsi buah dan sayur, hingga imbauan untuk tidak memperburuk kondisi dengan merokok.
Masyarakat pun diimbau untuk segera ke sarana pelayanan kesehatan bila mengalami kesulitan bernafas dan gangguan kesehatan lainnya. Kabut asap yang melanda Medan dalam dua pekan terakhir, namun terlihat semakin pekat hari ini. Jarak panjang di kawasan pusat kota sekitar 400-an meter. (map/prn/gus)