26.2 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Kunjungi Korban Banjir, Yingluck Dicaci Maki

BANGKOK – Banjir yang menggenangi sebagian besar wilayah Thailand selama tiga bulan terakhir, turut menenggelamkan citra baik Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra. Selain dianggap tak becus mengatasi banjir yang tiap tahun mampir ke Negeri Gajah Putih, pemimpin 44 tahun itu juga diklaim tidak pro-rakyat miskin.

Kemarin (3/11), adik bungsu Thaksin Shinawatra itu berkunjung ke lokasi banjir. Tepatnya di Distrik Don Mueang yang terletak di kawasan utara Bangkok. Konon, distrik tersebut merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah. Namun, rupanya para korban banjir tak berkenan dengan kunjungan ibu satu anak tersebut. Mereka justru menumpahkan amarah kepada sang kepala pemerintahan.

“Saya tidak paham, Anda kemari untuk memberikan bantuan atau malah memperburuk keadaan,” teriak seorang perempuan yang menjadi korban banjir. Dia kesal karena tidak mendapatkan paket bantuan dari pemerintah. Termasuk, bantuan yang kemarin dibagikan Yingluck lewat perahu karet tim SAR dalam kunjungannya selama dua jam tersebut.

Kemarin, sekitar 500 orang sengaja berbaris di sekitar Pasar Kosum Ruamjai, menantikan paket bantuan dari Yingluck. Mereka sengaja berkumpul dan antre di kawasan tersebut sejak pagi. Tapi, ternyata, jumlah paket yang dibagikan Yingluck tak sebanding dengan jumlah warga yang mengantre. Akibatnya, banyak dari mereka yang pulang dengan tangan hampa.

Distribusi bantuan makanan dan obat-obatan dari pemerintah memang terkendala akses jalan. Sebagian jalan putus akibat banjir, dan sebagian yang lain tak bisa dilewati. Padahal, persediaan pangan di tempat-tempat penampungan sementara kian menipis. Persediaan milik masing-masing warga yang menjadi korban banjir pun juga sudah mulai habis.

Tak hanya membagikan paket bantuan, Yingluck juga meninjau air yang merendam seluruh permukiman warga di distrik tersebut. Kabarnya, air di kawasan tersebut sudah mulai tercemar. Maklum, air bah yang melumpuhkan geliat bisnis Thailand itu sudah bercampur dengan berbagai sampah dan bahkan mayat manusia atau bangkai hewan.
Kemarin, politikus yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pebisnis perempuan itu melarutkan dua bola lumpur EM ke dalam air. Konon, bola-bola lumpur yang mengandung mikroorganisme itu mampu menetralisir pencemaran. Tapi, warga yang kadung kecewa pada kinerja pemerintah malah mencaci maki. “Anda hanya bermain-main, tak benar-benar membantu. Jadi, tak usah kemari lagi,” seru seorang kakek.

Meski lebih banyak mendengar caci maki dan ekspresi kemarahan, Yingluck mengaku tak sakit hati. Sebagai pemimpin, dia mengaku cukup bisa memahami beragamnya reaksi masyarakat terhadap pemerintah terkait penanggulangan bencana kali ini. “Harus saya akui, saya sering merasa tertekan. Sebenarnya saya sangat ingin segera membantu. Tapi, ada prosedur yang harus dilalui,” ujar Yingluck. (afp/ap/hep/ami/jpnn)

BANGKOK – Banjir yang menggenangi sebagian besar wilayah Thailand selama tiga bulan terakhir, turut menenggelamkan citra baik Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra. Selain dianggap tak becus mengatasi banjir yang tiap tahun mampir ke Negeri Gajah Putih, pemimpin 44 tahun itu juga diklaim tidak pro-rakyat miskin.

Kemarin (3/11), adik bungsu Thaksin Shinawatra itu berkunjung ke lokasi banjir. Tepatnya di Distrik Don Mueang yang terletak di kawasan utara Bangkok. Konon, distrik tersebut merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah. Namun, rupanya para korban banjir tak berkenan dengan kunjungan ibu satu anak tersebut. Mereka justru menumpahkan amarah kepada sang kepala pemerintahan.

“Saya tidak paham, Anda kemari untuk memberikan bantuan atau malah memperburuk keadaan,” teriak seorang perempuan yang menjadi korban banjir. Dia kesal karena tidak mendapatkan paket bantuan dari pemerintah. Termasuk, bantuan yang kemarin dibagikan Yingluck lewat perahu karet tim SAR dalam kunjungannya selama dua jam tersebut.

Kemarin, sekitar 500 orang sengaja berbaris di sekitar Pasar Kosum Ruamjai, menantikan paket bantuan dari Yingluck. Mereka sengaja berkumpul dan antre di kawasan tersebut sejak pagi. Tapi, ternyata, jumlah paket yang dibagikan Yingluck tak sebanding dengan jumlah warga yang mengantre. Akibatnya, banyak dari mereka yang pulang dengan tangan hampa.

Distribusi bantuan makanan dan obat-obatan dari pemerintah memang terkendala akses jalan. Sebagian jalan putus akibat banjir, dan sebagian yang lain tak bisa dilewati. Padahal, persediaan pangan di tempat-tempat penampungan sementara kian menipis. Persediaan milik masing-masing warga yang menjadi korban banjir pun juga sudah mulai habis.

Tak hanya membagikan paket bantuan, Yingluck juga meninjau air yang merendam seluruh permukiman warga di distrik tersebut. Kabarnya, air di kawasan tersebut sudah mulai tercemar. Maklum, air bah yang melumpuhkan geliat bisnis Thailand itu sudah bercampur dengan berbagai sampah dan bahkan mayat manusia atau bangkai hewan.
Kemarin, politikus yang sebelumnya lebih dikenal sebagai pebisnis perempuan itu melarutkan dua bola lumpur EM ke dalam air. Konon, bola-bola lumpur yang mengandung mikroorganisme itu mampu menetralisir pencemaran. Tapi, warga yang kadung kecewa pada kinerja pemerintah malah mencaci maki. “Anda hanya bermain-main, tak benar-benar membantu. Jadi, tak usah kemari lagi,” seru seorang kakek.

Meski lebih banyak mendengar caci maki dan ekspresi kemarahan, Yingluck mengaku tak sakit hati. Sebagai pemimpin, dia mengaku cukup bisa memahami beragamnya reaksi masyarakat terhadap pemerintah terkait penanggulangan bencana kali ini. “Harus saya akui, saya sering merasa tertekan. Sebenarnya saya sangat ingin segera membantu. Tapi, ada prosedur yang harus dilalui,” ujar Yingluck. (afp/ap/hep/ami/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/