32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kepolisian Memastikan Suasana Mulai Kondusif, Presiden: Jangan Tinggalkan Wamena

PIDATO: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9). Presiden mengimbau masyarakat tak meninggalkan Kota Wamena.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Paskakerusuhan yang menewaskan 33 warga sipil, Kepolisian memastikan situasi di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua, mulai kondusif. TNI-Polri pun siap untuk mengamankan warga. Sehingga, warga diminta untuk kembali memulai aktivitasnya seperti biasa.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tak meninggalkan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Ia menyatakan, aparat TNIn

dan Polri telah mengendalikan situasi keamanan di wilayah pegunungan tengah Papua itu.

“Tapi terus kita imbau agar masyarakat tidak keluar dari Wamena, karena aparat keamanan sudah bisa mengamankan,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9).

Namun, Jokowi mengatakan, tak sedikit warga yang ingin mengungsi ke Kota Jayapura, Papua. Menurutnya, pemerintah sudah melakukan evakuasi masyarakat yang masih merasa takut dengan situasi di Wamena. “Tentu saja karena masih ada yang merasa takut kemudian minta untuk dievakuasi di Jayapura, ya dilakukan,” tuturnya.

Jokowi juga mengapresiasi kepala suku Lembah Baliem yang telah meminta masyarakat tak mengungsi ke luar Kota Wamena. Jokowi meminta semua masyarakat untuk tetap tenang dan terprovokasi dengan informasi simpang siur di media sosial. “Kepala suku Lembah Baliem di Wamena telah mengajak, mengimbau untuk seluruh warga untuk tidak mengungsi ke luar wamena. Ini saya kira sebuah himbauan baik,” ujarnya.

Tetapkan 5 Tersangka

Sementara terkait kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Polri menyebut, ada lima orang ditetapkan sebagai tersangka. Sebagian besar tersangka itu berasal dari luar daerah tersebut. “Dari hasil pemeriksaan lima tersangka yang sudah ditetapkan di Polres Wamena, pelakunya sebagian besar bukan pelaku dari Wamena, tapi berbaur dengan pelaku luar Wamena,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9).

Sebelumnya, Dedi mengatakan, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) merupakan dalang dari kerusuhan yang terjadi pada Senin pekan lalu itu. Ia menjelaskan, kelompok KNPB telah melakukan penyusupan dengan memakai seragam SMA, serta memprovokasi pembakaran ruko-ruko.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut, kerusuhan di Papua dan Papua Barat direncanakan oleh The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan KNPB untuk menarik perhatian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tengah menggelar sidang umum. “Kami sudah mempelajari, apa yang terjadi di Jawa maupun Papua tersebut itu semua adalah terkait satu sama lainnya yang dilakukan sedemikian rupa, didesain, direncanakan karena ada agenda internasional,” ujar Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (24/9) lalu.

Mengenai situasi terkini di Wanena, Dedi menyatakan, kondisi di sana sudah mulai kondusif. Para pengungsi pun, kata dia, bisa dikembalikan ke Wamena jika kondisi psikologis membaik. “Insyaallah nanti para pengungsi yang sudah ditampung, ada di Polres Jayapura, ada di Kodim, kemudian di gereja dan masjid itu akan berangsur-angsur dikembalikan ke Wamena kalau kondisi psikologisnya cukup baik,” jelas Dedi.

Dedi mengatakan sudah ada komunikasi langsung dari pihak Kepala Suku di Wamena, termasuk Kepala Suku Lembah Baliem, dengan pihak Polri dan TNI yang dapat menjamin keamanan di sana. “Tadi saya sudah komunikasi dengan Kapolda Papua. Secara umum sudah kondusif. Ada jaminan dari TNI, Polri dan beberapa kepala suku yang ada di Wamena, termasuk Kepala Suku Lembah Baliem. Mereka boleh dikatakan menyesal dengan peristiwa tersebut,” tuturnya.

Saat ini aparat kepolisian setempat masih fokus melakukan proses rehabilitasi terhadap fasilitas-fasilitas yang rusak serta kepada korban-korban yang terdampak.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpau mengatakan, langkah utamanya dalam menangani dampak kerusuhan di Wamena adalah dengan membantu korban-korban yang terdampak. “Menampung dulu korban-korban, mulai dari yang sakit kemudian meninggal dunia dibantu. Kemudian yang mengungsi baik di Wamena atau yang di sekitar Jayapura akan kami tangani dulu bersama pemda dan stakeholder yang ada. Kemudian kita akan lakukan upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi,” tuturnya.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya mengatakan, sebagian pedagang mulai beraktivitas seperti biasa. Untuk menjamin keamanan warga, personel keamanan ditempatkan di berbagai pelosok yang ada di Wamena.

“Aktivitas masyarakat berjalan sebagaimana biasanya,” ungkap Kapolres Tonny Ananda seperti dikutip Cenderawasih Pos (grup Sumut Pos), Minggu (29/9).

Terkait dengan kerusuhan yang terjadi Senin (23/9) lalu, Polres Jayawijaya telah menetapkan tersangka. Dalam bukti video yang didapat, Tonny Ananda mengklaim, ada keterlibatan kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Menurutnya, oknum ini yang mengimbau massa untuk membawa gergaji mesin dan ada yang membawa pengeras suara.

Bahkan, kata dia, ada penggerak yang memerintahkan masa untuk membakar kampus STISIP Yapis Amal Ilmiah. “Kami memiliki bukti yang menunjukan ada keterlibatan kelompok KNPB yang menunggangi aksi tersebut. Buktinya dalam bentuk video yang kami akan kembangkan dan mencari para pelaku ini,” tegasnya. (jpc/bbs)

PIDATO: Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9). Presiden mengimbau masyarakat tak meninggalkan Kota Wamena.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Paskakerusuhan yang menewaskan 33 warga sipil, Kepolisian memastikan situasi di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua, mulai kondusif. TNI-Polri pun siap untuk mengamankan warga. Sehingga, warga diminta untuk kembali memulai aktivitasnya seperti biasa.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tak meninggalkan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Ia menyatakan, aparat TNIn

dan Polri telah mengendalikan situasi keamanan di wilayah pegunungan tengah Papua itu.

“Tapi terus kita imbau agar masyarakat tidak keluar dari Wamena, karena aparat keamanan sudah bisa mengamankan,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9).

Namun, Jokowi mengatakan, tak sedikit warga yang ingin mengungsi ke Kota Jayapura, Papua. Menurutnya, pemerintah sudah melakukan evakuasi masyarakat yang masih merasa takut dengan situasi di Wamena. “Tentu saja karena masih ada yang merasa takut kemudian minta untuk dievakuasi di Jayapura, ya dilakukan,” tuturnya.

Jokowi juga mengapresiasi kepala suku Lembah Baliem yang telah meminta masyarakat tak mengungsi ke luar Kota Wamena. Jokowi meminta semua masyarakat untuk tetap tenang dan terprovokasi dengan informasi simpang siur di media sosial. “Kepala suku Lembah Baliem di Wamena telah mengajak, mengimbau untuk seluruh warga untuk tidak mengungsi ke luar wamena. Ini saya kira sebuah himbauan baik,” ujarnya.

Tetapkan 5 Tersangka

Sementara terkait kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Polri menyebut, ada lima orang ditetapkan sebagai tersangka. Sebagian besar tersangka itu berasal dari luar daerah tersebut. “Dari hasil pemeriksaan lima tersangka yang sudah ditetapkan di Polres Wamena, pelakunya sebagian besar bukan pelaku dari Wamena, tapi berbaur dengan pelaku luar Wamena,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (30/9).

Sebelumnya, Dedi mengatakan, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) merupakan dalang dari kerusuhan yang terjadi pada Senin pekan lalu itu. Ia menjelaskan, kelompok KNPB telah melakukan penyusupan dengan memakai seragam SMA, serta memprovokasi pembakaran ruko-ruko.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut, kerusuhan di Papua dan Papua Barat direncanakan oleh The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan KNPB untuk menarik perhatian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tengah menggelar sidang umum. “Kami sudah mempelajari, apa yang terjadi di Jawa maupun Papua tersebut itu semua adalah terkait satu sama lainnya yang dilakukan sedemikian rupa, didesain, direncanakan karena ada agenda internasional,” ujar Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (24/9) lalu.

Mengenai situasi terkini di Wanena, Dedi menyatakan, kondisi di sana sudah mulai kondusif. Para pengungsi pun, kata dia, bisa dikembalikan ke Wamena jika kondisi psikologis membaik. “Insyaallah nanti para pengungsi yang sudah ditampung, ada di Polres Jayapura, ada di Kodim, kemudian di gereja dan masjid itu akan berangsur-angsur dikembalikan ke Wamena kalau kondisi psikologisnya cukup baik,” jelas Dedi.

Dedi mengatakan sudah ada komunikasi langsung dari pihak Kepala Suku di Wamena, termasuk Kepala Suku Lembah Baliem, dengan pihak Polri dan TNI yang dapat menjamin keamanan di sana. “Tadi saya sudah komunikasi dengan Kapolda Papua. Secara umum sudah kondusif. Ada jaminan dari TNI, Polri dan beberapa kepala suku yang ada di Wamena, termasuk Kepala Suku Lembah Baliem. Mereka boleh dikatakan menyesal dengan peristiwa tersebut,” tuturnya.

Saat ini aparat kepolisian setempat masih fokus melakukan proses rehabilitasi terhadap fasilitas-fasilitas yang rusak serta kepada korban-korban yang terdampak.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpau mengatakan, langkah utamanya dalam menangani dampak kerusuhan di Wamena adalah dengan membantu korban-korban yang terdampak. “Menampung dulu korban-korban, mulai dari yang sakit kemudian meninggal dunia dibantu. Kemudian yang mengungsi baik di Wamena atau yang di sekitar Jayapura akan kami tangani dulu bersama pemda dan stakeholder yang ada. Kemudian kita akan lakukan upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi,” tuturnya.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Tonny Ananda Swadaya mengatakan, sebagian pedagang mulai beraktivitas seperti biasa. Untuk menjamin keamanan warga, personel keamanan ditempatkan di berbagai pelosok yang ada di Wamena.

“Aktivitas masyarakat berjalan sebagaimana biasanya,” ungkap Kapolres Tonny Ananda seperti dikutip Cenderawasih Pos (grup Sumut Pos), Minggu (29/9).

Terkait dengan kerusuhan yang terjadi Senin (23/9) lalu, Polres Jayawijaya telah menetapkan tersangka. Dalam bukti video yang didapat, Tonny Ananda mengklaim, ada keterlibatan kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Menurutnya, oknum ini yang mengimbau massa untuk membawa gergaji mesin dan ada yang membawa pengeras suara.

Bahkan, kata dia, ada penggerak yang memerintahkan masa untuk membakar kampus STISIP Yapis Amal Ilmiah. “Kami memiliki bukti yang menunjukan ada keterlibatan kelompok KNPB yang menunggangi aksi tersebut. Buktinya dalam bentuk video yang kami akan kembangkan dan mencari para pelaku ini,” tegasnya. (jpc/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/