30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kades Ketangkuhen Tewas Bunuh Diri, Warga Sebut Rili Kemit Punya Kepribadian yang Unik

PROSESI: Warga dan kerabat saat melaksanakan prosesi pemakaman jenazah Rili Kemit.
IST/SUMUT POS
PROSESI: Warga dan kerabat saat melaksanakan prosesi pemakaman jenazah Rili Kemit. IST/SUMUT POS

SIBOLANGIT, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga melayat untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Kades Rili Kemit (57) di Balai Desa Ketangkuhen, Kecamatan Sibolangit, Selasa (12/11) siang.

Diketahui sebelumnya, Rili Kemit ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di dalam kamar mandi rumah milik Pdt Gayus Bangun di Dusun VIII, Komplek Taman Permata Surya, Blok E No 15, Desa Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Minggu (10/11) kemarin.

Informasi yang dihimpun, Rili sudah menjabat sebagai kepala desa selama tiga periode. Menurut warga setempat, meski kepribadiannya terbilang unik dan sedikit nyentrik, sang Kades adalah pribadi yang baik dan ramah.

Salah seorang warga desa mengatakan, bahwa salah seorang adik dari Kades Rili merupakan pastor ternama di Gereja Katolik Kecamatan Delitua. Semasa hidup, Kades Rili cukup dicintai dan disegani masyarakat desa.

“Bagus Bapak ini. Ini semua karena (persoalan), oknum pendeta dan kuasa hukumnya itu. Sesudah jatuh (dari sepedamotor) Bapak ini, dibawa pendeta itu,” sebut wanita bernama Br Barus.

Sementara itu, beberapa warga lainnya mengatakan Kades Rili Kemit dikenal memiliki kepribadian yang cukup unik. Pasalnya, almarhum disebut sering memasang baliho maupun plank desa bertulisan kalimat-kalimat yang dinilai agak aneh sekaligus menggelikan.

“Ada lucu-lucunya juga Bapak itu. Pernah dia ulang tahun, pas ulang tahunnya yang ke-56 itu, dia buat baliho besar-besar. Tulisannya, ‘Bujur Tuhan, gelah 56 tahun umur ku, lenga pernah ku pan sen korupsi (Terimakasih Tuhan, sudah 56 tahun usia ku, belum pernah aku makan uang korupsi’,” sebut pria itu.

Untuk membuat berbagai macam spanduk dan plank itu, Kades Rili disebut menggunakan uang pribadinya.

“Untuk nenempah spanduk-spanduk itu kurasa habis uangnya hampir Rp3 juta,” timpal warga lainnya.

Masih menurut warga tersebut, sang Kades juga pernah membuat spanduk unik lainnya dengan judul ‘Syarat-syarat Masuk Surga’.

“Ada tiga dibuatnya syarat masuk surga, ‘Ula Pecian (Jangan Iri/Dengki), Ula Cikurak (jangan mengupat/membahas aib orang), Ula Ngasuhi Begu Ganjang (jangan pelihara Begu Ganjang/setan). Ada 7 (poin) kalau nggak salah, yang terakhir ‘Ula Korupsi (jangan korupsi),” kenang warga tersebut.

“Ada lagi pernah juga dibuatnya, ‘Ayo lomba-lomba jadi pegawai (CPNS), gajinya jutaan rupiah per bulan, dahinna ate-ate (suka hati)’,” timpal warga lainnya. (bbs/ala)

PROSESI: Warga dan kerabat saat melaksanakan prosesi pemakaman jenazah Rili Kemit.
IST/SUMUT POS
PROSESI: Warga dan kerabat saat melaksanakan prosesi pemakaman jenazah Rili Kemit. IST/SUMUT POS

SIBOLANGIT, SUMUTPOS.CO – Ratusan warga melayat untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Kades Rili Kemit (57) di Balai Desa Ketangkuhen, Kecamatan Sibolangit, Selasa (12/11) siang.

Diketahui sebelumnya, Rili Kemit ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di dalam kamar mandi rumah milik Pdt Gayus Bangun di Dusun VIII, Komplek Taman Permata Surya, Blok E No 15, Desa Kedai Durian, Kecamatan Delitua, Minggu (10/11) kemarin.

Informasi yang dihimpun, Rili sudah menjabat sebagai kepala desa selama tiga periode. Menurut warga setempat, meski kepribadiannya terbilang unik dan sedikit nyentrik, sang Kades adalah pribadi yang baik dan ramah.

Salah seorang warga desa mengatakan, bahwa salah seorang adik dari Kades Rili merupakan pastor ternama di Gereja Katolik Kecamatan Delitua. Semasa hidup, Kades Rili cukup dicintai dan disegani masyarakat desa.

“Bagus Bapak ini. Ini semua karena (persoalan), oknum pendeta dan kuasa hukumnya itu. Sesudah jatuh (dari sepedamotor) Bapak ini, dibawa pendeta itu,” sebut wanita bernama Br Barus.

Sementara itu, beberapa warga lainnya mengatakan Kades Rili Kemit dikenal memiliki kepribadian yang cukup unik. Pasalnya, almarhum disebut sering memasang baliho maupun plank desa bertulisan kalimat-kalimat yang dinilai agak aneh sekaligus menggelikan.

“Ada lucu-lucunya juga Bapak itu. Pernah dia ulang tahun, pas ulang tahunnya yang ke-56 itu, dia buat baliho besar-besar. Tulisannya, ‘Bujur Tuhan, gelah 56 tahun umur ku, lenga pernah ku pan sen korupsi (Terimakasih Tuhan, sudah 56 tahun usia ku, belum pernah aku makan uang korupsi’,” sebut pria itu.

Untuk membuat berbagai macam spanduk dan plank itu, Kades Rili disebut menggunakan uang pribadinya.

“Untuk nenempah spanduk-spanduk itu kurasa habis uangnya hampir Rp3 juta,” timpal warga lainnya.

Masih menurut warga tersebut, sang Kades juga pernah membuat spanduk unik lainnya dengan judul ‘Syarat-syarat Masuk Surga’.

“Ada tiga dibuatnya syarat masuk surga, ‘Ula Pecian (Jangan Iri/Dengki), Ula Cikurak (jangan mengupat/membahas aib orang), Ula Ngasuhi Begu Ganjang (jangan pelihara Begu Ganjang/setan). Ada 7 (poin) kalau nggak salah, yang terakhir ‘Ula Korupsi (jangan korupsi),” kenang warga tersebut.

“Ada lagi pernah juga dibuatnya, ‘Ayo lomba-lomba jadi pegawai (CPNS), gajinya jutaan rupiah per bulan, dahinna ate-ate (suka hati)’,” timpal warga lainnya. (bbs/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/