26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Audisi LIDA 2020 di Kota Medan

Industri Musik Dangdut Masih Langgeng

AUDISI: Peserta melakukan registrasi untuk mengikuti audisi LIDA 2020 di Markas Brimob Poldasu, Minggu (1/12).
M IDRIS/SUMUT POS
AUDISI: Peserta melakukan registrasi untuk mengikuti audisi LIDA 2020 di Markas Brimob Poldasu, Minggu (1/12).
M IDRIS/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Audisi Liga Dangdut Indonesia (LIDA) kembali digelar di Kota Medan, Minggu (1/12). Audisi yang digelar di Markas Brimob Polda Sumut Jalan KH Wahid Hasyim ini, bertujuan mencari talenta terbaik yang akan bertarung nantinya pada LIDA 2020.

PRODUSER, Eva Estriana mengatakan, audisi ini akan digelar di 34 kota besar di Indonesia. Khusus Provinsi Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat, akan menjadi tiga provinsi di pekan kesepuluh diselenggarakannya audisi secara serentak.

“Secara konsep, LIDA 2020 masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu program pencarian bakat. Namun demikian, setiap tahunnya para peserta memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bakat hingga suara. Karenanya, kita akan angkat keunikan yang dimiliki dalam musik dangdut,” ujar Eva didampingi Tim Kreatif, Alfan A Salamn

Menurut Eva, segmen musik dangdut masih tetap bagus di dunia musik tanah air karena dangdut itu adalah tuan rumah. “Musik dangdut diterima semua tingkatan kalangan masyarakat. Kita optimis industri musik dangdut ini akan tetap langgeng,” kata Eva.

Diutarakan dia, para peserta yang mengikuti audisi sangat antusias dan mayoritas usia 20 tahun ke bawah. Di Medan, ada sekitar 585 peserta yang mengikuti audisi. “Kita berharap anak-anak milenial sekarang ini menyukai lagu dangdut, lagu yang menjadi kekayaan budaya negara sendiri,” ucapnya.

Tim Kreatif, Alfan A Salam menambahkan, LIDA tahun ini ada perubahan dari segi usia peserta, dimana tahun sebelumnya 15-25 tahun, kini menjadi 14-25 tahun. “Kita merasa usia 14 tahun masih fresh, suaranya belum terkontaminasi dan bahkan belum pernah mengikuti audisi. Harapannya, kita bisa menemukan talenta-talenta yang belum diasah,” ujar Alfan.

Dijelaskannya, para peserta yang mengikuti audisi diwajibkan membawakan lagu berjudul Zubaidah dan Air Mata Perkawinan. Dipilihnya lagu tersebut karena tingkat kesulitannya, baik itu nada rendahnya, dinamika dan lain sebagainya. “Lagu tersebut menjadi patokan kita untuk menjaring para peserta audisi. Dalam membawakan lagu tersebut, peserta harus mengeksplornya,” terang Alfan.

Ia menambahkan, juri yang terlibat pada audisi LIDA 2020 ini agak sedikit berbeda dengan audisi tahun sebelumnya. Dari 34 provinsi yang dilakukan audisi, jurinya masih dari tim penyelenggara. “Setelah proses audisi lolos, nantinya akan dipilih dan dibawa ke Jakarta maksimal 5 terbaik. Akan tetapi, mereka belum konser melainkan bertemu dengan juri dari artis untuk diseleksi lagi,” tandasnya. (ris)

Industri Musik Dangdut Masih Langgeng

AUDISI: Peserta melakukan registrasi untuk mengikuti audisi LIDA 2020 di Markas Brimob Poldasu, Minggu (1/12).
M IDRIS/SUMUT POS
AUDISI: Peserta melakukan registrasi untuk mengikuti audisi LIDA 2020 di Markas Brimob Poldasu, Minggu (1/12).
M IDRIS/SUMUT POS

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Audisi Liga Dangdut Indonesia (LIDA) kembali digelar di Kota Medan, Minggu (1/12). Audisi yang digelar di Markas Brimob Polda Sumut Jalan KH Wahid Hasyim ini, bertujuan mencari talenta terbaik yang akan bertarung nantinya pada LIDA 2020.

PRODUSER, Eva Estriana mengatakan, audisi ini akan digelar di 34 kota besar di Indonesia. Khusus Provinsi Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat, akan menjadi tiga provinsi di pekan kesepuluh diselenggarakannya audisi secara serentak.

“Secara konsep, LIDA 2020 masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu program pencarian bakat. Namun demikian, setiap tahunnya para peserta memiliki keunikan tersendiri, mulai dari bakat hingga suara. Karenanya, kita akan angkat keunikan yang dimiliki dalam musik dangdut,” ujar Eva didampingi Tim Kreatif, Alfan A Salamn

Menurut Eva, segmen musik dangdut masih tetap bagus di dunia musik tanah air karena dangdut itu adalah tuan rumah. “Musik dangdut diterima semua tingkatan kalangan masyarakat. Kita optimis industri musik dangdut ini akan tetap langgeng,” kata Eva.

Diutarakan dia, para peserta yang mengikuti audisi sangat antusias dan mayoritas usia 20 tahun ke bawah. Di Medan, ada sekitar 585 peserta yang mengikuti audisi. “Kita berharap anak-anak milenial sekarang ini menyukai lagu dangdut, lagu yang menjadi kekayaan budaya negara sendiri,” ucapnya.

Tim Kreatif, Alfan A Salam menambahkan, LIDA tahun ini ada perubahan dari segi usia peserta, dimana tahun sebelumnya 15-25 tahun, kini menjadi 14-25 tahun. “Kita merasa usia 14 tahun masih fresh, suaranya belum terkontaminasi dan bahkan belum pernah mengikuti audisi. Harapannya, kita bisa menemukan talenta-talenta yang belum diasah,” ujar Alfan.

Dijelaskannya, para peserta yang mengikuti audisi diwajibkan membawakan lagu berjudul Zubaidah dan Air Mata Perkawinan. Dipilihnya lagu tersebut karena tingkat kesulitannya, baik itu nada rendahnya, dinamika dan lain sebagainya. “Lagu tersebut menjadi patokan kita untuk menjaring para peserta audisi. Dalam membawakan lagu tersebut, peserta harus mengeksplornya,” terang Alfan.

Ia menambahkan, juri yang terlibat pada audisi LIDA 2020 ini agak sedikit berbeda dengan audisi tahun sebelumnya. Dari 34 provinsi yang dilakukan audisi, jurinya masih dari tim penyelenggara. “Setelah proses audisi lolos, nantinya akan dipilih dan dibawa ke Jakarta maksimal 5 terbaik. Akan tetapi, mereka belum konser melainkan bertemu dengan juri dari artis untuk diseleksi lagi,” tandasnya. (ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/