26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Haul ke-17 Tuan Guru Al-Mukarrom Saidi Syekh H Amir Damsar Syarif Alam

Syekh Ghazali: Berkata Jujurlah, Niscaya akan Beruntung

SERAHKAN:
Guru Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjung Morawa, Syekh H. Ghazali An Naqsyabandi, menyerahkan cenderamata kepada Kapoldasu, diwakili Wadir Binmas Poldasu, AKBP Parluatan Siregar.
SERAHKAN: Guru Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjung Morawa, Syekh H. Ghazali An Naqsyabandi, menyerahkan cenderamata kepada Kapoldasu, diwakili Wadir Binmas Poldasu, AKBP Parluatan Siregar.

SUMUTPOS.CO – Hukum di Indonesia haruslah mencerminkan sifat keadilan, menjaga ketentraman, kedamaian dalam kehidupan masyarakat dan dapat mensejahterakan rakyat. Kesejahteraan yang dibenarkan oleh hukum Islam adalah manfaat yang tidak bertentangan dengan Alquran dan hadits.

Oleh karena itu bagi para pejabat negara, para pemimpin negara mulai dari tingkat daerah hingga pusat, diharapkan dapat menciptakan dan menjalankan hukum di negara kita ini.

Demikian fatwa Guru Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjungmorawa, Syekh H Ghazali An Naqsyabandi, pada acara Haul Tuan Guru Al-Mukarrom Saidi Syekh H Amir Damsar Syarif Alam yang ke-17 tahun 2019, Minggu (1/12), di Pesantren Persulukan Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis,Tanjung Morawa.

“Janganlah merancang atau menjalankan hukum bersandarkan kepada hawa nafsu, untuk kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan. Akan tetapi buatlah dan jalankan hukum itu bersandarkan kepada Allah. Sejatinya hukum yang dibuat Allah itu bersifat universal dan komprehensif,” tegas Syekh Ghazali.

Menurut beliau, tingkah laku para pemangku jabatan di pemerintahan yang menyimpang dari norma-norma agama, tentunya berkaitan dengan masalah akhlak. Dalam Alquran dan hadits, hukum-hukum tentang akhlak menitikberatkan pada pendidikan rohani dan pembersihan hati dari sifat-sifat tercela.

“Maka pada kesempatan ini, saya mengimbau para pemangku jabatan, baik di pemerintahan maupun di organisasi politik dan organisasi massa, kembalilah kepada tujuan utama, yakni menegakkan tata masyarakat yang adil, berdasarkan etika, dan mampu memakmurkan para penghuni bumi persada kita,” ungkap Syekh Ghazali.

Beliau mengatakan, ketenteraman dan kedamaian dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah harapan kita semua. Ketenteraman berhubungan erat dengan pendapatan. Pendapatan rendah mengakibatkan kemiskinan, yang berdampak pada tingkat kejahatan yang mengganggu ketentraman dan kedamaian.

Beliau juga mengingatkan jamaah dan seluruh anak bangsa agar jangan mendekati narkoba. Dan mendesak aparat berwajib benar-benar memberantas narkoba.

Di akhir fatwanya, Syekh Ghazali beberapa pesan, yakni berkata jujurlah, niscaya akan beruntung. Seorang yang jujur, akan bersemangat menggapai cita-citanya tanpa tersentuh oleh ajakan-ajakan yang bathil.

Selanjutnya beliau berpesan, janganlah kita mencintai dunia tanpa akhirat. Dan janganlah kita menjadi pencinta makhluk tanpa Sang Pencipta. Karena yang demikian itu berarti kita hanya takut pada kekafiran, dan hanya berharap pada kekayaan.

Sebelumnya, Ketua Panitia Haul ke-17, H Suwandi, mengatakan, kegiatan Haul tahun 2019 ini terdiri kegiatan suluk selama seminggu, yang telah dimulai sejak 25 November hingga 1 Desember 2019, yang diikuti 1.500 jamaah dari seluruh Indonesia. Dan acara puncak ini dihadiri sekitar 6 ribuan jamaah. (adz)

Syekh Ghazali: Berkata Jujurlah, Niscaya akan Beruntung

SERAHKAN:
Guru Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjung Morawa, Syekh H. Ghazali An Naqsyabandi, menyerahkan cenderamata kepada Kapoldasu, diwakili Wadir Binmas Poldasu, AKBP Parluatan Siregar.
SERAHKAN: Guru Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjung Morawa, Syekh H. Ghazali An Naqsyabandi, menyerahkan cenderamata kepada Kapoldasu, diwakili Wadir Binmas Poldasu, AKBP Parluatan Siregar.

SUMUTPOS.CO – Hukum di Indonesia haruslah mencerminkan sifat keadilan, menjaga ketentraman, kedamaian dalam kehidupan masyarakat dan dapat mensejahterakan rakyat. Kesejahteraan yang dibenarkan oleh hukum Islam adalah manfaat yang tidak bertentangan dengan Alquran dan hadits.

Oleh karena itu bagi para pejabat negara, para pemimpin negara mulai dari tingkat daerah hingga pusat, diharapkan dapat menciptakan dan menjalankan hukum di negara kita ini.

Demikian fatwa Guru Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis Tanjungmorawa, Syekh H Ghazali An Naqsyabandi, pada acara Haul Tuan Guru Al-Mukarrom Saidi Syekh H Amir Damsar Syarif Alam yang ke-17 tahun 2019, Minggu (1/12), di Pesantren Persulukan Thariqat Naqsyabandiyah Jabal Qubis,Tanjung Morawa.

“Janganlah merancang atau menjalankan hukum bersandarkan kepada hawa nafsu, untuk kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan. Akan tetapi buatlah dan jalankan hukum itu bersandarkan kepada Allah. Sejatinya hukum yang dibuat Allah itu bersifat universal dan komprehensif,” tegas Syekh Ghazali.

Menurut beliau, tingkah laku para pemangku jabatan di pemerintahan yang menyimpang dari norma-norma agama, tentunya berkaitan dengan masalah akhlak. Dalam Alquran dan hadits, hukum-hukum tentang akhlak menitikberatkan pada pendidikan rohani dan pembersihan hati dari sifat-sifat tercela.

“Maka pada kesempatan ini, saya mengimbau para pemangku jabatan, baik di pemerintahan maupun di organisasi politik dan organisasi massa, kembalilah kepada tujuan utama, yakni menegakkan tata masyarakat yang adil, berdasarkan etika, dan mampu memakmurkan para penghuni bumi persada kita,” ungkap Syekh Ghazali.

Beliau mengatakan, ketenteraman dan kedamaian dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah harapan kita semua. Ketenteraman berhubungan erat dengan pendapatan. Pendapatan rendah mengakibatkan kemiskinan, yang berdampak pada tingkat kejahatan yang mengganggu ketentraman dan kedamaian.

Beliau juga mengingatkan jamaah dan seluruh anak bangsa agar jangan mendekati narkoba. Dan mendesak aparat berwajib benar-benar memberantas narkoba.

Di akhir fatwanya, Syekh Ghazali beberapa pesan, yakni berkata jujurlah, niscaya akan beruntung. Seorang yang jujur, akan bersemangat menggapai cita-citanya tanpa tersentuh oleh ajakan-ajakan yang bathil.

Selanjutnya beliau berpesan, janganlah kita mencintai dunia tanpa akhirat. Dan janganlah kita menjadi pencinta makhluk tanpa Sang Pencipta. Karena yang demikian itu berarti kita hanya takut pada kekafiran, dan hanya berharap pada kekayaan.

Sebelumnya, Ketua Panitia Haul ke-17, H Suwandi, mengatakan, kegiatan Haul tahun 2019 ini terdiri kegiatan suluk selama seminggu, yang telah dimulai sejak 25 November hingga 1 Desember 2019, yang diikuti 1.500 jamaah dari seluruh Indonesia. Dan acara puncak ini dihadiri sekitar 6 ribuan jamaah. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/