25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Ketua DPRD Sumut Ajak Warga Pilah Sampah Sebelum Dibuang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persoalan sampah acap kali menjadi momok untuk kota-kota besar, tak terkecuali Kota Medan. Pasalnya, ibukota Sumatera Utara ini terdata menghasilkan sampah lebih dari dua ribu ton perharinya, baik itu sampah rumahtangga hingga sampah industri.

Atas hal itu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan terus fokus dalam mengatasi masalah sampah. Diantaranya dengan segera menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis Sanitary Landfill. Untuk itu, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting mengajak seluruh warga Sumut, khususnya yang berada di Kota Medan untuk mendukung langkah yang sedang dilakukan Pemko Medan dalam mengatasi masalah persampahan.

Hal itu dikatakan Baskami Ginting saat melakukan sosialisasi Ranperda ketentraman dan ketertiban masyarakat, di Jalan Starban, Kelurahan Polonia, Sabtu (4/12/2022). Pada kesempatan itu, Baskami mengajak seluruh warga yang hadir, terutama kaum ibu-ibu untuk ikut terlibat dalam pengelolaan sampah, yakni dengan memilah dan memilih sampah sebelum dibuang.

“Persoalan sampah ini harus menjadi tanggungjawab bersama. Pemko Medan dalam waktu dekat akan menyelesaikan sistem sanitary landfill untuk pengelolaan sampah. Masyarakat juga harus ikut membantu untuk memilah sampah sebelum diangkut petugas kebersihan,” ucap Baskami.

Dikatakan politisi PDI Perjuangan itu, Pemko Medan di bawah kendali Wali Kota Medan, Bobby Nasution telah bergerak cepat dalam membuat sanitary landfill untuk menggantikan sistem open dumping yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di TPA Terjun. Dalam sistem tersebut, sampah ditimbun dan dipadatkan kemudian ditutup dengan lapisan penutup. Di bagian dasarnya, nanti disediakan pipa air sampah dan gas metan yang menjadi bahan bakar penggerak turbin pembangkit listrik. “Saya beberapa waktu lalu juga berdiskusi dengan Bapak Wali Kota Medan agar pengelolaan sampah ini nantinya juga melibatkan pihak ketiga,” ujarnya.

Baskami juga meminta kaum ibu agar menjadi garda terdepan dalam pengelolaan sampah ini, khususnya sampah rumah tangga. Sebab bila dikelola dengan baik, sampah-sampah tersebut akan memiliki nilai ekonomis yang menguntungkan. “Saya minta kaum ibu-ibu untuk memisahkan sampah organik, anorganik, juga sampah yang beracun, itu sudah membantu petugas untuk memilah sampah. Juga jangan lupa memanfaatkan bank sampah yang tersedia,” katanya.

Menurut Baskami, rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam menghasilkan sampah di samping industri. Maka dari itu, proses memilah sampah sejak dari rumah harus menjadi kegiatan kolektif yang harus dijadikan gaya hidup untuk kelestarian lingkungan. “Saya melihat masyarakat kita sudah memiliki kesadaran tinggi untuk membuang sampah pada tempatnya. Tidak di sungai, parit, tanah kosong dan lainnya. Semua saling mengawasi. Mari kita tingkatkan lagi, mari kita pilah sampah-sampah yang ada,” tambahnya.

Sementara itu, lanjut Baskami, pemerintah juga menyediakan armada pengangkut yang bekerja rutin untuk mengangkut sampah warga. “Saya apresiasi, baik Kepling, Lurah dan Camat yang terus melakukan monitoring soal sampah ini. Namun akan lebih baik lagi kalau armada pengangkut sampah ditambah agar hasilnya lebih maksimal,” tambahnya.

Sebelumnya, seorang warga Starban, Bambang, mengatakan harapannya agar armada pengangkut sampah dapat ditambah. Dengan begitu, sampah-sampah yang dikumpulkan bisa lebih sering diangkut. “Di sekitar sini Pak, tempat sampah minim dan penduduk padat. Kami meminta armada pengangkut sampah ditambah pak,” tuturnya.

Senada dengan Bambang, Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Polonia, Andreas Ajit, mengatakan armada ini nantinya diharapkan untuk masuk ke setiap gang di wilayahnya. “Sebagian warga ini pak, bila tidak ada yang mengutip sampah, pasti membuangnya ke sungai, alhasil jadi banjir. Kereta (gerobak) sampah ini kami minta supaya ditambah agar bisa mengangkut sampah setiap hari,” pungkasnya. (map/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Persoalan sampah acap kali menjadi momok untuk kota-kota besar, tak terkecuali Kota Medan. Pasalnya, ibukota Sumatera Utara ini terdata menghasilkan sampah lebih dari dua ribu ton perharinya, baik itu sampah rumahtangga hingga sampah industri.

Atas hal itu, Pemerintah Kota (Pemko) Medan terus fokus dalam mengatasi masalah sampah. Diantaranya dengan segera menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis Sanitary Landfill. Untuk itu, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting mengajak seluruh warga Sumut, khususnya yang berada di Kota Medan untuk mendukung langkah yang sedang dilakukan Pemko Medan dalam mengatasi masalah persampahan.

Hal itu dikatakan Baskami Ginting saat melakukan sosialisasi Ranperda ketentraman dan ketertiban masyarakat, di Jalan Starban, Kelurahan Polonia, Sabtu (4/12/2022). Pada kesempatan itu, Baskami mengajak seluruh warga yang hadir, terutama kaum ibu-ibu untuk ikut terlibat dalam pengelolaan sampah, yakni dengan memilah dan memilih sampah sebelum dibuang.

“Persoalan sampah ini harus menjadi tanggungjawab bersama. Pemko Medan dalam waktu dekat akan menyelesaikan sistem sanitary landfill untuk pengelolaan sampah. Masyarakat juga harus ikut membantu untuk memilah sampah sebelum diangkut petugas kebersihan,” ucap Baskami.

Dikatakan politisi PDI Perjuangan itu, Pemko Medan di bawah kendali Wali Kota Medan, Bobby Nasution telah bergerak cepat dalam membuat sanitary landfill untuk menggantikan sistem open dumping yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di TPA Terjun. Dalam sistem tersebut, sampah ditimbun dan dipadatkan kemudian ditutup dengan lapisan penutup. Di bagian dasarnya, nanti disediakan pipa air sampah dan gas metan yang menjadi bahan bakar penggerak turbin pembangkit listrik. “Saya beberapa waktu lalu juga berdiskusi dengan Bapak Wali Kota Medan agar pengelolaan sampah ini nantinya juga melibatkan pihak ketiga,” ujarnya.

Baskami juga meminta kaum ibu agar menjadi garda terdepan dalam pengelolaan sampah ini, khususnya sampah rumah tangga. Sebab bila dikelola dengan baik, sampah-sampah tersebut akan memiliki nilai ekonomis yang menguntungkan. “Saya minta kaum ibu-ibu untuk memisahkan sampah organik, anorganik, juga sampah yang beracun, itu sudah membantu petugas untuk memilah sampah. Juga jangan lupa memanfaatkan bank sampah yang tersedia,” katanya.

Menurut Baskami, rumah tangga memiliki porsi terbesar dalam menghasilkan sampah di samping industri. Maka dari itu, proses memilah sampah sejak dari rumah harus menjadi kegiatan kolektif yang harus dijadikan gaya hidup untuk kelestarian lingkungan. “Saya melihat masyarakat kita sudah memiliki kesadaran tinggi untuk membuang sampah pada tempatnya. Tidak di sungai, parit, tanah kosong dan lainnya. Semua saling mengawasi. Mari kita tingkatkan lagi, mari kita pilah sampah-sampah yang ada,” tambahnya.

Sementara itu, lanjut Baskami, pemerintah juga menyediakan armada pengangkut yang bekerja rutin untuk mengangkut sampah warga. “Saya apresiasi, baik Kepling, Lurah dan Camat yang terus melakukan monitoring soal sampah ini. Namun akan lebih baik lagi kalau armada pengangkut sampah ditambah agar hasilnya lebih maksimal,” tambahnya.

Sebelumnya, seorang warga Starban, Bambang, mengatakan harapannya agar armada pengangkut sampah dapat ditambah. Dengan begitu, sampah-sampah yang dikumpulkan bisa lebih sering diangkut. “Di sekitar sini Pak, tempat sampah minim dan penduduk padat. Kami meminta armada pengangkut sampah ditambah pak,” tuturnya.

Senada dengan Bambang, Ketua PAC PDI Perjuangan Medan Polonia, Andreas Ajit, mengatakan armada ini nantinya diharapkan untuk masuk ke setiap gang di wilayahnya. “Sebagian warga ini pak, bila tidak ada yang mengutip sampah, pasti membuangnya ke sungai, alhasil jadi banjir. Kereta (gerobak) sampah ini kami minta supaya ditambah agar bisa mengangkut sampah setiap hari,” pungkasnya. (map/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/