30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gas Bumi di Medan Melimpah

PASANG PIPA: Petugas PGN Area Medan menggali tanah untuk memasang pipa aliran gas di Jalan By Pass Kualanamu, Tanjungmorawa, beberapa waktu  lalu.
PASANG PIPA: Petugas PGN Area Medan menggali tanah untuk memasang pipa aliran gas di Jalan By Pass Kualanamu, Tanjungmorawa, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Indonesia saat ini mengalirkan sebanyak 300 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) ke Singapura. Padahal, Indonesia membutuhkan persediaan gas yang besar.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto mendukung penuh rencana pemerintah menghentikan ekspor gas ke Singapura. Apalagi rencana itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

“Selama untuk kebutuhan domestik, kita dukung. Kita juga punya fasilitasnya (produksi) tapi itu kan keputusan politik dan strategis dari pemerintah (ekspor). Itu kalau dialihkan ke dalam negeri bisa membangun 5 sampai 6 pabrik pupuk. Bisa untuk utilisasi 2 sampai 3 kilang. Jadi kalau begitu keputusan politiknya kami terima (stop ekspor),” ujarnya di Jakarta.

Seperti diketahui, Indonesia mengalirkan gas ke Singapura dari Lapangan Suban Blok Corridor yang digarap ConocoPhillips. Kebutuhan gas Singapura selama ini dipasok dari Blok Corridor yang dikerjakan ConocoPhillips.

“Gas masih banyak di Sumatera, suplai ke Singapura berakhir 2023 akan kami tarik ke dalam negeri,” kata Arifin Tasrif bulan lalu.

Division Gas Distribution Management Regional (Head GDMR III) PGN, Ari Armay Syah aman karena realisasinya masih sedikit sedangkan kapasitas volume yang dimiliki sangat besar, terutama di Medan sekitarnya.

Ari Armay Syah mengatakan total pasokan gas bumi PGN yang selalu tersedia di tiga titik serah wilayah Medan sekitarnya mencapai 15-16 MMCFD. Pekanbaru ada 16-17 MMCFD, Batam ada alokasi untuk PLN 20-30 MMCFD dan untuk jaringan PGN sekira 30 MMCFD atau total Batam sekira 60-an MMCFD. “Sedangkan Dumai masih uji coba,” ungkapnya.

Ia menjelaskan GDMR III mencakup empat wilayah yakni Medan dengan panjang pipa 688 km, Dumai 46 km, Pekanbaru 10,1 km dan Batam sekira 161 km. “Untuk gas di Medan sudah terpenuhi dari sumur-sumur pasokan yang ada di sini,” terang Ari.

Pelayanan kita, tambahnya, jual beli gas dari pemasok sampai titik serah yang disepakati. Kalau di Medan Medan ini titik serahnya ada tiga yakni di Sicanang Belawan, Wampu dan Pantai Pakam Timur. Medan dengan tiga titik serah, secara geografis menguntungkan karena potensi migas ada di Pulau Sumatera. Tentu beda dengan Batam yang merupakan pulau tersendiri sehingga memanfaatkan gas dari Sumsel. Sedangkan pelanggan Batam cukup besar karena umumnya industri di sana memanfaatkan gas PGN.

Dari tiga titik serah di Medan itu nanti gas tersebut dikelola melalui prosedur ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga. Pasokan di tiga titik serah itu sangat mencukupi untuk kebutuhan gas industri. “Batasan kita dari mulai titik serah ke pelanggan,” kata Ari.

Di titik serah Sicanang ini menurut Ari, PGN menerima pasokan sebesar 6-7 MMCFD, sementara di titik serah Wampu diterima 6 MMCFD. Sedangkan pasokan terkecil diterima di titik serah Pantai Pakam Timur sebesar 0,6 MMCFD. Pokoknya pasokan gas yang ada di titik serah cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kalau pun ada anomali masalah di salah satu titik serah, bisa digantikan dari titik serah lainnya. “Inilah keuntungan Medan,” ungkapnya.

Untuk menjaga pasokan tersedia dan terpelihara dengan baik, Ari mengatakan pihaknya senantiasa mengawasi selama 24 jam. “Ini sesuai dengan fungsi kami melayani dari pasokan ke pelanggan,” katanya.

Untuk itu, tim yang bekerja memastikan data-data penyaluran baik di jaringan atau pelanggan tetap terjaga selama 24 jam. Di Medan misalnya, bisa dilihat berapa penyaluran dan tekanan jaringan selama 24 jam yang disebut Gas Manajemen Center.

Sales Area Head PGN Medan Saeful Hadi menambahkan saat ini jumlah pelanggan di wilayah kerjanya mencapai 24.509 terdiri dari rumah tangga 23.983, pelanggan kecil 392, industri dan komersial 134. Realisasi penjualan rata-rata 13,5 MMBTUD.

“Banyak juga pelanggan kita yang merupakan UMKM, terutama kuliner. Ya, kita pasti mendukung kinerja industri dalam negeri, terutama yang berada di daerah,” ungkapnya. (ram)

PASANG PIPA: Petugas PGN Area Medan menggali tanah untuk memasang pipa aliran gas di Jalan By Pass Kualanamu, Tanjungmorawa, beberapa waktu  lalu.
PASANG PIPA: Petugas PGN Area Medan menggali tanah untuk memasang pipa aliran gas di Jalan By Pass Kualanamu, Tanjungmorawa, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Indonesia saat ini mengalirkan sebanyak 300 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) ke Singapura. Padahal, Indonesia membutuhkan persediaan gas yang besar.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto mendukung penuh rencana pemerintah menghentikan ekspor gas ke Singapura. Apalagi rencana itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

“Selama untuk kebutuhan domestik, kita dukung. Kita juga punya fasilitasnya (produksi) tapi itu kan keputusan politik dan strategis dari pemerintah (ekspor). Itu kalau dialihkan ke dalam negeri bisa membangun 5 sampai 6 pabrik pupuk. Bisa untuk utilisasi 2 sampai 3 kilang. Jadi kalau begitu keputusan politiknya kami terima (stop ekspor),” ujarnya di Jakarta.

Seperti diketahui, Indonesia mengalirkan gas ke Singapura dari Lapangan Suban Blok Corridor yang digarap ConocoPhillips. Kebutuhan gas Singapura selama ini dipasok dari Blok Corridor yang dikerjakan ConocoPhillips.

“Gas masih banyak di Sumatera, suplai ke Singapura berakhir 2023 akan kami tarik ke dalam negeri,” kata Arifin Tasrif bulan lalu.

Division Gas Distribution Management Regional (Head GDMR III) PGN, Ari Armay Syah aman karena realisasinya masih sedikit sedangkan kapasitas volume yang dimiliki sangat besar, terutama di Medan sekitarnya.

Ari Armay Syah mengatakan total pasokan gas bumi PGN yang selalu tersedia di tiga titik serah wilayah Medan sekitarnya mencapai 15-16 MMCFD. Pekanbaru ada 16-17 MMCFD, Batam ada alokasi untuk PLN 20-30 MMCFD dan untuk jaringan PGN sekira 30 MMCFD atau total Batam sekira 60-an MMCFD. “Sedangkan Dumai masih uji coba,” ungkapnya.

Ia menjelaskan GDMR III mencakup empat wilayah yakni Medan dengan panjang pipa 688 km, Dumai 46 km, Pekanbaru 10,1 km dan Batam sekira 161 km. “Untuk gas di Medan sudah terpenuhi dari sumur-sumur pasokan yang ada di sini,” terang Ari.

Pelayanan kita, tambahnya, jual beli gas dari pemasok sampai titik serah yang disepakati. Kalau di Medan Medan ini titik serahnya ada tiga yakni di Sicanang Belawan, Wampu dan Pantai Pakam Timur. Medan dengan tiga titik serah, secara geografis menguntungkan karena potensi migas ada di Pulau Sumatera. Tentu beda dengan Batam yang merupakan pulau tersendiri sehingga memanfaatkan gas dari Sumsel. Sedangkan pelanggan Batam cukup besar karena umumnya industri di sana memanfaatkan gas PGN.

Dari tiga titik serah di Medan itu nanti gas tersebut dikelola melalui prosedur ke pelanggan industri, komersial dan rumah tangga. Pasokan di tiga titik serah itu sangat mencukupi untuk kebutuhan gas industri. “Batasan kita dari mulai titik serah ke pelanggan,” kata Ari.

Di titik serah Sicanang ini menurut Ari, PGN menerima pasokan sebesar 6-7 MMCFD, sementara di titik serah Wampu diterima 6 MMCFD. Sedangkan pasokan terkecil diterima di titik serah Pantai Pakam Timur sebesar 0,6 MMCFD. Pokoknya pasokan gas yang ada di titik serah cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kalau pun ada anomali masalah di salah satu titik serah, bisa digantikan dari titik serah lainnya. “Inilah keuntungan Medan,” ungkapnya.

Untuk menjaga pasokan tersedia dan terpelihara dengan baik, Ari mengatakan pihaknya senantiasa mengawasi selama 24 jam. “Ini sesuai dengan fungsi kami melayani dari pasokan ke pelanggan,” katanya.

Untuk itu, tim yang bekerja memastikan data-data penyaluran baik di jaringan atau pelanggan tetap terjaga selama 24 jam. Di Medan misalnya, bisa dilihat berapa penyaluran dan tekanan jaringan selama 24 jam yang disebut Gas Manajemen Center.

Sales Area Head PGN Medan Saeful Hadi menambahkan saat ini jumlah pelanggan di wilayah kerjanya mencapai 24.509 terdiri dari rumah tangga 23.983, pelanggan kecil 392, industri dan komersial 134. Realisasi penjualan rata-rata 13,5 MMBTUD.

“Banyak juga pelanggan kita yang merupakan UMKM, terutama kuliner. Ya, kita pasti mendukung kinerja industri dalam negeri, terutama yang berada di daerah,” ungkapnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/