RABAT- Liga Arab memperpanjang tenggat waktu tiga hari ke Syria di bawah pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad itu. Ultimatum tersebut diberikan karena Negara tersebut tak bisa meredamĀ aksi kekerasan di negaranya. Apabila aksi tersebut tetap berjalan, Liga Arab akn menjatuhi sanksi ekonomi.
Demikian putusan diambil usai pertemuan tingkat menteri luar negeri antar anggota liga di Rabat, Maroko, Rabu (16/11) waktu setempat. Keputusan itu muncul setelah Al-Assad tak menghiraukan ultimatum sebelumnya yang telah diberikan Sabtu pekan lalu.
āJika Syria tetap menolak kerjasama, maka kami terpaksa akan menjatuhkan sanksi,ā ujar Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim Al Thani, seperti dikutip stasiun berita Al-Jazeera, Kamis (17/11).
Liga Arab berencana mengirim tim peninjau ke Syria bila negara tersebut bersedia bekerjasama dengan mematuhi ultimatum. Menlu Qatar sendiri mengakui, negara Arab sebenarnya sudah habis sabar menghadapi negara satu itu.
āKami sebenarnya tidak ingin mengatakan kalau kami benar-benar memberi peringatan yang terakhir bagi Syria. Namun kalau boleh jujur, rasanya berbagai upaya yang Liga Arab tempuh seperti menemui jalan buntu,ā katanya.
Di Syria sendiri, seperti dimuat stasiun berita BBC, massa yang marah menyerang Kedutaan Besar Maroko dan Uni Emirat Arab. Maroko bergerak cepat merespon hal ini dengan menarik duta besar dan jajarannya dari Damaskus.
Tekanan dari dunia internasional terus berdatangan ke Syria. Sebelum Maroko, Prancis dikabarkan telah menarik duta besar dari Syria, dan hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe.
āKekerasan kembali muncul di Syria, dan hal ini membuat saya harus menutup pusat kantor konsulat Prancis di kota Aleppo dan Latakia, serta pusat kebudayaan kami juga. Kami juga menarik duta besar kami kembali ke Paris,ā ungkapnya.
Dia juga mengatakan pemerintah Syria diberikan tiga hari untuk menandatangani protokol pada misi pencari fakta ke negara itu. Awalnya, sekitar 30-50 pengamat telah dikirim.
Sementara itu, Al-Arabiya melaporkan Liga Arab mengirim pengamat ke Syria dalam waktu tiga hari setelah Damaskus menandatangani protokol untuk mengesahkan dan mengorganisasi untuk misi mereka. Misi pencari fakta dibentuk untuk mengungkap kebenaran di balik laporan kontroversial dari negara tersebut.
Sekretaris Jenderal blok Arab, Nabil al-Arabi mengatakan saat konferensi pers di Rabat bahwa organisasi akan mengajukan proposal pada misi pemantauan kepada menteri luar negeri Syria.
Dia mengatakan perwakilan dari 16 organisasi hak asasi manusia Arab akan dikirim ke Syria untuk memantau situasi di 16 daerah yang dirancang oleh oposisi. Mereka akan melaporkan langsung ke markas besar Liga Arab.
Organisasi ini dibentuk untuk menerima jaminan dari pimpinan Syria bahwa para pengamat akan diizinkan bergerak bebas di dalam negara tersebut dan bertemu dengan perwakilan dari berbagai kelompok, demikian mengutip RIA Novosti. (bbs/jpnn)