26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pasien Kasus 25 Meninggal di Bali, Menderita Empat Penyakit Bawaan

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Di tengah kesembuhan sejumlah pasien Covid-19 di Indonesia, kabar duka juga datang. Pasien Covid-19 kasus 25 yang juga warga negara asing (WNA), dinyatakan meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, pada Rabu (11/3) pukul 02.45 Wita. Pasien berjenis kelamin perempuan itu, berumur 53 tahun itu masuk ke RS Sanglah pada 9 Maret.

“Saya informasikan bahwa tadi pukul 02.45 Wita, salah satu WNA yang berada dalam status pengawasan terkait Covid-19 meninggal dunia di RSUP Sanglah,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, Rabu (11/3).

Dewa Made Indra menjelaskan, selain dalam pengawasan Covid-19, pasien tersebut didiagnosa menderita penyakit bawaan, yakni diabetes mellitus atau gula, hipertensi atau darah tinggi, hiperteroid, serta penyakit paru-paru menahun.

Ia menegaskan, warga asing tersebut didiagnosa memiliki empat penyakit bawaan yang sudah cukup lama. “Karena gejala-gejalanya dekat dengan penyakit yang sedang berkembang sekarang, dia juga dalam pengawasan Covid-19,” kata Dewa Made Indra.

Setelah mengetahui kondisi pasien tersebut, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan keluarga pasien yaitu suaminya di Bali. Dari hasil komunikasi itu disepakati bahwa yang meninggal akan dikremasi.

“Karena pasien ini berada dalam pengawasan, penanganan jenazahnya juga dilakukan sesuai dengan protap penanganan jenazah untuk orang yang terinfeksi penyakit menular,” jelas Dewa Made Indra.

Pasien diantar suaminya ke salah satu rumah sakit swasta. Sang suami mengatakan, istrinya menderita beberapa penyakit. “Itu memudahkan tim dokter untuk melakukan penanganan,” kata Dewa Made Indra.

Setelah ditangani di rumah sakit swasta, sampai 8 Maret belum menunjukkan tanda-tanda sehat. Selanjutnya, pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Sanglah. “Setelah itu ditangani di Rumah Sakit Sanglah mulai 9 Maret,” ujar Dewa Made Indra.

Dia menjelaskan, dari hasil kontak tracingnya, ditemukan 21 orang, dari titik mulai datang sampai titik di RS Sanglah. “Dari titik baru datang, penginapan, dan rumah sakit,” kata Indra.

Sebanyak 21 orang tersebut sudah diisolasi rumahnya. Semuanya dalam keadaan sehat serta sudah diperiksa tim dokter dari Dinas Kesehatan Bali. Untuk hasil uji laboratorium masih menunggu dari Jakarta.

Orang yang paling sering melakukan kontak adalah suaminya. Sebab, keduanya selalu bersama dari kedatangan pada 29 Februari hingga dirawat di rumah sakit pada 3 Maret. Suami WNA itu diisolasi di RSUP Sanglah Denpasar dan masih menunggu hasil lab dari Jakarta. Kondisinya hingga saat ini dinyatakan sehat.

“Kondisi suaminya adalah orang paling intens kontak. Maka terhadap suaminya sudah diisolasi saat bersamaan di RS Sanglah atau sejak tanggal 9 Maret,” katanya.

Terkait dengan pembiayaan, kata dia, pasien di rumah sakit ditanggung pemerintah. “Termasuk untuk yang meninggal. Kremasinya kita bantu biaya dari Pemerintah Provinsi Bali,” ucap Dewa Made Indra.

Dipulangkan ke Negara Asal

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, juga mengatakan, WNA positif virus corona yang meninggal dunia itu teregister sebagai kasus 25, dan masuk kategori imported case atau terinfeksi virus corona di luar negeri.

Kendati begitu, dia enggan menjelaskan negara asal WNA perempuan yang berusia 53 tahun itu. Menurut Yurianto, WNA itu sudah sakit sebelum datang ke Indonesia. “Dari datang dia sudah sakit,” ucap dia.

Menurutnya, pasien masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat. Sebelum dinyatakan positif Corona, ada penyakit yang mendahului seperti diabetes, hipertensi dan paru obstruksi menahun.

Saat ini, jenazah WNA tersebut dalam proses pemulangan ke negara asal. “Ya tentu setelah semua masalah dalam kaitan rawatan jenazah selesai. Keluarganya sudah akomodatif secepatnya pulang,” kata Yurianto.

Tambah Rumah Sakit Rujukan

Sementara itu, pemerintah RI menambah rumah sakit rujukan yang digunakan untuk menangani pasien yang dinyatakan positif mengidap Covid-19, menyusul adanya penambahan pasien kasus corona.

“Pada tanggal 10 Maret 2020, pemerintah kembali menetapkan 132 rumah sakit rujukan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 169 Tahun 2020 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu,” demikian keterangan resmi Kemenkes, Rabu (11/3).

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan 100 rumah sakit rujukan untuk menangani Covid-19. Pemilihan ke-100 RS ini didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 414 Tahun 2007 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Flu Burung.

“Saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan sumber daya untuk dapat mengendalikan Covid-19 ini, dengan segala harapan bahwa Covid-19 ini dapat kita kendalikan dan kita hentikan penyebarannya,” demikian bunyi keterangan itu.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan delapan kasus baru Covid-19, Selasa (10/3), sehingga jumlah pasien yang dinyatakan positif mencapai 27 orang. Belakangan, salah seorang pasien yang diidentifikasi sebagai pasien kasus ke-25 dinyatakan meninggal. Pasien berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga negara asing itu memiliki comorbid atau penyakit penyerta lainnya, antara lain diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun.

Selain itu, ada dua pasien yang telah dinyatakan negatif Covid-19 atau sembuh, yaitu pasien kasus 06 dan 14. Dengan demikian, jumlah pasien yang masih menjalani perawatan intensif di ruang isolasi ada 24 orang. (kps/bbs)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Di tengah kesembuhan sejumlah pasien Covid-19 di Indonesia, kabar duka juga datang. Pasien Covid-19 kasus 25 yang juga warga negara asing (WNA), dinyatakan meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, pada Rabu (11/3) pukul 02.45 Wita. Pasien berjenis kelamin perempuan itu, berumur 53 tahun itu masuk ke RS Sanglah pada 9 Maret.

“Saya informasikan bahwa tadi pukul 02.45 Wita, salah satu WNA yang berada dalam status pengawasan terkait Covid-19 meninggal dunia di RSUP Sanglah,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, Rabu (11/3).

Dewa Made Indra menjelaskan, selain dalam pengawasan Covid-19, pasien tersebut didiagnosa menderita penyakit bawaan, yakni diabetes mellitus atau gula, hipertensi atau darah tinggi, hiperteroid, serta penyakit paru-paru menahun.

Ia menegaskan, warga asing tersebut didiagnosa memiliki empat penyakit bawaan yang sudah cukup lama. “Karena gejala-gejalanya dekat dengan penyakit yang sedang berkembang sekarang, dia juga dalam pengawasan Covid-19,” kata Dewa Made Indra.

Setelah mengetahui kondisi pasien tersebut, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan keluarga pasien yaitu suaminya di Bali. Dari hasil komunikasi itu disepakati bahwa yang meninggal akan dikremasi.

“Karena pasien ini berada dalam pengawasan, penanganan jenazahnya juga dilakukan sesuai dengan protap penanganan jenazah untuk orang yang terinfeksi penyakit menular,” jelas Dewa Made Indra.

Pasien diantar suaminya ke salah satu rumah sakit swasta. Sang suami mengatakan, istrinya menderita beberapa penyakit. “Itu memudahkan tim dokter untuk melakukan penanganan,” kata Dewa Made Indra.

Setelah ditangani di rumah sakit swasta, sampai 8 Maret belum menunjukkan tanda-tanda sehat. Selanjutnya, pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Sanglah. “Setelah itu ditangani di Rumah Sakit Sanglah mulai 9 Maret,” ujar Dewa Made Indra.

Dia menjelaskan, dari hasil kontak tracingnya, ditemukan 21 orang, dari titik mulai datang sampai titik di RS Sanglah. “Dari titik baru datang, penginapan, dan rumah sakit,” kata Indra.

Sebanyak 21 orang tersebut sudah diisolasi rumahnya. Semuanya dalam keadaan sehat serta sudah diperiksa tim dokter dari Dinas Kesehatan Bali. Untuk hasil uji laboratorium masih menunggu dari Jakarta.

Orang yang paling sering melakukan kontak adalah suaminya. Sebab, keduanya selalu bersama dari kedatangan pada 29 Februari hingga dirawat di rumah sakit pada 3 Maret. Suami WNA itu diisolasi di RSUP Sanglah Denpasar dan masih menunggu hasil lab dari Jakarta. Kondisinya hingga saat ini dinyatakan sehat.

“Kondisi suaminya adalah orang paling intens kontak. Maka terhadap suaminya sudah diisolasi saat bersamaan di RS Sanglah atau sejak tanggal 9 Maret,” katanya.

Terkait dengan pembiayaan, kata dia, pasien di rumah sakit ditanggung pemerintah. “Termasuk untuk yang meninggal. Kremasinya kita bantu biaya dari Pemerintah Provinsi Bali,” ucap Dewa Made Indra.

Dipulangkan ke Negara Asal

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, juga mengatakan, WNA positif virus corona yang meninggal dunia itu teregister sebagai kasus 25, dan masuk kategori imported case atau terinfeksi virus corona di luar negeri.

Kendati begitu, dia enggan menjelaskan negara asal WNA perempuan yang berusia 53 tahun itu. Menurut Yurianto, WNA itu sudah sakit sebelum datang ke Indonesia. “Dari datang dia sudah sakit,” ucap dia.

Menurutnya, pasien masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat. Sebelum dinyatakan positif Corona, ada penyakit yang mendahului seperti diabetes, hipertensi dan paru obstruksi menahun.

Saat ini, jenazah WNA tersebut dalam proses pemulangan ke negara asal. “Ya tentu setelah semua masalah dalam kaitan rawatan jenazah selesai. Keluarganya sudah akomodatif secepatnya pulang,” kata Yurianto.

Tambah Rumah Sakit Rujukan

Sementara itu, pemerintah RI menambah rumah sakit rujukan yang digunakan untuk menangani pasien yang dinyatakan positif mengidap Covid-19, menyusul adanya penambahan pasien kasus corona.

“Pada tanggal 10 Maret 2020, pemerintah kembali menetapkan 132 rumah sakit rujukan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 169 Tahun 2020 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu,” demikian keterangan resmi Kemenkes, Rabu (11/3).

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan 100 rumah sakit rujukan untuk menangani Covid-19. Pemilihan ke-100 RS ini didasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 414 Tahun 2007 tentang Penetapan RS Rujukan Penanggulangan Flu Burung.

“Saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dan sumber daya untuk dapat mengendalikan Covid-19 ini, dengan segala harapan bahwa Covid-19 ini dapat kita kendalikan dan kita hentikan penyebarannya,” demikian bunyi keterangan itu.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan delapan kasus baru Covid-19, Selasa (10/3), sehingga jumlah pasien yang dinyatakan positif mencapai 27 orang. Belakangan, salah seorang pasien yang diidentifikasi sebagai pasien kasus ke-25 dinyatakan meninggal. Pasien berjenis kelamin perempuan yang merupakan warga negara asing itu memiliki comorbid atau penyakit penyerta lainnya, antara lain diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun.

Selain itu, ada dua pasien yang telah dinyatakan negatif Covid-19 atau sembuh, yaitu pasien kasus 06 dan 14. Dengan demikian, jumlah pasien yang masih menjalani perawatan intensif di ruang isolasi ada 24 orang. (kps/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/