25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gunakan Gas 3 Kg Bersubsidi, Wabup Dairi Ancam Cabut Izin Restoran

SIDAK: Wabup Dairi,  Jimmy AL Sihombing menghubungi Plt Kadis Perindag Dairi, Rahmatsyah Munthe, di sela-sela sidak kelangkaan gas 3 kg di tiga kecamatan, Rabu (19/3). RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
SIDAK: Wabup Dairi, Jimmy AL Sihombing menghubungi Plt Kadis Perindag Dairi, Rahmatsyah Munthe, di sela-sela sidak kelangkaan gas 3 kg di tiga kecamatan, Rabu (19/3). RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Dampak kelangkaan dan mahalnya harga gas 3 Kg di kios pengecer, Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Dairi, Jimmy Andrea Lukita Sihombing mengancam akan mencabut izin restoran dan rumah makan yang menggunakan gas berlabel subsidi tersebut.

Hal itu diungkapkan Wabup Dairi usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah kios pengecer gas 3 Kg bersubsidi di tiga kecamatan, yakni Sum bul, Sitinjo dan Sidikalang pada Rabu (18/3).

Di sela-sela sidak tersebut, Wabup Dairi mengatakan, sidak dilakukan guna menyikapi banyaknya aduan masyarakat dalam beberapa bulan terakhir, terkait sulitnya masyarakat kurang mampu dalam memperoleh gas 3 Kg di sejumlah pangkalan maupun kios pengecer.

Hasilnya, lanjut Jimmy, dari tiga kecamatan yang dilakukan pengecekan, keberadaan gas 3 Kg bersubsidi langka dan harga per tabung jauh dari HET.

Padahal, lanjut Wabup, HET ditetapkan Pemkab Dairi untuk gas 3 kg per tabung di tingkat pangkalan untuk Kecamatan Sidikalang dan Sitinjo hanya Rp17.000. “Artinya, kios pengecer bisa menjual Rp20.000, tetapi fakta di lapangan kios menjual Rp25.000-Rp30.000 per tabung,”terangnya.

Menurut Jimmy, tidak ada alasan harga bisa mahal. Sebab, stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) sudah semakin dekat dengan Dairi.

“Dimana jika sebelumnya, SPBE untuk Dairi dari Pancurbatu, sekarang SPBE untuk wilayah Dairi sudah dari Dokan, Merek Kabupaten Karo,” ujarnya.

Menyikapi kelangkaan dan mahalnya harga gas 3kg bersubsidi tersebut, Wabup mengaku sudah menginstruksikan Plt Kadis Perindustrian dan Perdagangan untuk segera menyurati seluruh agen tabung bersubsidi di kabupaten, agar menertibkan harga dan menjamin ketersedian tabung untuk masyarakat.

Jimmy menyebut, selain diduga diselewengkan oknum tidak bertanggunjawab. Pengguna tabung subsidi belum tepat sasaran.

Menurutnya, banyak usaha restoran maupun rumah makan besar menggunakan tabung 3 kg.

“Terkait hal itu, dalam waktu dekat akan membuat surat imbauan kepada pemilik restoran dan rumah makan agar menggunakan tabung non subsidi. Jika tidak diindahkan, kita akan cabut izinnya,”ujar Jimmy.

Sahala Simamora serta Hulman Simamora pemilik kios tabung gas 3 kg di Desa Sitinjo 2 saat dikunjungi Wabup Jimmy AL Sihombing menuturkan, sudah 2 minggu sulit mendapat pasokan gas. Keduanya mengaku, ketika diminta ke pangkalan, pihak pangkalan tidak mau melayani sehingga mereka tidak dapat jatah.

Padahal lanjut Hulman, dia disuruh salahsatu pangkalan untuk membeli tabung sebanyak 50 buah dengan perjanjian akan memasok tabung isi ulang. “Tetapi sekarang kami tidak dilayani,”keluhnya.

Hulman mengatakan, sebelumnya membeli gas 3 kg dari Pangkalan Rp20.000, lalu dijual Rp23.000.

“Tetapi sekarang, harga dari pemasok sudah Rp23ribu, lalu kami jual ke masyarakat Rp 25.000 itupun kalau dapat.”katanya. (rud/han)

SIDAK: Wabup Dairi,  Jimmy AL Sihombing menghubungi Plt Kadis Perindag Dairi, Rahmatsyah Munthe, di sela-sela sidak kelangkaan gas 3 kg di tiga kecamatan, Rabu (19/3). RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
SIDAK: Wabup Dairi, Jimmy AL Sihombing menghubungi Plt Kadis Perindag Dairi, Rahmatsyah Munthe, di sela-sela sidak kelangkaan gas 3 kg di tiga kecamatan, Rabu (19/3). RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Dampak kelangkaan dan mahalnya harga gas 3 Kg di kios pengecer, Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Dairi, Jimmy Andrea Lukita Sihombing mengancam akan mencabut izin restoran dan rumah makan yang menggunakan gas berlabel subsidi tersebut.

Hal itu diungkapkan Wabup Dairi usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah kios pengecer gas 3 Kg bersubsidi di tiga kecamatan, yakni Sum bul, Sitinjo dan Sidikalang pada Rabu (18/3).

Di sela-sela sidak tersebut, Wabup Dairi mengatakan, sidak dilakukan guna menyikapi banyaknya aduan masyarakat dalam beberapa bulan terakhir, terkait sulitnya masyarakat kurang mampu dalam memperoleh gas 3 Kg di sejumlah pangkalan maupun kios pengecer.

Hasilnya, lanjut Jimmy, dari tiga kecamatan yang dilakukan pengecekan, keberadaan gas 3 Kg bersubsidi langka dan harga per tabung jauh dari HET.

Padahal, lanjut Wabup, HET ditetapkan Pemkab Dairi untuk gas 3 kg per tabung di tingkat pangkalan untuk Kecamatan Sidikalang dan Sitinjo hanya Rp17.000. “Artinya, kios pengecer bisa menjual Rp20.000, tetapi fakta di lapangan kios menjual Rp25.000-Rp30.000 per tabung,”terangnya.

Menurut Jimmy, tidak ada alasan harga bisa mahal. Sebab, stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) sudah semakin dekat dengan Dairi.

“Dimana jika sebelumnya, SPBE untuk Dairi dari Pancurbatu, sekarang SPBE untuk wilayah Dairi sudah dari Dokan, Merek Kabupaten Karo,” ujarnya.

Menyikapi kelangkaan dan mahalnya harga gas 3kg bersubsidi tersebut, Wabup mengaku sudah menginstruksikan Plt Kadis Perindustrian dan Perdagangan untuk segera menyurati seluruh agen tabung bersubsidi di kabupaten, agar menertibkan harga dan menjamin ketersedian tabung untuk masyarakat.

Jimmy menyebut, selain diduga diselewengkan oknum tidak bertanggunjawab. Pengguna tabung subsidi belum tepat sasaran.

Menurutnya, banyak usaha restoran maupun rumah makan besar menggunakan tabung 3 kg.

“Terkait hal itu, dalam waktu dekat akan membuat surat imbauan kepada pemilik restoran dan rumah makan agar menggunakan tabung non subsidi. Jika tidak diindahkan, kita akan cabut izinnya,”ujar Jimmy.

Sahala Simamora serta Hulman Simamora pemilik kios tabung gas 3 kg di Desa Sitinjo 2 saat dikunjungi Wabup Jimmy AL Sihombing menuturkan, sudah 2 minggu sulit mendapat pasokan gas. Keduanya mengaku, ketika diminta ke pangkalan, pihak pangkalan tidak mau melayani sehingga mereka tidak dapat jatah.

Padahal lanjut Hulman, dia disuruh salahsatu pangkalan untuk membeli tabung sebanyak 50 buah dengan perjanjian akan memasok tabung isi ulang. “Tetapi sekarang kami tidak dilayani,”keluhnya.

Hulman mengatakan, sebelumnya membeli gas 3 kg dari Pangkalan Rp20.000, lalu dijual Rp23.000.

“Tetapi sekarang, harga dari pemasok sudah Rp23ribu, lalu kami jual ke masyarakat Rp 25.000 itupun kalau dapat.”katanya. (rud/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/