MEDAN, SUMUTPOS.CO – Alat pelindung diri (APD) dan rapid test atau alat tes cepat virus Covid-19 yang dipesan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Suatera Utara, hingga Senin (23/3) belum sampai di Sumut.
“Belum datang (ke Medan), belum ada. Itu yang kita usahakan sekarang,” kata Ketua Tim Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, Riadil Akhir Lubis, menjawab Sumut Pos di Gubernuran Jl. Sudirman Medan, Senin (23/3).
Pernyataan pihaknya pada Jumat kemarin yang menyebutkan APD sudah tiba di Sumut sebanyak 500 unit, ternyata hanya 50 unit yang tersedia. Itupun melalui pengadaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut. “Oh semalam itu 50 (unit), sudah saya distribusikan ke RS Haji Medan. Itu penting, karena sudah tidak ada lagi pakaian mereka. Itu dari pengadaan kami,” katanya.
Disinggung mengenai rapid test yang akan digunakan setelah barangnya tersedia nanti, Riadil menyebut, secara teknis bisa ditanyakan sama Kadinkes Sumut. “Selain itu, kami juga sedangn
menyiapkan 5-6 rumah sakit rujukan pasien suspect Covid-19. Seperti GL Tobing PTPN II, Martha Friska 1 dan 2, Sari Mutiara, Wisma Atlet Pancing, gedung diklat BPSDM Sumut, RS Haji dan eks SPM Sampali,” katanya usai melaksanakan rapat koordinasi bersama pihak RS di Sumut.
Mengenai bantuan dari China yang diakomodir pemerintah pusat guna penanggulangan Covid-19, menurut dia, sejauh ini Sumut belum kebagian jatah. “Belum. Jakarta yang atur. Satu pintu nantinya. Sumut belum dapat,” ungkap dia.
Diketahui, APD untuk Sumut telah dipesan ke Jakarta sebanyak 10 ribu. Sedangkan rapid test merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan, diestimasi akan diberikan sebanyak 2.000 unit.
Sebelum rakor antara Tim Gugus Tugas bersama pihak RS tersebut, Gubsu Edy Rahmayadi telah meninjau sejumlah RS dan gedung yang akan dijadikan ruang isolasi, sebagai antisipasi lonjakan pasien Covid-19 di Sumut. Antara lain RS Martha Friska di Jalan Multatuli, RS Martha Friska Brayan Jalan Yos Sudarso, Bapelkes Dinkes Sumut Jalan Petunia, Balai Diklat BPSDM Sumut Jalan Ngalengko dan Wisma Atlet Dispora Sumut Jalan Williem Iskandar/Pancing.
“Kita harus siapkan minimal 5 persen dari jumlah penduduk yang ada di Sumut. Sepertinya warga saya ini tidak bisa hanya sekadar diimbau agar menjaga diri dengan tetap di rumah. Harus kita siapkan ruang isolasi dan lokasinya pun harus steril. Saya tidak mau nanti ada PDP berbaur dengan pasien umum. Tidak boleh bercampur dengan orang lain juga. Untuk itu saya manfaatkan beberapa RS yang sudah tidak beroperasi lagi,” ujar Edy.
Awalnya, Gubsu meninjau lokasi RS Martha Friska di Jalan Multatuli dan RS Martha Friska Brayan. Dari kedua RS tersebut tersedia 230 ruangan yang siap digunakan. “Untuk sementara izinkan saya mempergunakan RS ini untuk menampung PDP corona. Kalau RS yang ada pasiennya, akan kesulitan memindahkan pasien,” ujarnya.
Kemudian Edy mengunjungi Bapelkes Dinkes Sumut di belakang RSUP Adam Malik. Di lokasi tersebut tersedia 28 kamar, namun tidak bisa dipergunakan karena kamar mandi berada di luar kamar. “Pasien harus tetap di dalam ruangan,” terangnya.
Gubernur dan rombongan menuju Balai Diklat BPSDM Sumut Jalan Ngalengko. Di sana tersedia 76 kamar yang siap pakai.
Edy juga mengunjungi Wisma Atlet Dispora Sumut. Wisma yang belum dioperasikan tersebut terdapat 99 kamar. “Tempatnya baru dan bagus, ini sangat layak untuk kita gunakan. Tapi nanti warga tidak boleh lagi masuk ke halaman gedung,” tambahnya.
Kadinkes Sumut Alwi Mujahit mengatakan, Sumut sudah siap mengantisipasi lonjakan pasien PDP. “Kita tidak boleh membiarkan pasien PDP menyebar ke mana-mana,” katanya.
Imbau Warga Diam di Rumah
Gubsu juga meminta masyarakat agar mematuhi imbauan berdiam diri di rumah, dan menghindari kegiatan keramaian. Dengan demikian, penyebaran Covid-19 dapat dihentikan, dan korban dapat ditekan seminimal mungkin.
“Saudara-saudaraku, tolong ditekankan bagaimana caranya agar masyarakat tetap di rumah. Agar Indonesia tidak serupa dengan Italia yang jumlah kasusnya sudah melebihi China,” tegas Gubsu Edy saat memimpin rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Sumut, Senin (23/3) di Medan.
Gubernur menyampaikan, sampai saat ini Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut telah menyiapkan 479 ruang isolasi yang menjadi posko evakuasi. Ruangan itu tersebar di Kota Medan dan Deliserdang.
Tentang alat pelindung diri (APD), menurut Edy Rahmayadi, sudah dipesan sesuai dengan kebutuhan. Begitu juga dengan alat kesehatan dan tenaga medis dari setiap rumah sakit sudah disiapkan. “Kami sudah siapkan itu,” ujar Edy.
Kapolda Sumut, Martuani Sormin, juga mengimbau agar masyarakat mengurangi kegiatannya di luar rumah. Jika tidak diperlukan, masyarakat diharuskan jangan keluar rumah.
“Kalau tidak diperlukan, tidak usah keluar rumah. Jika imbauan ini tidak dilaksanakan, pembubaran kerumunan bisa dilakukan. Ini demi mengurangi penyebaran Covid-19 ini,” tegas Kapolda.
Koordinator Lapangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Handoyo, mengatakan sampai saat ini kasus positif Covid-19 adalah kasus impor atau terinfeksi di luar Sumut. Belum ada kasus penularan lokal. “Pencegahan Covid-19 ini kita harus diam di rumah,” kata Handoyo.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Pencegahan Covid-19 Sumut, Riadil Akhir Lubis, mengatakan pihaknya sedang menyusun jadwal untuk melakukan penyemprotan disinfektan secara massal di seluruh wilayah Sumut.
“Beberapa kegiatan penyemprotan ini kan sudah dilakukan pihak dari TNI dan Polri. Kita akan buat gerakan massal serentak di hari yang sama untuk itu. Saya sedang siapkan peralatan dengan Kodam I/BB. Karena kita kelangkaan cairan disinfektan itu, dan sedang kita susun jadwalnya,” ujarnya menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, Jl. Sudirman Medan, Senin (23/3).
Menurut Riadil, penyemprotan secara parsial tidak akan berguna dalam penanggulangan dan pencegahan virus corona. Apalagi wilayah Sumut sangat luas. “Kalau macam Medan aja mungkin bisa. Tapi wilayah kita ini ‘kan luas sekali. Untuk anggaran sudah disiapkan. Begitu juga di TNI dan Polri,” katanya.
Status Covid-19 di Sumut masih siaga darurat. Kemungkinan besar status ini akan diperpanjang sebagaimana imbauan pemerintah pusat sampai 29 Mei 2020. Menurut Riadil, ini merupakan bentuk upaya lain pihaknya dalam menekan penularan Covid-19. “Eskalasinya sudah tinggi ini. Kalaupun nanti sampai 29 Mei belum reda juga, bisa jadi akan kita perpanjang lagi,” kata Kepala BPBD Sumut itu.
Pihaknya kembali imbau kepada seluruh masyarakat Sumut, agar membatasi keluar rumah selama status siaga darurat ini berlaku. Terutama terhadap para orang dalam pemantauan (ODP) dan PDP.
“Mulai hari juga Bapak Gubernur telah mengeluarkan surat edaran penutupan sementara operasional di lokasi-lokasi industri pariwisata se Sumut, agar pencegahan dan penyebaran Covid-19 ini mampu sama-sama kita lakukan. Mari sama-sama kita tingkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus ini,” katanya melalui live streaming dari Kantor Gubsu.
Adapun lokasi industri pariwisata yang ditutup sementara hingga 5 April mendatang tersebut antara lain; tempat hiburan malam, karaoke, mandi uap, bola sodok/bola gelinding, dan usaha sejenis lainnya.
“Kami sudah berkoordinasi dengan TNI, Polri, Satpol PP dan lainnya guna memastikan surat edaran ini berjalan dengan baik di lapangan. Begitupun dengan kegiatan convention, exhibition dan lainnya untuk menunda kegiatan yang mengundang banyak orang sampai batas waktu yang akan ditentukan,” katanya.
Desinfektan & Bagikan Hand Sanitizer
Di Kota Medan, Pemerintah Kota (Pemko) terus melakukan langkah-langkah preventif dalam mencegah penyebaran Covid-19. Pemko telah melakukan penyemprotan disinfektan ke sejumlah tempat-tempat umum.
“Penyemprotan dilakukan masing-masing kecamatan secara rutin,” ucap Kabag Humas Pemko Medan, Arrahman Pane, Senin (23/3). Seluruh tempat umum akan disemprot. Seperti Pos Dishub Lapangan Merdeka, dsb.
Untuk tempat lainnya, pemyemprotan akan dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan. “Sore ini, rencananya BPBD akan menyemprot Kantor Pengadilan Negeri (PN) Medan. Sementara Dinas Ketapang membagikan hand sanitizer. Prioritasnya rumah-rumah ibadah,” katanya.
Kepala BPBD Kota Medan, Arjuna Sembiring, mengatakan selain penyemprotan, pihaknya juga membagi-bagi masker di Jalan Balai Kota. “Nanti kalau ada lagi, akan kita bagikan lagi,” terangnya.
Selain itu,, BPBD berupaya mengadakan sarana mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun di sejumlah tempat umum. “Memang sudah diadakan Dinas Perkim (PKPPR). Tapi akan ada penguatan dari BPBD,” tutupnya.
Kadis Ketahanan Pangan (Ketapang) Kota Medan, Emilia Lubis, mengakui pihaknya telah membagi-bagikan hand sanitizer kepada masyarakat. Terkhusus rumah-rumah ibadah, seperti masjid dan gereja. “Totalnya 8 liter yang dibagikan ke masjid-masjid dan gereja-gereja hari ini,” jelasnya.
Saat ini, pihaknya tengah menunggu persetujuan dari BPKAD Kota Medan untuk membuat kembali hand sanitizer di laboratorium milik Dinas Ketapang. “Kalau yang sudah dibuat ini kebetulan ada sisa stok bahan baku di lab. Yang akan dibuat berikutnya harus diadakan dulu bahan bakunya,” tutupnya.
Wakil Ketua DPRD Medan, Irwan Ritonga meminta agar Pemko Medan segera melakukan hal-hal yang mendukung penanganan Covid-19. “Kalau memang harus persetujuan BPKAD, jangan lama-lama. Pengadaan hand sanitizer sangat penting dan mendesak,” jelasnya.
Selain itu, Ihwan meminta Pemko Medan menindak tegas oknum-oknum penimbun masker, hand sanitizer, sembako, dan banyak hal lain. “Nggak boleh dibiarkan. Jangan ada yang mengambil kesempatan apalagi keuntungan bagi diri sendiri dalam situasi yang mengkhawatirkan masyarakat ini,” tutupnya. (prn/map)