26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dinkes Humbahas Anggarkan Rp1,6 Miliar untuk Covid-19

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan menganggarkan dana sebesar Rp 1.663.136.500,00 untuk pembelian alat medis dalam penanganan Covid 19. Dana ini diambil dari dana DAK sebesar Rp811 juta dan dari sektor Anggaran Dinas Kesehatan.

Adapun perincian pembelian alat kesehatan tersebut yaitu pengadaan masker bedah senilai Rp150 juta, pengadaan Hand Sanitizer Rp100 juta, pengadaan tablet desinfektan Rp15 juta, pengadaan tablet thermo gun Rp50 juta ditambah jasa upah penyemprot Rp20 juta.

Kemudian, pengadaan Rapid Test Rp369 juta ditambah biaya umum pengadaan senilai Rp6 juta, pengadaan APD set Rp 137.494.500 ditambah biaya umum senilai Rp4 juta, pengadaan backpack sprayer senilai Rp131.642.000,00 dan pengadaan Decontamination Station Portable sebesar Rp680 juta.

Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Henrik Simamora mengatakan, adanya perencanaan anggaran yang dibuat itu lantaran mahalnya pengadaan sejumlah alat medis.

“Kebanyakan barang yang kita butuhkan saat ini tidak tersedia. Kalaupun ada harganya mahal. Makanya mengalami pembengkakan,” kata Henrik diruang kerjanya, Senin (13/4).

Menurut dia, semisal pembelian masker per boks yang awalnya seharga Rp50 ribu naik menjadi Rp350 ribu perboks.

“Jadi semua harga naik, tidak hanya masker, pembelian APD, hand sanitizer, bazkpac sprayer dan pengadaan decontaminiation station portable atau disebut bilik disinfektan beserta bahan kimianya yang ramah dengan manusia bisa kekulit,” terang Henrik.

Kendati demikian, Henrik mengaku pembelian barang alat medis itu, pihaknya masih menunggu dari sejumlah pembelian barang medis proses pemesanan. Seperti pengadaan masker bedah senilai Rp150 juta, pengadaan Hand Sanitizer Rp100 juta. Kemudian, pengadaan Rapit Test Rp369 juta dan pembelian decontaminiation station portable Rp680 juta yang merupakan bilik disinfektan sebanyak 17 unit beserta bahan kimia.

“Sementara yang sudah dibagikan pengadaan backpack sprayer sejenis pompa mesin semprot 2 T sebanyak 25 buah dan mesin elektrik sebanyak 25 buah. Barang tersebut, sudah disalurkan ke 12 puskesmas dan sisanya sebanyak 13 unit lagi akan dibagikan ke tiap-tiap poskesdes,” katanya.

Menurutnya, pembelian decontaminiation station portable ini belum disalurkan karena barang bahan kimianya sejenis Twin Oxcid masih dalam proses pengiriman.

“Ini masih proses pengiriman, dan rencananya akan kita salurkan ke 12 puskesmas, kantor bupati, kantor Catatan Sipil, Perizinan dan pihak Polres,” ungkapnya.

Terkait dengan Rapid Test yang sudah tersalurkan, menurut Henrik bahwasanya itu merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi bukan dari prerencanaan anggaran tersebut. Sedangkan, pembelian masker kain sebanyak 200 ribu, merupakan anggaran dari tanggap darurat.

“Jadi dua mata anggaran itu beda, tidak dari perencanaan pembelian yang menghabiskan 1,6 miliar beda lagi terkait anggaran pengalihan semisal refocusing,” katanya.

Dengan adanya pasokan sarana dan prasarana, sejumlah masyarakat menanggapi, kiranya benar-benar tersalurkan dan digunakan sesuai penanganan Covid 19. “Mudah-mudahaan anggaran sebesar itu untuk pembelian alat medis dapat digunakan dengan baik tanpa ada penyelewengan sama sekali,” harap Boy Siregar warga Dolok Sanggul. (des/ram)

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan menganggarkan dana sebesar Rp 1.663.136.500,00 untuk pembelian alat medis dalam penanganan Covid 19. Dana ini diambil dari dana DAK sebesar Rp811 juta dan dari sektor Anggaran Dinas Kesehatan.

Adapun perincian pembelian alat kesehatan tersebut yaitu pengadaan masker bedah senilai Rp150 juta, pengadaan Hand Sanitizer Rp100 juta, pengadaan tablet desinfektan Rp15 juta, pengadaan tablet thermo gun Rp50 juta ditambah jasa upah penyemprot Rp20 juta.

Kemudian, pengadaan Rapid Test Rp369 juta ditambah biaya umum pengadaan senilai Rp6 juta, pengadaan APD set Rp 137.494.500 ditambah biaya umum senilai Rp4 juta, pengadaan backpack sprayer senilai Rp131.642.000,00 dan pengadaan Decontamination Station Portable sebesar Rp680 juta.

Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Henrik Simamora mengatakan, adanya perencanaan anggaran yang dibuat itu lantaran mahalnya pengadaan sejumlah alat medis.

“Kebanyakan barang yang kita butuhkan saat ini tidak tersedia. Kalaupun ada harganya mahal. Makanya mengalami pembengkakan,” kata Henrik diruang kerjanya, Senin (13/4).

Menurut dia, semisal pembelian masker per boks yang awalnya seharga Rp50 ribu naik menjadi Rp350 ribu perboks.

“Jadi semua harga naik, tidak hanya masker, pembelian APD, hand sanitizer, bazkpac sprayer dan pengadaan decontaminiation station portable atau disebut bilik disinfektan beserta bahan kimianya yang ramah dengan manusia bisa kekulit,” terang Henrik.

Kendati demikian, Henrik mengaku pembelian barang alat medis itu, pihaknya masih menunggu dari sejumlah pembelian barang medis proses pemesanan. Seperti pengadaan masker bedah senilai Rp150 juta, pengadaan Hand Sanitizer Rp100 juta. Kemudian, pengadaan Rapit Test Rp369 juta dan pembelian decontaminiation station portable Rp680 juta yang merupakan bilik disinfektan sebanyak 17 unit beserta bahan kimia.

“Sementara yang sudah dibagikan pengadaan backpack sprayer sejenis pompa mesin semprot 2 T sebanyak 25 buah dan mesin elektrik sebanyak 25 buah. Barang tersebut, sudah disalurkan ke 12 puskesmas dan sisanya sebanyak 13 unit lagi akan dibagikan ke tiap-tiap poskesdes,” katanya.

Menurutnya, pembelian decontaminiation station portable ini belum disalurkan karena barang bahan kimianya sejenis Twin Oxcid masih dalam proses pengiriman.

“Ini masih proses pengiriman, dan rencananya akan kita salurkan ke 12 puskesmas, kantor bupati, kantor Catatan Sipil, Perizinan dan pihak Polres,” ungkapnya.

Terkait dengan Rapid Test yang sudah tersalurkan, menurut Henrik bahwasanya itu merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi bukan dari prerencanaan anggaran tersebut. Sedangkan, pembelian masker kain sebanyak 200 ribu, merupakan anggaran dari tanggap darurat.

“Jadi dua mata anggaran itu beda, tidak dari perencanaan pembelian yang menghabiskan 1,6 miliar beda lagi terkait anggaran pengalihan semisal refocusing,” katanya.

Dengan adanya pasokan sarana dan prasarana, sejumlah masyarakat menanggapi, kiranya benar-benar tersalurkan dan digunakan sesuai penanganan Covid 19. “Mudah-mudahaan anggaran sebesar itu untuk pembelian alat medis dapat digunakan dengan baik tanpa ada penyelewengan sama sekali,” harap Boy Siregar warga Dolok Sanggul. (des/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/