30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Tak Perlu Lagi ke Jakarta, Uji Swab Cukup di RS USU

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar baik untuk Sumatera Utara. Kini, sampel swab tenggorokan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 tak perlu lagi dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan, di Jakarta. Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) sudah memiliki laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk tes swab tenggorok, sehingga penentuan seseorang positif atau negatif Covid-19 bisa lebih cepat diketahui.

“Saat ini, laboratorium PCR di RS USU dalam tahap finishing Dalam waktu dekat bisa digunakan menangani kasus Covid-19 di Sumut. Ruang isolasi untuk 5 pasien juga selesai tanggal 27 April mendatang. Seandainya ada pasien, sudah tersedia ruang isolasi,” sebut Rektor USU, Prof. Runtung Sitepu, kepada wartawan saat meninjau di RS USU di Jalan dr Mansyur Kota Medan, Kamis (16/4).

Ia mengatakan, USU memperoleh anggaran sebesar Rp9,5 miliar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, untuk penanganan Covid-19 di Sumut. Anggaran tersebut untuk pengadaan ruang isolasi dan perlengkapan fasilitas medis lainnya. Seperti pembelian 1.000 unit Reagensia.

“Khusus untuk tes swab pasien, membutuhkan bahan yang namanya Reagensia. Sebulan yang lalu RS USU telah berusaha membelinya, tetapi barangnya tidak ada. Pesanan baru tiba kemarin sore, itupun baru diterima 33 unit. Untunglah ada bantuan dari Litbangkes 300. Jadi sekarang ini kita sudah bisa memeriksa 333 pasien,” kata Runtung.

Reagensia adalah larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui isi zat lain tersebut.

Diharapkan sisa pesanan Reagensi untuk kebutuhan 967 pasien lagi, segera tiba di RS USU. Sehingga pasien yang diperiksa bisa bertambah.

Dengan adanya fasilitas lab dan alkes pendukung, RS USU siap melakukan uji laboratorium PCR satu pintu di RS USU, bekerjasama dengan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Sumut untuk melengkapi fasilitas pendukung. Juga berkoordinasi dengan Pemprov Sumut, dan Dinkes Sumut, dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan vertikal dari Kemenkes.

Dalam penanganan Covid-19 di Sumut, USU siap menurunkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbaik dalam bidangnya. Sejak sebulan lalu, USU sudah membentuk tim penanganan kasus Covid-19 yang terdiri dari tim ahli profesional terbaik dari kampus USU.

“Mudah-mudahan di Sumut tidak perlu lagi mengirim sampel ke Pusat. Dan bisa mempercepat penanganan pasien Covid-19 di Sumut. Saya yakin ini sangat membantu,” ungkapnya.

Lebih lanjut Runtung menjelaskan, sejak awal USU sudah memiliki 3 unit PCR, dengan perincian satu unit di RS USU, satu unit di Fakultas Kedokteran USU, dan satu lagi di Laboratorium Terpadu USU. Ketiga PCR ini akan dioperasikan secara maksimal dalam penanganan kasus virus Corona di Sumut.

Runtung berharap, kesiapan USU dapat disinkronkan dengan Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumut, di bawah pimpinan Gubsu, Edy Rahmayadi.

Paling Lama 1-2 Hari

Hasil pemeriksaan sampel swab di RS USU diprediksi akan diketahui dengan cepat. Tak pelru menunggu berminggu-minggu, seperti jika sampel harus dikirim ke Jakarta dan antri pemeriksaan.

“Nanti sampel akan kita terima di RS USU, langsung kita periksa. Hasilnya paling lama 1-2 hari selesai. Kalau lebih cepat diantar, sampel akan langsung dikerjakan. Hasilnya lebih cepat,” ujar Direktur Utama (Dirut) RS USU, Dr Dewi Indah Sari Siregar, M.Ked, Sp PK, kepada wartawan di RS USU, kemarin.

Dewi mengharapkan, dengan fasilitas memadai yang dimiliki RS USU, penanganan medis terhadap pasien Covid-19 dapat dilakukan sesuai standar WHO.

“Kami menerima specimen sample swab atau dahak pasien. Langsung diperiksa. Hasilnya langsung kita sampaikan kepada Pusat, Dinas Kesehatan, dan Tim Gugus Tugas. Specimen bisa kita terima dari Puskesmas atau rumah sakit. Hasilnya akan kita laporkan,” tutur Dewi, yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium RS USU.

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, mengatakan sangat terbantu dengan tersedianya lab PCR di RS USU untuk pemeriksaan Covid-19. “Kita sekarang kesulitan mendapatkan hasil test cepat dari pusat, bisa 10-12 hari. Ini mengakibatkan orang tidak bisa dipulangkan cepat, karena harus menunggu hasil pemeriksaan apakah positif atau negatif,” tutur Alwi.

Alwi mencontohkan, PDP yang secara fisik bagus, gejala klinisnya baik, tapi tidak bisa pulang dari RS karena hasil pemeriksaannya belum keluar. Karena itu, adanya lab PCR di RS USU sangat membantu. “Apalagi, ada kamar isolasi yang tersedia di sana. Pasien berat bisa ke RS USU. Kamarnya sudah berkualitas ICU. Ada ventilator, fasilitas pendingin ruangan menggunakan hepa filter, ruang bertekanan negatif, dan alat lainnya,” jelas Alwi.

Dengan adanya Lab PCR di RS USU, menurut Alwi, PDP dan Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat diindetifikasi lebih dini oleh tim medis. “Yang paling penting mengetahui OTG itu positif atau negatif, karena bisa menjadi sumber penularan baru,” pungkas Alwi.

Dikembangkan Jadi Lab Covid

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah, mengatakan peralatan laboratorium pemeriksaan swab PCR pasien Covid-19 tak jauh beda dengan laboratorium kesehatan secara umum.

Seperti disampaikan Kemenkes RI, di Indonesia terdapat 900 titik alat pemeriksaan Covid-19 berupa TCM (Tes Cepat Molekuler) Genexpert. Peralatan laboratorium TCM sudah ada di Indonesia sejak adanya penyakit flu burung dan tuberkolosis.

“Selama ini, ada peralatan laboratorium kesehatan yang digunakan untuk pemeriksaan pasien TB (Tuberkolosis). Ternyata laboratorium tersebut bisa dikonversi menjadi laboratorium pemeriksaan swab PCR Covid-19. Tetapi dengan catatan, harus disesuaikan atau perlu peralatan yang ditambah,” ungkap Aris, saat memberikan keterangan pers di Media Center Gugus Tugas Kantor Gubernur Sumut Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Kamis (16/4).

Lab TCM milik RS USU, termasuk yang disesuaikan menjadi lab pemeriksaan swab PCR pasien Covid-19. “RS USU memesan alat pendukung pemeriksaan swab Covid-19. Seperti cartridge, reagensia (larutan zat kimia), hingga alat untuk menginstal ulang TCM menjadi PCR. Jadi dalam waktu dekat, (pemeriksaan swab secara mandiri) sudah bisa dilakukan,” ujarnya.

Kapan mulai dioperasikan, tergantung kesiapan RS USU. Apalagi jika regulasi Kemenkes RI membolehkan. “Kalau minggu ini sudah siap beroperasi, tentu lebih baik daripada mengirim test swab ke Balitbangkes Kemenkes RI yang hasilnya bisa keluar sekitar 10 hari. Lantaran seluruh Indonesia mengirimkan swab ke sana,” katanya.

Diutarakan Aris, meski nantinya Sumut bisa mengolah swab secara mandiri, pengumuman hasilnya tetap dalam kendali Pemerintah Pusat.

Menurut Aris, alat TCM pada laboratorium kesehatan sebenarnya banyak dimiliki rumah sakit di Sumut. Kemenkes sendiri telah menunjuk RS USU untuk pemeriksaan test swab PCR Covid-19 di Sumut.

RS yang memiliki alat TCM seperti rumah sakit pemerintah di Deliserdang, Asahan, RSUP H Adam Malik, dan RS USU. “Dinas Kesehatan Sumut sendiri punya alat TCM, ada di RS Khusus Paru milik Pemprovsu. Tetapi untuk menjadi lab pemeriksaan Covid-19, harus dikonversi atau ditambah alatnya,” beber Aris.

Disinggung apakah RS Khusus Paru dijadikan tempat pemeriksaan Covid-19, Aris menuturkan tak menutup kemungkinan. “Kalau dibutuhkan penambahan lagi, maka tentunya disiapkan. Satu cartridge kalau tidak salah bisa digunakan hingga 100 spesimen (sampel). Jadi dalam sehari bisa dikeluarkan hasil pemeriksaan 100 spesimen,” pungkas Aris.

Sebelumnya, Koordinator Medis dan Paramedis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Restuti Hidayani Saragih SpPd K-PTI Finasim MHKes mengatakan, Pemprovsu sedang berupaya mengolah spesimen untuk swab PCR secara mandiri. Rencananya, akan dibuat di salah satu rumah sakit atau sentra laboratorium yang ada di Sumut.

Restuti menerangkan, hasil rapid test yang dilakukan hanyalah sebagai screening atau deteksi awal, dan belum dianggap sebagai diagnosis final. Untuk itu, hasil rapid test harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan PCR.

RSUP HAM Siapkan Lab

Selain RS USU, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) juga sedang menyiapkan laboratorium PCR. “Hal itu sejalan dengan pemerintah pusat yang saat ini menargetkan tes Covid-19 dengan jumlah 10.000 spesimen per hari menggunakan metode PCR, atau kita kenal dengan metode pengambilan SWAB,” kata Aris.

Metode PCR, memiliki akurasi yang lebih tinggi ketimbang menggunakan Rapid Test. Jika laboratorium di Sumut sudah beroperasi, hasil pengujian tidak akan memakan waktu yang lama. “Akurasinya insyaallah sama dengan akurasi pemeriksaan di Balitbang Kemenkes Jakarta,” ujar Aris.

Sejak awal, Pemprov Sumut telah menyiapkan rumah sakit darurat rujukan, hingga mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) ke kabupaten/kota. Meski begitu, Aris mengatakan kunci pemutusan rantai penyebaran Covid-19 bukan hanya ada di fasilitas kesehatan, namun juga dilihat dari seberapa banyak peran masyarakat mencegah terjadinya penyebaran.

Menurutnya, saat ini masih terjadi penularan di tengah masyarakat. Perkembangan terbaru Covid-19 di Sumut per tanggal 16 April sore, jumlah PDP dirawat 139 orang, positif 103 dengan rincian melalui rapid test sebanyak 24 orang dan metode PCR atau swab test sebanyak 79 orang. Sedangkan yang sembuh berjumlah 12 orang dan meninggal sebanyak 10 orang.

“Kapasitas fasilitas kesehatan tidak ada artinya, kalau kita semua menjadi sakit. Oleh karena itu mari kita sama-sama untuk terus menjaga,” kata Aris.

Aris sekali lagi mengajak masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan. Mulai dari menghindari keramaian, kontak langsung dengan orang lain hingga mencuci tangan. Masyarakat juga diminta menjaga kesehatan dan makan makanan yang bergizi. “Hindari keramaian, ini jadi kunci. Kita tidak tahu siapa yang ada di sekitar kita yang sakit,” kata Aris.

Adanya Lab PCR di RS USU yang mampu mendiagnosa Covid-19, sehingga PDP di Sumut cepat terdeteksi positif corona atau tidak, mendapat apresiase dari DPRD Sumut.

Wakil Ketua DPRD Sumut, Rahmansyah Sibarani, menyatakan teknik PCR telah dikembangkan untuk diagnosis berbagai penyakit infeksi, seperti hepatitis, HIV, human papillomavirus, M Tuberculosis, serta Covid-19 yang menjadi pandemi global saat ini.

“RS USU memiliki peralatan lab yang memadai. Untuk itu, kami mendorong Pemprovsu memberdayakan SDM USU dan fasilitasnya secara kelembagaan,” ungkapnya usai memimpin rombongan Fraksi NasDem DPRD Sumut meninjau RS USU, Rabu (15/4).

Kehadiran Fraksi NasDem disambut hangat Rektor USU, Runtung Sitepu, di rumah dinas rektor.

Selain RS USU. ada dua instansi di Medan yang diketahui memiliki alat tersebut, yakni PP Lonsum dan KKP Belawan, yang diletakkan di laboratorium di Jalan Ayahanda, Medan. “Jadi sebenarnya Sumut tidak perlu lagi mengirimkan diagnosa Covid-19 ke Jakarta. Karena saat ini ada tiga instansi yang memiliki alat PCR. Pemprovsu tinggal mengadakan zat kimia reagensia yang saat ini sulit didapatkan,” katanya.

Ia pun meminta Gubsu Edy bisa menjembatani pembelian reagensia dan menggandeng USU untuk penanggulangan corona terkhusus mendiagnosa Covid-19. (gus/ris/prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar baik untuk Sumatera Utara. Kini, sampel swab tenggorokan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 tak perlu lagi dikirim ke Litbangkes Kementerian Kesehatan, di Jakarta. Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) sudah memiliki laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk tes swab tenggorok, sehingga penentuan seseorang positif atau negatif Covid-19 bisa lebih cepat diketahui.

“Saat ini, laboratorium PCR di RS USU dalam tahap finishing Dalam waktu dekat bisa digunakan menangani kasus Covid-19 di Sumut. Ruang isolasi untuk 5 pasien juga selesai tanggal 27 April mendatang. Seandainya ada pasien, sudah tersedia ruang isolasi,” sebut Rektor USU, Prof. Runtung Sitepu, kepada wartawan saat meninjau di RS USU di Jalan dr Mansyur Kota Medan, Kamis (16/4).

Ia mengatakan, USU memperoleh anggaran sebesar Rp9,5 miliar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, untuk penanganan Covid-19 di Sumut. Anggaran tersebut untuk pengadaan ruang isolasi dan perlengkapan fasilitas medis lainnya. Seperti pembelian 1.000 unit Reagensia.

“Khusus untuk tes swab pasien, membutuhkan bahan yang namanya Reagensia. Sebulan yang lalu RS USU telah berusaha membelinya, tetapi barangnya tidak ada. Pesanan baru tiba kemarin sore, itupun baru diterima 33 unit. Untunglah ada bantuan dari Litbangkes 300. Jadi sekarang ini kita sudah bisa memeriksa 333 pasien,” kata Runtung.

Reagensia adalah larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui isi zat lain tersebut.

Diharapkan sisa pesanan Reagensi untuk kebutuhan 967 pasien lagi, segera tiba di RS USU. Sehingga pasien yang diperiksa bisa bertambah.

Dengan adanya fasilitas lab dan alkes pendukung, RS USU siap melakukan uji laboratorium PCR satu pintu di RS USU, bekerjasama dengan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Sumut untuk melengkapi fasilitas pendukung. Juga berkoordinasi dengan Pemprov Sumut, dan Dinkes Sumut, dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan vertikal dari Kemenkes.

Dalam penanganan Covid-19 di Sumut, USU siap menurunkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbaik dalam bidangnya. Sejak sebulan lalu, USU sudah membentuk tim penanganan kasus Covid-19 yang terdiri dari tim ahli profesional terbaik dari kampus USU.

“Mudah-mudahan di Sumut tidak perlu lagi mengirim sampel ke Pusat. Dan bisa mempercepat penanganan pasien Covid-19 di Sumut. Saya yakin ini sangat membantu,” ungkapnya.

Lebih lanjut Runtung menjelaskan, sejak awal USU sudah memiliki 3 unit PCR, dengan perincian satu unit di RS USU, satu unit di Fakultas Kedokteran USU, dan satu lagi di Laboratorium Terpadu USU. Ketiga PCR ini akan dioperasikan secara maksimal dalam penanganan kasus virus Corona di Sumut.

Runtung berharap, kesiapan USU dapat disinkronkan dengan Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumut, di bawah pimpinan Gubsu, Edy Rahmayadi.

Paling Lama 1-2 Hari

Hasil pemeriksaan sampel swab di RS USU diprediksi akan diketahui dengan cepat. Tak pelru menunggu berminggu-minggu, seperti jika sampel harus dikirim ke Jakarta dan antri pemeriksaan.

“Nanti sampel akan kita terima di RS USU, langsung kita periksa. Hasilnya paling lama 1-2 hari selesai. Kalau lebih cepat diantar, sampel akan langsung dikerjakan. Hasilnya lebih cepat,” ujar Direktur Utama (Dirut) RS USU, Dr Dewi Indah Sari Siregar, M.Ked, Sp PK, kepada wartawan di RS USU, kemarin.

Dewi mengharapkan, dengan fasilitas memadai yang dimiliki RS USU, penanganan medis terhadap pasien Covid-19 dapat dilakukan sesuai standar WHO.

“Kami menerima specimen sample swab atau dahak pasien. Langsung diperiksa. Hasilnya langsung kita sampaikan kepada Pusat, Dinas Kesehatan, dan Tim Gugus Tugas. Specimen bisa kita terima dari Puskesmas atau rumah sakit. Hasilnya akan kita laporkan,” tutur Dewi, yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium RS USU.

Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, mengatakan sangat terbantu dengan tersedianya lab PCR di RS USU untuk pemeriksaan Covid-19. “Kita sekarang kesulitan mendapatkan hasil test cepat dari pusat, bisa 10-12 hari. Ini mengakibatkan orang tidak bisa dipulangkan cepat, karena harus menunggu hasil pemeriksaan apakah positif atau negatif,” tutur Alwi.

Alwi mencontohkan, PDP yang secara fisik bagus, gejala klinisnya baik, tapi tidak bisa pulang dari RS karena hasil pemeriksaannya belum keluar. Karena itu, adanya lab PCR di RS USU sangat membantu. “Apalagi, ada kamar isolasi yang tersedia di sana. Pasien berat bisa ke RS USU. Kamarnya sudah berkualitas ICU. Ada ventilator, fasilitas pendingin ruangan menggunakan hepa filter, ruang bertekanan negatif, dan alat lainnya,” jelas Alwi.

Dengan adanya Lab PCR di RS USU, menurut Alwi, PDP dan Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat diindetifikasi lebih dini oleh tim medis. “Yang paling penting mengetahui OTG itu positif atau negatif, karena bisa menjadi sumber penularan baru,” pungkas Alwi.

Dikembangkan Jadi Lab Covid

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Aris Yudhariansyah, mengatakan peralatan laboratorium pemeriksaan swab PCR pasien Covid-19 tak jauh beda dengan laboratorium kesehatan secara umum.

Seperti disampaikan Kemenkes RI, di Indonesia terdapat 900 titik alat pemeriksaan Covid-19 berupa TCM (Tes Cepat Molekuler) Genexpert. Peralatan laboratorium TCM sudah ada di Indonesia sejak adanya penyakit flu burung dan tuberkolosis.

“Selama ini, ada peralatan laboratorium kesehatan yang digunakan untuk pemeriksaan pasien TB (Tuberkolosis). Ternyata laboratorium tersebut bisa dikonversi menjadi laboratorium pemeriksaan swab PCR Covid-19. Tetapi dengan catatan, harus disesuaikan atau perlu peralatan yang ditambah,” ungkap Aris, saat memberikan keterangan pers di Media Center Gugus Tugas Kantor Gubernur Sumut Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Kamis (16/4).

Lab TCM milik RS USU, termasuk yang disesuaikan menjadi lab pemeriksaan swab PCR pasien Covid-19. “RS USU memesan alat pendukung pemeriksaan swab Covid-19. Seperti cartridge, reagensia (larutan zat kimia), hingga alat untuk menginstal ulang TCM menjadi PCR. Jadi dalam waktu dekat, (pemeriksaan swab secara mandiri) sudah bisa dilakukan,” ujarnya.

Kapan mulai dioperasikan, tergantung kesiapan RS USU. Apalagi jika regulasi Kemenkes RI membolehkan. “Kalau minggu ini sudah siap beroperasi, tentu lebih baik daripada mengirim test swab ke Balitbangkes Kemenkes RI yang hasilnya bisa keluar sekitar 10 hari. Lantaran seluruh Indonesia mengirimkan swab ke sana,” katanya.

Diutarakan Aris, meski nantinya Sumut bisa mengolah swab secara mandiri, pengumuman hasilnya tetap dalam kendali Pemerintah Pusat.

Menurut Aris, alat TCM pada laboratorium kesehatan sebenarnya banyak dimiliki rumah sakit di Sumut. Kemenkes sendiri telah menunjuk RS USU untuk pemeriksaan test swab PCR Covid-19 di Sumut.

RS yang memiliki alat TCM seperti rumah sakit pemerintah di Deliserdang, Asahan, RSUP H Adam Malik, dan RS USU. “Dinas Kesehatan Sumut sendiri punya alat TCM, ada di RS Khusus Paru milik Pemprovsu. Tetapi untuk menjadi lab pemeriksaan Covid-19, harus dikonversi atau ditambah alatnya,” beber Aris.

Disinggung apakah RS Khusus Paru dijadikan tempat pemeriksaan Covid-19, Aris menuturkan tak menutup kemungkinan. “Kalau dibutuhkan penambahan lagi, maka tentunya disiapkan. Satu cartridge kalau tidak salah bisa digunakan hingga 100 spesimen (sampel). Jadi dalam sehari bisa dikeluarkan hasil pemeriksaan 100 spesimen,” pungkas Aris.

Sebelumnya, Koordinator Medis dan Paramedis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, dr Restuti Hidayani Saragih SpPd K-PTI Finasim MHKes mengatakan, Pemprovsu sedang berupaya mengolah spesimen untuk swab PCR secara mandiri. Rencananya, akan dibuat di salah satu rumah sakit atau sentra laboratorium yang ada di Sumut.

Restuti menerangkan, hasil rapid test yang dilakukan hanyalah sebagai screening atau deteksi awal, dan belum dianggap sebagai diagnosis final. Untuk itu, hasil rapid test harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan PCR.

RSUP HAM Siapkan Lab

Selain RS USU, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) juga sedang menyiapkan laboratorium PCR. “Hal itu sejalan dengan pemerintah pusat yang saat ini menargetkan tes Covid-19 dengan jumlah 10.000 spesimen per hari menggunakan metode PCR, atau kita kenal dengan metode pengambilan SWAB,” kata Aris.

Metode PCR, memiliki akurasi yang lebih tinggi ketimbang menggunakan Rapid Test. Jika laboratorium di Sumut sudah beroperasi, hasil pengujian tidak akan memakan waktu yang lama. “Akurasinya insyaallah sama dengan akurasi pemeriksaan di Balitbang Kemenkes Jakarta,” ujar Aris.

Sejak awal, Pemprov Sumut telah menyiapkan rumah sakit darurat rujukan, hingga mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) ke kabupaten/kota. Meski begitu, Aris mengatakan kunci pemutusan rantai penyebaran Covid-19 bukan hanya ada di fasilitas kesehatan, namun juga dilihat dari seberapa banyak peran masyarakat mencegah terjadinya penyebaran.

Menurutnya, saat ini masih terjadi penularan di tengah masyarakat. Perkembangan terbaru Covid-19 di Sumut per tanggal 16 April sore, jumlah PDP dirawat 139 orang, positif 103 dengan rincian melalui rapid test sebanyak 24 orang dan metode PCR atau swab test sebanyak 79 orang. Sedangkan yang sembuh berjumlah 12 orang dan meninggal sebanyak 10 orang.

“Kapasitas fasilitas kesehatan tidak ada artinya, kalau kita semua menjadi sakit. Oleh karena itu mari kita sama-sama untuk terus menjaga,” kata Aris.

Aris sekali lagi mengajak masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan. Mulai dari menghindari keramaian, kontak langsung dengan orang lain hingga mencuci tangan. Masyarakat juga diminta menjaga kesehatan dan makan makanan yang bergizi. “Hindari keramaian, ini jadi kunci. Kita tidak tahu siapa yang ada di sekitar kita yang sakit,” kata Aris.

Adanya Lab PCR di RS USU yang mampu mendiagnosa Covid-19, sehingga PDP di Sumut cepat terdeteksi positif corona atau tidak, mendapat apresiase dari DPRD Sumut.

Wakil Ketua DPRD Sumut, Rahmansyah Sibarani, menyatakan teknik PCR telah dikembangkan untuk diagnosis berbagai penyakit infeksi, seperti hepatitis, HIV, human papillomavirus, M Tuberculosis, serta Covid-19 yang menjadi pandemi global saat ini.

“RS USU memiliki peralatan lab yang memadai. Untuk itu, kami mendorong Pemprovsu memberdayakan SDM USU dan fasilitasnya secara kelembagaan,” ungkapnya usai memimpin rombongan Fraksi NasDem DPRD Sumut meninjau RS USU, Rabu (15/4).

Kehadiran Fraksi NasDem disambut hangat Rektor USU, Runtung Sitepu, di rumah dinas rektor.

Selain RS USU. ada dua instansi di Medan yang diketahui memiliki alat tersebut, yakni PP Lonsum dan KKP Belawan, yang diletakkan di laboratorium di Jalan Ayahanda, Medan. “Jadi sebenarnya Sumut tidak perlu lagi mengirimkan diagnosa Covid-19 ke Jakarta. Karena saat ini ada tiga instansi yang memiliki alat PCR. Pemprovsu tinggal mengadakan zat kimia reagensia yang saat ini sulit didapatkan,” katanya.

Ia pun meminta Gubsu Edy bisa menjembatani pembelian reagensia dan menggandeng USU untuk penanggulangan corona terkhusus mendiagnosa Covid-19. (gus/ris/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/