26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Larangan Mudik Cegah Penyebaran Covid-19, Kota Medan Mulai Tertutup, Warga Medan Mengeluh

AKSES DITUTUP: Akses masuk ke Medan di Jalan Medan-Tanjung Morawa, Kelurahan Bangun Mulia, Kecamatan Medan Amplas, ditutup polisi, Minggu (26/4). Hal itu dilakukan guna mengantisipasi warga yang mudik, sebagai langkah memutus penyebaran Covid-19.
AKSES DITUTUP: Akses masuk ke Medan di Jalan Medan-Tanjung Morawa, Kelurahan Bangun Mulia, Kecamatan Medan Amplas, ditutup polisi, Minggu (26/4). Hal itu dilakukan guna mengantisipasi warga yang mudik, sebagai langkah memutus penyebaran Covid-19.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan mulai tertutup. Pascalarangan mudik yang dikeluarkan pemerintah pusat, seluruh akses masuk Kota Medan, baik darat, laut, dan udara, ditutup. Jalur darat, tiga jalur masuk Medan yang berbatasan dengan kabupaten lain, ditutup beberapa jam oleh aparat Polrestabes Medan. Kereta api jarak menengah tidak beroperasi. Jalur laut via Belawan dihentikan. Jalur udara lewat Bandara Kualanamu juga tidak melayani penumpang. Penutupan berlaku sejak Sabtu (25/4).

PANTAUAN di lapangan, Minggu (26/4), penutupan akses Kota Medan via jalur darat yang berbatasan dengan kabupaten lain, ditutup di tiga check pointn

Pertama di Jalan Medan-Tanjung Morawa, Kelurahan Bangun Mulia, Kecamatan Medan Amplas. Kedua, di Jalan Medan-Binjai, Diski, Pos Polantas Polsek Medan Sunggal. Dan ketiga, di Jalan Medan-Berastagi, Green Hill Sibolangit.

Penutupan jalan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, dengan menempatkan pembatas jalan atau water barrier di badan jalan secara zig zag. Karena belum semua pengendara mengetahui penutupan tersebut, sejumlah kendaraan roda empat atau lebih yang hendak masuk ke Medan terpaksa memutar balik. Begitu juga dengan kendaraan roda dua. Namun sebagian nekat melawan arus.

Namun sebaliknya, penutupan jalan tidak dilakukan terhadap akses yang menuju ke luar Kota Medan.

Kasatlantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny Siregar, mengatakan penutupan jalan dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Sekaligus dalam rangka Operasi Ketupat Toba 2020. “Penempatan pembatas jalan supaya ada perlambatan laju kendaraan. Juga untuk memudahkan personel memeriksa pengemudi dan penumpang yang hendak mudik. Adapun Posko Mudik masih dalam tahap pengerjaan. Diharapkan akan selesai secepatnya,” ucap dia.

Sonny mengatakan, sudah banyak kendaraan yang hendak mudik ke Medan, yang disuruh balik ke daerah asalnya. Tetapi tidak disebutkan berapa banyak kendaraan yang disuruh memutar balik.

“Minggu dini hari, kita melakukan pengecekan kendaraan di check point Posko Diski Kampung Lalang. Semua kendaraan yang melintas langsung diperiksa oleh petugas dalam hal kelengkapan dokumen dan identitas pengemudi. Sudah banyak kendaraan yang kita suruh memutar arah ke asal mereka,” sebutnya.

Hanya kendaraan yang membawa logistik yang boleh lewat.

Mengenai sanksi hukum terhadap pengemudi yang ingin ke Medan, menurut Sonny, sejauh ini belum ditentukan. “Sanksi belum ada saat ini. Tahap awal, hanya diarahkan untuk kembali ke asal mereka,” cetusnya.

Menurutnya, penutupan akses jalan ini masih sementara dan masih dalam tahap uji coba untuk menyesuaikan kekuatan personel. Untuk selanjutnya, perlu dibahas dalam rapat bersama instansi terkait.

Dia mengimbau masyarakat agar menunda kegiatan mudik tahun ini, karena pandemi Covid-19 masih terjadi di berbagai daerah, termasuk di Medan. Selain itu, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan terkait pencegahan Covid-19, yaitu selalu pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, sebagainya.

Warga Medan Mengeluh

Penutupan sejumlah akses jalan juga terjadi dalam Kota Medan. Kasatlantas Polrestabes Medan bersama 11 Polsek jajarannya menutup sejumlah jalan di Kota Medan, guna membatasi gerak masyarakat dalam rangka memutus penyebaran Covid-19.

Penutupan jalan dilakukan mulai Sabtu (25/4) pukul 23.00 WIB hingga Minggu (26/4) pukul 06.00 WIB.

Kasatlantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny W Siregar mengatakan, penutupan sejumlah ruas jalan sebagai langkah mengantisipasi mobilitas pengendara yang biasanya ramai di saat akhir pekan, terutama pada malam hingga pagi.

“Penutupan sejumlah titik ruas jalan hanya satu hari saja. Kepada masyarakat, dihimbau agar mengurangi aktivitas keluar rumah. Kalau ada urusan mendesak ke luar rumah, pakai masker. Dan rutin cuci tangan,” imbaunya.

Adapun, ruas jalan yang ditutup, yakni Jalan Thamrin simpang Jalan Sutrisno, Jalan Asia simpang Jalan Thamrin, Jalan SM Raja simpang Jalan Sakti Lubis, Jalan Brigjen Katamso simpang Jalan Sakti Lubis, Jalan Irian Barat simpang Jalan MT Haryono, Jalan Sutomo simpang Jalan Veteran, Jalan Yos Sudarso simpang Jalan Cilincing, dan Jalan Yos Sudarso simpang Jalan Bilal.

Kemudian Jalan Gatot Subroto simpang Jalan Ayahanda, Jalan S Parman simpang Jalan Sudirman, Jalan Williem Iskandar simpang Jalan Cemara, Jalan Williem Iskandar simpang Jalan HM Yamin, Jalan AH Nasution simpang Jalan Bajak II, Jalan Jamin Ginting simpang Jalan Simalingkar, Jalan AH Nasution simpang Jalan Karya Wisata.

Selanjutnya Jalan Jamin Ginting simpang Jalan Salam Tani, Jalan Jamin Ginting simpang Jalan Gotong Royong, Jalan Amal simpang Jalan TB Simatupang, Jalan Gatot Subroto simpang Jalan Asrama, dan Jalan Kapten Muslim simpang Jalan Kapten Sumarsono.

Sejumlah pengendara terjebak di pembatas penutupan ruas jalan, karena belum mengetahui penutupan jalur.

Seorang pengendara sepeda motor, Irwan, mengatakan ia datang dari Tanjung Morawa Deliserdang tujuan Medan. Karena jalur ditutup, ia terpaksa putar arah ke simpang Tritura menuju jalan AH Nasution Medan, agar dapat tiba ke tempat tujuannya.

“Saya jadi khawatir dengan penutupan jalan seperti itu. Kita yang pulang kerja larut malam dan berdomisili di Medan, harus putar arah seperti itu. Sementara kondisinya masih rawan pandemi Covid-19 dan jalanan sepi. Kalau ada apa-apa di jalan, gimana?” tuturnya miris.

Ia meminta agar pihak kepolisian memberikan tenggang rasa kepada warga Medan yang bekerja di luar Medan hingga larut malam. “Ya, seperti saya ini. Pulang pergi Medan-Tanjung Morawa karena bekerja. Jika jalan setiap hari ditutup seperti ini, repot juga saya,” tukasnya.

Hal senada juga dikatakan warga Jalan Setia Budi Medan, Syafrida. Ia menuturkan, sejak sore jalan Jalan Tanjung Morawa menuju Medan, ditutup. “Gawat juga begini. Masak tidak sesuai di surat pemberitahuan sih? Katanya mulai malam jam 23.00 WIB, baru ditutup. Ini sore kok jalannya udah ditutup,” katanya dengan nada kesal.

Syafrida berharap pihak kepolisian konsisten dengan surat pemberitahuan yang disebarkan.

AKDP dan AKAP Tak Beroperasi

Peraturan Kemenhub tentang pengendalian transportasi selama masa mudik Idul Fitri dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, tak hanya berdampak pada pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Ratusan bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Kota Medan, juga terpaksa berhenti beroperasi. Paslanya, Kota Medan telah masuk dalam kawasan zona merah.

“Untuk AKDP, ratusan armada kita stop beroperasi. Untuk AKAP juga sangat banyak. Total ada sekitar seribuan sopir dan kernet kita yang terpaksa dirumahkan. Kalau bicara kerugian, sudah tak terhitung,” ucap Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan, Mont Gomery Munthe kepada Sumut Pos, Minggu (26/4).

Sebagai contoh, bus AKDP ‘Nice’ jurusan Medan-Siantar dan Medan-Tanjungbalai, menghentikan ratusan armadanya. Dampaknya, pengusaha kesulitan membayar angsuran kredit mobil, gaji karyawan, serta biaya operasional lainnya.

“Apakah kami juga harus membayar pajak kendaraan dalam kondisi merugi ini? Apakah kami juga harus membayar retribusi kartu pengawas, speksi dan lainnya? Tak ada kejelasan soal ini,” keluhnya.

Untuk itu, Gomery meminta pemerintah berkenan meniadakan semua biaya tersebut selama tahun 2020.

KA Jarak Menengah Dibatalkan

Masih mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo melarang mudik selama pandemi Covid-19, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional (Divre) I Sumatera Utara (Sumut) juga melakukan penyesuaian operasional perjalanan kereta api. Perjalanan kereta jarak menengah seperti Sri Bilah, Putri Deli, dan Siantar Ekspres (Sireks), untuk sementara waktu tidak dioperasikan. Artinya, PT KAI Divre I Sumut tidak melayani angkutan arus mudik lebaran tahun 2020 ini.

“Di Divre I Sumut, pembatalan perjalanan untuk keberangkatan dan kedatangan perjalanan KA Sri Bilah, KA Putri Deli dan KA Sireks, berlaku mulai tanggal 25 April hingga 31 Mei 2020,” ungkap Vice President PT. KAI Divre I Sumut, Daniel Johannes Hutabarat, Minggu (26/4).

Pembatalan perjalanan kereta api ini untuk mendukung kebijakan Kemenhub tentang pembatasan pergerakan orang. Sehingga tidak terjadi mobilitas massa dengan jumlah besar.

Untuk itu, pelanggan yang sudah sempat membeli tiket, dapat melakukan pembatalan dengan pengembalian biaya sebesar 100 persen. “PT KAI Divre I SU memohon maaf kepada penumpang yang perjalanannya tertunda. Langkah ini dilakukan guna menekan penyebaran COVID-19 pada masa angkutan Lebaran 2020,” ujarnya.

Sementara untuk kereta api Srilelawangsa relasi dengan rute Medan-Binjai (Pulang-Pergi), masih tetap dioperasikan seperti biasa. “Saat ini, KAI Divre I Sumut hanya menjalankan KA lokal dan angkutan barang,” jelasnya.

Berikut perjalanan kereta api yang dibatalkan: KA Siantar Ekspres (U70) relasi Medan-Siantar, KA Siantar Ekspres (U69) relasi Siantar-Medan, KA Sribilah (U54) relasi Medan-Rantauprapat, KA Sribilah (U55) relasi Rantauprapat-Medan, KA Putri Deli (U64) relasi Medan-Tanjungbalai, KA Putri Deli (U65) relasi Tanjungbalai-Medan.

Bandara Kualanamu Ditutup

Tak hanya jalur darat, jalur udara masuk ke Kota Medan juga ditutup. Mulai Sabtu (25/4), Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) ditutup sementara. Penutupan ini menyebabkan seluruh aktivitas penerbangan pengangkut penumpang, baik domestik maupun internasional, dihentikan.

Penutupan bandara otomatis menyebabkan seluruh kegiatan usaha di kawasan Bandara Kualanamu ikut tutup. Termasuk layanan angkutan darat berupa bus bandara dan taksi online.

Manager OIC Bandara Kualanamu, Abdi Negoro, saat ditemui di terminal Bandara Kualanamu Minggu, (26/4) menyebutkan, penutupan layanan penerbangan untuk angkutan penumpang sesuai surat edaran dari management PT Angkasa Pura II dan Otoritas Bandar Udara . “Tidak ada layanan penerbangan komersial. Hanya kargo dan pesawat pribadi,”katanya.

Amatan di area terminal penumpang dan kawasan bandara, seluruhnya sepi aktivitas. Belasan pesawat terbang tampak terparkir di apron parkir pesawat.

Pelni Tidak Jual Tiket

Sebelumnya, moda transportasi laut juga ikut menutup moda transportasi laut mulai Jumat 24 April hingga 8 Juni mendatang. Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro, mengatakan manajemen telah memutuskan untuk tidak menjual tiket kepada pelanggan atau calon penumpang hingga tanggal 8 Juni 2020 mendatang.

KM Kelud yang melayani rute Jakarta-Batam-Medan dan sebaliknya sejak pekan lalu sudah tidak melayani penumpang, pascatemuan puluhan krunya positif Covid-19. Para ABK dan penumpang diturunkan dan dikarantina, sementara kapal disandarkan di Belawan untuk ditangani sesuai protokol kesehatan.

Namun penutupan layanan transportasi laut hanya berlaku untuk angkutan penumpang. Sedagkan angkutan logistik tetap beroperasi.

Dalam hal transportasi logistik, sekitar 50 persen kapal penumpang Pelni memiliki ruang yang dapat dimaksimalkan untuk mengangkut muatan kontainer, baik itu dry maupun reefer container hingga general cargo. “Bahkan beberapa kapal mampu mengangkut kendaraan,” jelas Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro, akhir pekan lalu.

Pelni akan tetap mengoperasikan kapal perintis guna mengamomodir kebutuhan transportasi masyarakat yang berada di wilayah T3P yang ingin memenuhi kebutuhan pokok ataupun bekerja.

Sebagai informasi, kapal penumpang secara umum dilarang beroperasi selama larangan mudik yang berlaku efektif per Jumat (24/4). Kapal khusus mudik tak boleh beroperasi, termasuk juga kapal yang beroperasi dari/menuju wilayah PSBB/zona merah penyebaran Covid-19. (ris/map/gus/btr/mag-01)

AKSES DITUTUP: Akses masuk ke Medan di Jalan Medan-Tanjung Morawa, Kelurahan Bangun Mulia, Kecamatan Medan Amplas, ditutup polisi, Minggu (26/4). Hal itu dilakukan guna mengantisipasi warga yang mudik, sebagai langkah memutus penyebaran Covid-19.
AKSES DITUTUP: Akses masuk ke Medan di Jalan Medan-Tanjung Morawa, Kelurahan Bangun Mulia, Kecamatan Medan Amplas, ditutup polisi, Minggu (26/4). Hal itu dilakukan guna mengantisipasi warga yang mudik, sebagai langkah memutus penyebaran Covid-19.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kota Medan mulai tertutup. Pascalarangan mudik yang dikeluarkan pemerintah pusat, seluruh akses masuk Kota Medan, baik darat, laut, dan udara, ditutup. Jalur darat, tiga jalur masuk Medan yang berbatasan dengan kabupaten lain, ditutup beberapa jam oleh aparat Polrestabes Medan. Kereta api jarak menengah tidak beroperasi. Jalur laut via Belawan dihentikan. Jalur udara lewat Bandara Kualanamu juga tidak melayani penumpang. Penutupan berlaku sejak Sabtu (25/4).

PANTAUAN di lapangan, Minggu (26/4), penutupan akses Kota Medan via jalur darat yang berbatasan dengan kabupaten lain, ditutup di tiga check pointn

Pertama di Jalan Medan-Tanjung Morawa, Kelurahan Bangun Mulia, Kecamatan Medan Amplas. Kedua, di Jalan Medan-Binjai, Diski, Pos Polantas Polsek Medan Sunggal. Dan ketiga, di Jalan Medan-Berastagi, Green Hill Sibolangit.

Penutupan jalan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, dengan menempatkan pembatas jalan atau water barrier di badan jalan secara zig zag. Karena belum semua pengendara mengetahui penutupan tersebut, sejumlah kendaraan roda empat atau lebih yang hendak masuk ke Medan terpaksa memutar balik. Begitu juga dengan kendaraan roda dua. Namun sebagian nekat melawan arus.

Namun sebaliknya, penutupan jalan tidak dilakukan terhadap akses yang menuju ke luar Kota Medan.

Kasatlantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny Siregar, mengatakan penutupan jalan dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Sekaligus dalam rangka Operasi Ketupat Toba 2020. “Penempatan pembatas jalan supaya ada perlambatan laju kendaraan. Juga untuk memudahkan personel memeriksa pengemudi dan penumpang yang hendak mudik. Adapun Posko Mudik masih dalam tahap pengerjaan. Diharapkan akan selesai secepatnya,” ucap dia.

Sonny mengatakan, sudah banyak kendaraan yang hendak mudik ke Medan, yang disuruh balik ke daerah asalnya. Tetapi tidak disebutkan berapa banyak kendaraan yang disuruh memutar balik.

“Minggu dini hari, kita melakukan pengecekan kendaraan di check point Posko Diski Kampung Lalang. Semua kendaraan yang melintas langsung diperiksa oleh petugas dalam hal kelengkapan dokumen dan identitas pengemudi. Sudah banyak kendaraan yang kita suruh memutar arah ke asal mereka,” sebutnya.

Hanya kendaraan yang membawa logistik yang boleh lewat.

Mengenai sanksi hukum terhadap pengemudi yang ingin ke Medan, menurut Sonny, sejauh ini belum ditentukan. “Sanksi belum ada saat ini. Tahap awal, hanya diarahkan untuk kembali ke asal mereka,” cetusnya.

Menurutnya, penutupan akses jalan ini masih sementara dan masih dalam tahap uji coba untuk menyesuaikan kekuatan personel. Untuk selanjutnya, perlu dibahas dalam rapat bersama instansi terkait.

Dia mengimbau masyarakat agar menunda kegiatan mudik tahun ini, karena pandemi Covid-19 masih terjadi di berbagai daerah, termasuk di Medan. Selain itu, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan terkait pencegahan Covid-19, yaitu selalu pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, sebagainya.

Warga Medan Mengeluh

Penutupan sejumlah akses jalan juga terjadi dalam Kota Medan. Kasatlantas Polrestabes Medan bersama 11 Polsek jajarannya menutup sejumlah jalan di Kota Medan, guna membatasi gerak masyarakat dalam rangka memutus penyebaran Covid-19.

Penutupan jalan dilakukan mulai Sabtu (25/4) pukul 23.00 WIB hingga Minggu (26/4) pukul 06.00 WIB.

Kasatlantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny W Siregar mengatakan, penutupan sejumlah ruas jalan sebagai langkah mengantisipasi mobilitas pengendara yang biasanya ramai di saat akhir pekan, terutama pada malam hingga pagi.

“Penutupan sejumlah titik ruas jalan hanya satu hari saja. Kepada masyarakat, dihimbau agar mengurangi aktivitas keluar rumah. Kalau ada urusan mendesak ke luar rumah, pakai masker. Dan rutin cuci tangan,” imbaunya.

Adapun, ruas jalan yang ditutup, yakni Jalan Thamrin simpang Jalan Sutrisno, Jalan Asia simpang Jalan Thamrin, Jalan SM Raja simpang Jalan Sakti Lubis, Jalan Brigjen Katamso simpang Jalan Sakti Lubis, Jalan Irian Barat simpang Jalan MT Haryono, Jalan Sutomo simpang Jalan Veteran, Jalan Yos Sudarso simpang Jalan Cilincing, dan Jalan Yos Sudarso simpang Jalan Bilal.

Kemudian Jalan Gatot Subroto simpang Jalan Ayahanda, Jalan S Parman simpang Jalan Sudirman, Jalan Williem Iskandar simpang Jalan Cemara, Jalan Williem Iskandar simpang Jalan HM Yamin, Jalan AH Nasution simpang Jalan Bajak II, Jalan Jamin Ginting simpang Jalan Simalingkar, Jalan AH Nasution simpang Jalan Karya Wisata.

Selanjutnya Jalan Jamin Ginting simpang Jalan Salam Tani, Jalan Jamin Ginting simpang Jalan Gotong Royong, Jalan Amal simpang Jalan TB Simatupang, Jalan Gatot Subroto simpang Jalan Asrama, dan Jalan Kapten Muslim simpang Jalan Kapten Sumarsono.

Sejumlah pengendara terjebak di pembatas penutupan ruas jalan, karena belum mengetahui penutupan jalur.

Seorang pengendara sepeda motor, Irwan, mengatakan ia datang dari Tanjung Morawa Deliserdang tujuan Medan. Karena jalur ditutup, ia terpaksa putar arah ke simpang Tritura menuju jalan AH Nasution Medan, agar dapat tiba ke tempat tujuannya.

“Saya jadi khawatir dengan penutupan jalan seperti itu. Kita yang pulang kerja larut malam dan berdomisili di Medan, harus putar arah seperti itu. Sementara kondisinya masih rawan pandemi Covid-19 dan jalanan sepi. Kalau ada apa-apa di jalan, gimana?” tuturnya miris.

Ia meminta agar pihak kepolisian memberikan tenggang rasa kepada warga Medan yang bekerja di luar Medan hingga larut malam. “Ya, seperti saya ini. Pulang pergi Medan-Tanjung Morawa karena bekerja. Jika jalan setiap hari ditutup seperti ini, repot juga saya,” tukasnya.

Hal senada juga dikatakan warga Jalan Setia Budi Medan, Syafrida. Ia menuturkan, sejak sore jalan Jalan Tanjung Morawa menuju Medan, ditutup. “Gawat juga begini. Masak tidak sesuai di surat pemberitahuan sih? Katanya mulai malam jam 23.00 WIB, baru ditutup. Ini sore kok jalannya udah ditutup,” katanya dengan nada kesal.

Syafrida berharap pihak kepolisian konsisten dengan surat pemberitahuan yang disebarkan.

AKDP dan AKAP Tak Beroperasi

Peraturan Kemenhub tentang pengendalian transportasi selama masa mudik Idul Fitri dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, tak hanya berdampak pada pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Ratusan bus antar kota dalam provinsi (AKDP) dan bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Kota Medan, juga terpaksa berhenti beroperasi. Paslanya, Kota Medan telah masuk dalam kawasan zona merah.

“Untuk AKDP, ratusan armada kita stop beroperasi. Untuk AKAP juga sangat banyak. Total ada sekitar seribuan sopir dan kernet kita yang terpaksa dirumahkan. Kalau bicara kerugian, sudah tak terhitung,” ucap Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan, Mont Gomery Munthe kepada Sumut Pos, Minggu (26/4).

Sebagai contoh, bus AKDP ‘Nice’ jurusan Medan-Siantar dan Medan-Tanjungbalai, menghentikan ratusan armadanya. Dampaknya, pengusaha kesulitan membayar angsuran kredit mobil, gaji karyawan, serta biaya operasional lainnya.

“Apakah kami juga harus membayar pajak kendaraan dalam kondisi merugi ini? Apakah kami juga harus membayar retribusi kartu pengawas, speksi dan lainnya? Tak ada kejelasan soal ini,” keluhnya.

Untuk itu, Gomery meminta pemerintah berkenan meniadakan semua biaya tersebut selama tahun 2020.

KA Jarak Menengah Dibatalkan

Masih mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo melarang mudik selama pandemi Covid-19, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional (Divre) I Sumatera Utara (Sumut) juga melakukan penyesuaian operasional perjalanan kereta api. Perjalanan kereta jarak menengah seperti Sri Bilah, Putri Deli, dan Siantar Ekspres (Sireks), untuk sementara waktu tidak dioperasikan. Artinya, PT KAI Divre I Sumut tidak melayani angkutan arus mudik lebaran tahun 2020 ini.

“Di Divre I Sumut, pembatalan perjalanan untuk keberangkatan dan kedatangan perjalanan KA Sri Bilah, KA Putri Deli dan KA Sireks, berlaku mulai tanggal 25 April hingga 31 Mei 2020,” ungkap Vice President PT. KAI Divre I Sumut, Daniel Johannes Hutabarat, Minggu (26/4).

Pembatalan perjalanan kereta api ini untuk mendukung kebijakan Kemenhub tentang pembatasan pergerakan orang. Sehingga tidak terjadi mobilitas massa dengan jumlah besar.

Untuk itu, pelanggan yang sudah sempat membeli tiket, dapat melakukan pembatalan dengan pengembalian biaya sebesar 100 persen. “PT KAI Divre I SU memohon maaf kepada penumpang yang perjalanannya tertunda. Langkah ini dilakukan guna menekan penyebaran COVID-19 pada masa angkutan Lebaran 2020,” ujarnya.

Sementara untuk kereta api Srilelawangsa relasi dengan rute Medan-Binjai (Pulang-Pergi), masih tetap dioperasikan seperti biasa. “Saat ini, KAI Divre I Sumut hanya menjalankan KA lokal dan angkutan barang,” jelasnya.

Berikut perjalanan kereta api yang dibatalkan: KA Siantar Ekspres (U70) relasi Medan-Siantar, KA Siantar Ekspres (U69) relasi Siantar-Medan, KA Sribilah (U54) relasi Medan-Rantauprapat, KA Sribilah (U55) relasi Rantauprapat-Medan, KA Putri Deli (U64) relasi Medan-Tanjungbalai, KA Putri Deli (U65) relasi Tanjungbalai-Medan.

Bandara Kualanamu Ditutup

Tak hanya jalur darat, jalur udara masuk ke Kota Medan juga ditutup. Mulai Sabtu (25/4), Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) ditutup sementara. Penutupan ini menyebabkan seluruh aktivitas penerbangan pengangkut penumpang, baik domestik maupun internasional, dihentikan.

Penutupan bandara otomatis menyebabkan seluruh kegiatan usaha di kawasan Bandara Kualanamu ikut tutup. Termasuk layanan angkutan darat berupa bus bandara dan taksi online.

Manager OIC Bandara Kualanamu, Abdi Negoro, saat ditemui di terminal Bandara Kualanamu Minggu, (26/4) menyebutkan, penutupan layanan penerbangan untuk angkutan penumpang sesuai surat edaran dari management PT Angkasa Pura II dan Otoritas Bandar Udara . “Tidak ada layanan penerbangan komersial. Hanya kargo dan pesawat pribadi,”katanya.

Amatan di area terminal penumpang dan kawasan bandara, seluruhnya sepi aktivitas. Belasan pesawat terbang tampak terparkir di apron parkir pesawat.

Pelni Tidak Jual Tiket

Sebelumnya, moda transportasi laut juga ikut menutup moda transportasi laut mulai Jumat 24 April hingga 8 Juni mendatang. Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro, mengatakan manajemen telah memutuskan untuk tidak menjual tiket kepada pelanggan atau calon penumpang hingga tanggal 8 Juni 2020 mendatang.

KM Kelud yang melayani rute Jakarta-Batam-Medan dan sebaliknya sejak pekan lalu sudah tidak melayani penumpang, pascatemuan puluhan krunya positif Covid-19. Para ABK dan penumpang diturunkan dan dikarantina, sementara kapal disandarkan di Belawan untuk ditangani sesuai protokol kesehatan.

Namun penutupan layanan transportasi laut hanya berlaku untuk angkutan penumpang. Sedagkan angkutan logistik tetap beroperasi.

Dalam hal transportasi logistik, sekitar 50 persen kapal penumpang Pelni memiliki ruang yang dapat dimaksimalkan untuk mengangkut muatan kontainer, baik itu dry maupun reefer container hingga general cargo. “Bahkan beberapa kapal mampu mengangkut kendaraan,” jelas Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro, akhir pekan lalu.

Pelni akan tetap mengoperasikan kapal perintis guna mengamomodir kebutuhan transportasi masyarakat yang berada di wilayah T3P yang ingin memenuhi kebutuhan pokok ataupun bekerja.

Sebagai informasi, kapal penumpang secara umum dilarang beroperasi selama larangan mudik yang berlaku efektif per Jumat (24/4). Kapal khusus mudik tak boleh beroperasi, termasuk juga kapal yang beroperasi dari/menuju wilayah PSBB/zona merah penyebaran Covid-19. (ris/map/gus/btr/mag-01)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/