30 C
Medan
Monday, October 28, 2024
spot_img

Gubsu Edy Buka Doa Bersama Serentak, Tuhan-lah yang Dapat Mengakhiri Wabah

istimewa DOA BERSAMA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, turut serta berdoa dalam Gerakan Doa Bersama Lintas Agama Hadapi Pandemi Covid-19, di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Medan, Kamis (14/5). Doa dipimpin oleh enam pemuka agama, yang membawakan doa menurut ajaran masing-masing.
DOA BERSAMA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, turut serta berdoa dalam Gerakan Doa Bersama Lintas Agama Hadapi Pandemi Covid-19, di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Medan, Kamis (14/5). Doa dipimpin oleh enam pemuka agama, yang membawakan doa menurut ajaran masing-masing.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gerakan Doa Bersama secara serentak di seluruh Sumatera Utara, berlangsung Kamis (14/5) pukul 12.30-13.00 WIB, di rumah ibadah dan tempat masing-masing. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sebagai penggagas doa bersama mengatakan, hanya Tuhan Yang Maha Esa-lah yang bisa mengakhiri pandemi virus corona (Covid-19) di dunia, terkhusus di Sumut.

“VIRUS adalah makhluk Tuhan, ciptaan Tuhan. Berarti ini semua adalah kehendak Tuhan. Untuk itu kita memohon kepada Tuhan yang Maha Kuasa, Allah SWT, untuk segera dapat mengakhiri. Karena hanya Tuhan-lah yang dapat mengakhiri (pandemi)ini. Kita sebagai umat manusia hanya bisa berusaha dan memohon kepada Tuhan,” kata Gubernur saat membuka Doa Bersama secara serentak, di Pendopo Rumah Dinas Gubsu, Jalan Sudirman Medan.

Doa Bersama dilakukan lintas agama sesuai dengan 6 ajaran agama yang ada di Indonesia. Dari agama Konghucu dipimpin oleh Muslim Linggo, Hindu oleh M Monogren, Budha oleh Ditya jaya, Katholik oleh Beno Ola Tage, Kristen oleh Ngolu Parningotan Sitorus, Islam oleh Najamuddin, langsung dari Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Diponegoro, Medan.

Edy mengatakan manusia hanya bisa berusaha dalam menyelesaikan pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, atas kehendak Tuhan, virus corona ini baru dapat selesai.

Mantan Pangkostrad dan Pangdam I/BB juga meminta agar manusia introspeksi diri agar menjadi manusia yang lebih beriman. “Semoga Tuhan meridainya. Semoga Tuhan memberkatinya, dan berakhirlah musibah yang saat ini sedang kita alami bersama. Mari kita introspeksi diri dari kesalahan-kesalahan kita. Semoga kita menjadi umat yang beriman,” katanya.

Gubsu sebelumnya menerbitkan Surat Edaran Nomor 440/3859/2020. Dalam surat edaran yang ditujukan kepada jajaran Forkopimda, kepala daerah, lembaga pendidikan dan seluruh masyarakat Sumut tersebut, Edy Rahmayadi mengimbau untuk melakukan doa bersama, dilaksanakan di tempat masing-masing sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut.

Usai doa bersama, Gubernur juga mengajak masyarakat agar tetap berdoa dan berusaha menghadapi pandemi ini. Salahsatu usahanya adalah mengikuti instruksi pemerintah. Di antaranya menggunakan masker, menjaga jarak dan tetap berada di rumah. “Obatnya belum ada, obatnya ini individu, dengarkan instruksi pemerintah, meminta kepada Tuhan,” ujar Gubernur.

Pada kesempatan tersebut, anggota Forum Kerukunan Umat Beragama Sumut, Najamuddin, mengapresiasi gerakan doa bersama lintas agama. Najamuddin juga mengapresiasi tokoh agama yang ikut memimpin doa bersama tersebut.

“Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Gubernur yang telah menginisiasi dan memfasilitasi gerakan doa bersama dalam menghadapi Covid-19 di Sumut yang kita cintai ini,” kata Najamuddin.

Pastor Katholik, Beno Ola Tage, berdoa agar Gubernur dapat menjadi sumber kekuatan masyarakat dalam menghadapi Covid-19. Beno juga mengajak agar masyarakat menyatukan hati dalam menyelesaikan pandemi ini.

“Kami berdoa agar Gubernur menjadi sumber kekuatan bagi kami. Ketuklah hati masyarakat agar mendengarkan instruksi pemerintah dengan memakai masker hingga menjaga jarak,” kata Beno.

Selain di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, zikir dan doa juga dilaksanakan di Masjid Gubsu, yang dihadiri oleh Gubernur Edy Rahmayadi, Wagub Sumut Musa Rajekshah, Ketua MUI Sumut Abdullah Syah, para tokoh dan pejabat lainnya.

Doa bersama juga dilakukan seluruh warga Sumut dari rumah atau tempat kerja masing-masing. Di lingkungan kantor Gubernur, para ASN juga melakukan doa bersama. Doa dipimpin oleh Kabag Agama Biro Sosial dan Kesejahteraan Setdaprovsu Muhammad D dari ruang sandi dan intel lantai 1 Kantor Gubernur Jalan Diponegoro Medan.

Informasi dihimpun, doa bersama juga digelar di Gedung Serbaguna Sarasi, Kompleks Perkantoran Pemkab Tapsel oleh seluruh ASN setempat. Juga dilaksanakan di halaman Kantor Camat Lahusa, Nias Selatan, usai simulasi penanganan Covid-19 oleh ASN dan masyarakat setempat.

Doa bersama juga digelar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Nias Selatan yang dipimpin oleh Ibu Pendeta Fatiria Laoli dari GKNI Telukdalam, serta di berbagai daerah di Sumut.

Imbau Doa Bersama Lewat ATCS

Mendukung imbauan Gubsu untuk doa bersama agar Sumut segera terbebas dari pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Medan meneruskan imbauan Gubsu kepada seluruh OPD di Kota Medan agar dapat berdoa secara personal.

Kepala Bagian (Kabag) Agama Pemko Medan, Adlan SPd MM, mengatakan Pemko Medan juga meneruskan imbauan Gubsu tersebut melalui beragam cara agar diketahui masyarakat Kota Medan. “Para ASN di jajaran Pemko Medan semua sudah mengetahui, karena suratnya sampai ke Pemko,” ucap Adlan kepada Sumut Pos, Kamis (14/5).

Doa bersama diimbau dilakukan setiap umat beragama di Kota Medan, dan dilakukan di tempat masing-masing. “Doa bersama itu tidak berkumpul, tetapi diminta doa di tempat masing-masing secara serentak,” jelasnya.

Dishub Medan turut menyosialisasikan dan menjaga kelancaran doa bersama, dengan memanfaatkan sistem ATCS (Area Traffic Control System). “Kita imbau masyarakat agar sejak pukul 12.30 hingga 13.30 WIB, berkenan mengurangi aktifitas di jalan, dan meluangkan waktu mendoakan Sumatera Utara dan Kota Medan khususnya, agar segera terhindar dari wabah Covid-19 ini,” ujar Iswar.

Imbauan lewat ACTS dilakukan sejak Kamis pagi hingga siang di seluruh persimpangan di Kota Medan, lengkap dengan alat pengeras suara.

“Alhamdulillah cukup efektif. Lalu-lintas juga tidak begitu padat pada jam itu. Kita bahkan sempat membuat seluruh lampu merah di Kota Medan saat itu merah semuanya. Walaupun tidak lama, tapi setidaknya semuanya berhenti dan sejenak meluangkan waktunya mendoakan Sumatera Utara,” katanya.

Tes Covid-19 Massal

Terpisah, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut melalui tim penyelidikan epidemiologi, tengah mempersiapkan rencana melakukan pemeriksaan khusus di daerah episenter, kawasan penyebaran virus khususnya di Sumut. Tidak menutup kemungkinan, GTPP melakukan tes Covid-19 secara massal.

“Tim penyelidikan epidemiologi sedang menyusun langkah-langkah pemeriksaan khusus terhadap daerah yang kita duga sebagai episenter. Selain itu, kita juga akan melakukan tes massal di daerah yang diduga episenter tersebut,” ujar Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah, saat memberikan keterangan pers melalui video streaming, Kamis (14/5).

Hal itu disampaikannya menjawab mengapa belum ada rapid test secara massal di Medan? Padahal Kota Medan tertinggi kasus positif Covid-19 di Sumut.

Untuk itu, Aris meminta kerja sama masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan berbagai imbauan pemerintah.

“Kita meyakini kasus penularan di masyarakat masih terus terjadi. Untuk itu, tak henti-hentinya dilakukan upaya pencegahan bersama-sama dengan melakukan edukasi. Diharapkan kepada kepala keluarga untuk memberikan pembelajaran kepada seluruh anggota keluarganya dengan membiasakan atau rajin mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir. Jangan menyentuh wajah baik mulut, hidung dan mata sebelum mencuci tangan dengan sabun,” ungkapnya.

“Harus disadari betul penggunaan masker bukan hanya untuk yang sakit, tetapi juga yang sehat. Tetap menjaga jarak fisik saat berinteraksi ketika harus keluar rumah. Batasi waktu dan tidak berkerumun. Cara paling aman agar terhindar dari penularan virus corona adalah tetap di rumah, namun tetap produktif,” ucapnya.

Positif Tambah 2 Orang

Lebih lanjut Aris mengatakan, kasus orang yang terpapar Covid-19 di Sumut masih mengalami tren peningkatan. Kemarin, pasien positif bertambah 2 penderita menjadi 202 orang, dari hari sebelumnya 200 orang.

Selanjutnya, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat juga mengalami peningkatan dari hari sebelumnya yaitu 162 orang menjadi 184 orang. Artinya, bertambah 22 orang.

“Untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) mengalami penurunan dari hari sebelumnya 601 orang kini menjadi 587 orang. Sedangkan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dan meninggal dunia tidak menunjukkan perubahan. Pasien Covid-19 sembuh berjumlah 53 orang, sedangkan pasien meninggal dunia sebanyak 24 orang,” bebernya.

Dimakamkan Sesuai Protokol Covid-19

Hingga kini, sudah sekiatr 90 jenazah dimakamkan di Simalingkar. Sementara, jumlah PDP yang meninggal dunia hingga kini tercatat sebanyak 85 orang yang dimakamkan dengan protokol kesehatan.

“Apabila dinyatakan negatif apakah bisa dipindahkan kuburannya? Berdasarkan organisasi kesehatan dunia atau WHO, jika seseorang meski berstatus PDP maka tetaplah dinyatakan Covid-19,” tandas dia.

Berdasarkan defenisi Badan Kesehatan Dunia atau WHO, pasien yang meninggal dalam masa penanganan Covid-19, maka disebut sebagai kematian Covid-19 walaupun berstatus ODP maupun PDP. Untuk itu, bukan hanya pasien positif yang harus mengikuti protokol pemakaman Covid-19, tetapi juga yang berstatus ODP maupun PDP. (prn/map/ris)

istimewa DOA BERSAMA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, turut serta berdoa dalam Gerakan Doa Bersama Lintas Agama Hadapi Pandemi Covid-19, di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Medan, Kamis (14/5). Doa dipimpin oleh enam pemuka agama, yang membawakan doa menurut ajaran masing-masing.
DOA BERSAMA: Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, turut serta berdoa dalam Gerakan Doa Bersama Lintas Agama Hadapi Pandemi Covid-19, di Pendopo Rumah Dinas Gubernur Sumut Medan, Kamis (14/5). Doa dipimpin oleh enam pemuka agama, yang membawakan doa menurut ajaran masing-masing.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gerakan Doa Bersama secara serentak di seluruh Sumatera Utara, berlangsung Kamis (14/5) pukul 12.30-13.00 WIB, di rumah ibadah dan tempat masing-masing. Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi sebagai penggagas doa bersama mengatakan, hanya Tuhan Yang Maha Esa-lah yang bisa mengakhiri pandemi virus corona (Covid-19) di dunia, terkhusus di Sumut.

“VIRUS adalah makhluk Tuhan, ciptaan Tuhan. Berarti ini semua adalah kehendak Tuhan. Untuk itu kita memohon kepada Tuhan yang Maha Kuasa, Allah SWT, untuk segera dapat mengakhiri. Karena hanya Tuhan-lah yang dapat mengakhiri (pandemi)ini. Kita sebagai umat manusia hanya bisa berusaha dan memohon kepada Tuhan,” kata Gubernur saat membuka Doa Bersama secara serentak, di Pendopo Rumah Dinas Gubsu, Jalan Sudirman Medan.

Doa Bersama dilakukan lintas agama sesuai dengan 6 ajaran agama yang ada di Indonesia. Dari agama Konghucu dipimpin oleh Muslim Linggo, Hindu oleh M Monogren, Budha oleh Ditya jaya, Katholik oleh Beno Ola Tage, Kristen oleh Ngolu Parningotan Sitorus, Islam oleh Najamuddin, langsung dari Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Diponegoro, Medan.

Edy mengatakan manusia hanya bisa berusaha dalam menyelesaikan pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, atas kehendak Tuhan, virus corona ini baru dapat selesai.

Mantan Pangkostrad dan Pangdam I/BB juga meminta agar manusia introspeksi diri agar menjadi manusia yang lebih beriman. “Semoga Tuhan meridainya. Semoga Tuhan memberkatinya, dan berakhirlah musibah yang saat ini sedang kita alami bersama. Mari kita introspeksi diri dari kesalahan-kesalahan kita. Semoga kita menjadi umat yang beriman,” katanya.

Gubsu sebelumnya menerbitkan Surat Edaran Nomor 440/3859/2020. Dalam surat edaran yang ditujukan kepada jajaran Forkopimda, kepala daerah, lembaga pendidikan dan seluruh masyarakat Sumut tersebut, Edy Rahmayadi mengimbau untuk melakukan doa bersama, dilaksanakan di tempat masing-masing sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut.

Usai doa bersama, Gubernur juga mengajak masyarakat agar tetap berdoa dan berusaha menghadapi pandemi ini. Salahsatu usahanya adalah mengikuti instruksi pemerintah. Di antaranya menggunakan masker, menjaga jarak dan tetap berada di rumah. “Obatnya belum ada, obatnya ini individu, dengarkan instruksi pemerintah, meminta kepada Tuhan,” ujar Gubernur.

Pada kesempatan tersebut, anggota Forum Kerukunan Umat Beragama Sumut, Najamuddin, mengapresiasi gerakan doa bersama lintas agama. Najamuddin juga mengapresiasi tokoh agama yang ikut memimpin doa bersama tersebut.

“Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Gubernur yang telah menginisiasi dan memfasilitasi gerakan doa bersama dalam menghadapi Covid-19 di Sumut yang kita cintai ini,” kata Najamuddin.

Pastor Katholik, Beno Ola Tage, berdoa agar Gubernur dapat menjadi sumber kekuatan masyarakat dalam menghadapi Covid-19. Beno juga mengajak agar masyarakat menyatukan hati dalam menyelesaikan pandemi ini.

“Kami berdoa agar Gubernur menjadi sumber kekuatan bagi kami. Ketuklah hati masyarakat agar mendengarkan instruksi pemerintah dengan memakai masker hingga menjaga jarak,” kata Beno.

Selain di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, zikir dan doa juga dilaksanakan di Masjid Gubsu, yang dihadiri oleh Gubernur Edy Rahmayadi, Wagub Sumut Musa Rajekshah, Ketua MUI Sumut Abdullah Syah, para tokoh dan pejabat lainnya.

Doa bersama juga dilakukan seluruh warga Sumut dari rumah atau tempat kerja masing-masing. Di lingkungan kantor Gubernur, para ASN juga melakukan doa bersama. Doa dipimpin oleh Kabag Agama Biro Sosial dan Kesejahteraan Setdaprovsu Muhammad D dari ruang sandi dan intel lantai 1 Kantor Gubernur Jalan Diponegoro Medan.

Informasi dihimpun, doa bersama juga digelar di Gedung Serbaguna Sarasi, Kompleks Perkantoran Pemkab Tapsel oleh seluruh ASN setempat. Juga dilaksanakan di halaman Kantor Camat Lahusa, Nias Selatan, usai simulasi penanganan Covid-19 oleh ASN dan masyarakat setempat.

Doa bersama juga digelar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Nias Selatan yang dipimpin oleh Ibu Pendeta Fatiria Laoli dari GKNI Telukdalam, serta di berbagai daerah di Sumut.

Imbau Doa Bersama Lewat ATCS

Mendukung imbauan Gubsu untuk doa bersama agar Sumut segera terbebas dari pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Medan meneruskan imbauan Gubsu kepada seluruh OPD di Kota Medan agar dapat berdoa secara personal.

Kepala Bagian (Kabag) Agama Pemko Medan, Adlan SPd MM, mengatakan Pemko Medan juga meneruskan imbauan Gubsu tersebut melalui beragam cara agar diketahui masyarakat Kota Medan. “Para ASN di jajaran Pemko Medan semua sudah mengetahui, karena suratnya sampai ke Pemko,” ucap Adlan kepada Sumut Pos, Kamis (14/5).

Doa bersama diimbau dilakukan setiap umat beragama di Kota Medan, dan dilakukan di tempat masing-masing. “Doa bersama itu tidak berkumpul, tetapi diminta doa di tempat masing-masing secara serentak,” jelasnya.

Dishub Medan turut menyosialisasikan dan menjaga kelancaran doa bersama, dengan memanfaatkan sistem ATCS (Area Traffic Control System). “Kita imbau masyarakat agar sejak pukul 12.30 hingga 13.30 WIB, berkenan mengurangi aktifitas di jalan, dan meluangkan waktu mendoakan Sumatera Utara dan Kota Medan khususnya, agar segera terhindar dari wabah Covid-19 ini,” ujar Iswar.

Imbauan lewat ACTS dilakukan sejak Kamis pagi hingga siang di seluruh persimpangan di Kota Medan, lengkap dengan alat pengeras suara.

“Alhamdulillah cukup efektif. Lalu-lintas juga tidak begitu padat pada jam itu. Kita bahkan sempat membuat seluruh lampu merah di Kota Medan saat itu merah semuanya. Walaupun tidak lama, tapi setidaknya semuanya berhenti dan sejenak meluangkan waktunya mendoakan Sumatera Utara,” katanya.

Tes Covid-19 Massal

Terpisah, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut melalui tim penyelidikan epidemiologi, tengah mempersiapkan rencana melakukan pemeriksaan khusus di daerah episenter, kawasan penyebaran virus khususnya di Sumut. Tidak menutup kemungkinan, GTPP melakukan tes Covid-19 secara massal.

“Tim penyelidikan epidemiologi sedang menyusun langkah-langkah pemeriksaan khusus terhadap daerah yang kita duga sebagai episenter. Selain itu, kita juga akan melakukan tes massal di daerah yang diduga episenter tersebut,” ujar Juru Bicara GTPP Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah, saat memberikan keterangan pers melalui video streaming, Kamis (14/5).

Hal itu disampaikannya menjawab mengapa belum ada rapid test secara massal di Medan? Padahal Kota Medan tertinggi kasus positif Covid-19 di Sumut.

Untuk itu, Aris meminta kerja sama masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan berbagai imbauan pemerintah.

“Kita meyakini kasus penularan di masyarakat masih terus terjadi. Untuk itu, tak henti-hentinya dilakukan upaya pencegahan bersama-sama dengan melakukan edukasi. Diharapkan kepada kepala keluarga untuk memberikan pembelajaran kepada seluruh anggota keluarganya dengan membiasakan atau rajin mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir. Jangan menyentuh wajah baik mulut, hidung dan mata sebelum mencuci tangan dengan sabun,” ungkapnya.

“Harus disadari betul penggunaan masker bukan hanya untuk yang sakit, tetapi juga yang sehat. Tetap menjaga jarak fisik saat berinteraksi ketika harus keluar rumah. Batasi waktu dan tidak berkerumun. Cara paling aman agar terhindar dari penularan virus corona adalah tetap di rumah, namun tetap produktif,” ucapnya.

Positif Tambah 2 Orang

Lebih lanjut Aris mengatakan, kasus orang yang terpapar Covid-19 di Sumut masih mengalami tren peningkatan. Kemarin, pasien positif bertambah 2 penderita menjadi 202 orang, dari hari sebelumnya 200 orang.

Selanjutnya, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat juga mengalami peningkatan dari hari sebelumnya yaitu 162 orang menjadi 184 orang. Artinya, bertambah 22 orang.

“Untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) mengalami penurunan dari hari sebelumnya 601 orang kini menjadi 587 orang. Sedangkan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh dan meninggal dunia tidak menunjukkan perubahan. Pasien Covid-19 sembuh berjumlah 53 orang, sedangkan pasien meninggal dunia sebanyak 24 orang,” bebernya.

Dimakamkan Sesuai Protokol Covid-19

Hingga kini, sudah sekiatr 90 jenazah dimakamkan di Simalingkar. Sementara, jumlah PDP yang meninggal dunia hingga kini tercatat sebanyak 85 orang yang dimakamkan dengan protokol kesehatan.

“Apabila dinyatakan negatif apakah bisa dipindahkan kuburannya? Berdasarkan organisasi kesehatan dunia atau WHO, jika seseorang meski berstatus PDP maka tetaplah dinyatakan Covid-19,” tandas dia.

Berdasarkan defenisi Badan Kesehatan Dunia atau WHO, pasien yang meninggal dalam masa penanganan Covid-19, maka disebut sebagai kematian Covid-19 walaupun berstatus ODP maupun PDP. Untuk itu, bukan hanya pasien positif yang harus mengikuti protokol pemakaman Covid-19, tetapi juga yang berstatus ODP maupun PDP. (prn/map/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/