30 C
Medan
Monday, October 28, 2024
spot_img

Akhyar-Salman Dikabarkan Berpasangan di Pilkada Medan, PKS Masih Inginkan Kadernya Nomor 1

AKRAB: Salman Alfarisi dan Akhyar Nasution terlihat akrab dalam suatu acara yang digelar  PKS, beberapa waktu lalu.
AKRAB: Salman Alfarisi dan Akhyar Nasution terlihat akrab dalam suatu acara yang digelar PKS, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Koalisi PKS dan Partai Demokrat di Pilkada Medan 2020 tampaknya bakal segera terwujud. Dikabarkan, keduanya telah sepakat untuk mengusung pasangan Akhyar Nasution sebagai calon wali kota dan Salman Alfarisi sebagai calon wakil wali kota.

“Sudah ada komunikasi intens antara Demokrat dengan PKS. Bahwa Salman telah sepakat untuk menjadi wakil. Kita tunggu saja kelanjutannya,” kata sumber Sumut Pos, baru-baru ini.

Diketahui, PKS sampai saat ini menjadi salah satu partai yang telah mendeklarasikan bakal calon wali kota yang akan diusung dalam perhelatan Pilkada Medan. Langkah ini pun diikuti Partai Demokrat. Belum lama ini, Demokrat menyatakan telah menjatuhkan pilihan pada Akhyar Nasution. Menurut fungsionaris partai tersebut, Akhyar memiliki rekam jejak yang bagus sehingga laik untuk diusung kembali menjadi calon wali Kota Medan.

Meskipun tersiar kabar bahwa PKS dan Partai Demokrat tengah menjalin komunikasi yang intens, namun PKS sepertinya belum akan menjelaskan secara gamblang tentang kesepahaman-kesepahaman yang sedang dipertimbangkan oleh kedua pihak. “Tentu masing-masing parpol memiliki mekanisme tersendiri dalam penjaringan bakal calon wali kota yang diusungnya, begitu juga dengan PKS,” kata Ketua Bidang Humas PKS Sumut, Wasis Wisesokepada wartawan, Jumat (10/7).

Menurut Wasis, hingga kini PKS masih kukuh menjadikan Salman Alfarisi, sebagai calon wali kota. Apalagi pada 12 Maret lalu, mereka sudah mendeklarasikan Salman sebagai balon Wali Kota Medan. “Sebagai partai berbasis kader, kami juga sangat memertimbangkan kader internal yang akan kami usung sebagai calon wali kota. Selain kita juga memerhatikan fatsun-fatsun politik yang selama ini berlaku,” kata Wasis.

Hal senada disampaikan Ketua DPW PKS Sumut, Hariyanto. Menurutnya, PKS masih berkeinginan menempatkan Salman Alfarisi sebagai calon Wali Kota Medan. Apalagi secara etika politik, kursi PKS lebih dominan dibanding Partai Demokrat di DPRD Medan. Pihaknya memberi sinyal, dengan perolehan kursi yang signifikan dibanding Demokrat itu, PKS sewajarnya berada di kursi Medan 1. “Jadi ya tergantung Demokrat, apakah mau jadi nomor dua. Karena rekomendasi DPP, Ustad Salman adalah sebagai calon wali kota,” katanya seraya menyampaikan, pihaknya menargetkan 60 persen kemenangan pada 23 perhelatan pilkada di Sumut kali ini.

Ketua DPD PKS Kota Medan, Salman Alfarisi yang ditanya soal kemungkinan partainya mengusung Akhyar Nasution, hanya menjawab, PKS masih menghargai proses penggodokan yang masih dilakukan DPP PDIP. “Akhyar adalah kader PDIP dan juga merupakan salah satu kandidat bakal calon yang masih dalam proses penggodokan PDIP. Secara etika politik, PKS memandang perlu menghargai proses tersebut,” kata wakil ketua DPRD Sumut itu.

“Lain soal jika yang bersangkutan bukan kader partai tertentu, lebih mudah bagi PKS memutuskan, karena tidak ada ketersinggungan dengan partai lain,” pungkas Salman.(prn)

AKRAB: Salman Alfarisi dan Akhyar Nasution terlihat akrab dalam suatu acara yang digelar  PKS, beberapa waktu lalu.
AKRAB: Salman Alfarisi dan Akhyar Nasution terlihat akrab dalam suatu acara yang digelar PKS, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Koalisi PKS dan Partai Demokrat di Pilkada Medan 2020 tampaknya bakal segera terwujud. Dikabarkan, keduanya telah sepakat untuk mengusung pasangan Akhyar Nasution sebagai calon wali kota dan Salman Alfarisi sebagai calon wakil wali kota.

“Sudah ada komunikasi intens antara Demokrat dengan PKS. Bahwa Salman telah sepakat untuk menjadi wakil. Kita tunggu saja kelanjutannya,” kata sumber Sumut Pos, baru-baru ini.

Diketahui, PKS sampai saat ini menjadi salah satu partai yang telah mendeklarasikan bakal calon wali kota yang akan diusung dalam perhelatan Pilkada Medan. Langkah ini pun diikuti Partai Demokrat. Belum lama ini, Demokrat menyatakan telah menjatuhkan pilihan pada Akhyar Nasution. Menurut fungsionaris partai tersebut, Akhyar memiliki rekam jejak yang bagus sehingga laik untuk diusung kembali menjadi calon wali Kota Medan.

Meskipun tersiar kabar bahwa PKS dan Partai Demokrat tengah menjalin komunikasi yang intens, namun PKS sepertinya belum akan menjelaskan secara gamblang tentang kesepahaman-kesepahaman yang sedang dipertimbangkan oleh kedua pihak. “Tentu masing-masing parpol memiliki mekanisme tersendiri dalam penjaringan bakal calon wali kota yang diusungnya, begitu juga dengan PKS,” kata Ketua Bidang Humas PKS Sumut, Wasis Wisesokepada wartawan, Jumat (10/7).

Menurut Wasis, hingga kini PKS masih kukuh menjadikan Salman Alfarisi, sebagai calon wali kota. Apalagi pada 12 Maret lalu, mereka sudah mendeklarasikan Salman sebagai balon Wali Kota Medan. “Sebagai partai berbasis kader, kami juga sangat memertimbangkan kader internal yang akan kami usung sebagai calon wali kota. Selain kita juga memerhatikan fatsun-fatsun politik yang selama ini berlaku,” kata Wasis.

Hal senada disampaikan Ketua DPW PKS Sumut, Hariyanto. Menurutnya, PKS masih berkeinginan menempatkan Salman Alfarisi sebagai calon Wali Kota Medan. Apalagi secara etika politik, kursi PKS lebih dominan dibanding Partai Demokrat di DPRD Medan. Pihaknya memberi sinyal, dengan perolehan kursi yang signifikan dibanding Demokrat itu, PKS sewajarnya berada di kursi Medan 1. “Jadi ya tergantung Demokrat, apakah mau jadi nomor dua. Karena rekomendasi DPP, Ustad Salman adalah sebagai calon wali kota,” katanya seraya menyampaikan, pihaknya menargetkan 60 persen kemenangan pada 23 perhelatan pilkada di Sumut kali ini.

Ketua DPD PKS Kota Medan, Salman Alfarisi yang ditanya soal kemungkinan partainya mengusung Akhyar Nasution, hanya menjawab, PKS masih menghargai proses penggodokan yang masih dilakukan DPP PDIP. “Akhyar adalah kader PDIP dan juga merupakan salah satu kandidat bakal calon yang masih dalam proses penggodokan PDIP. Secara etika politik, PKS memandang perlu menghargai proses tersebut,” kata wakil ketua DPRD Sumut itu.

“Lain soal jika yang bersangkutan bukan kader partai tertentu, lebih mudah bagi PKS memutuskan, karena tidak ada ketersinggungan dengan partai lain,” pungkas Salman.(prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/