26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Geopark Kaldera Toba Sah Anggota UGG: 6 Rekomendasi Unesco Mesti Dikerjakan Selama 4 Tahun

LOMBA SOLU: Lomba Solu Bolon di Danau Toba. Geopark Kaldera Toba sudah sah terdaftar sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Untuk menjaga keanggotaan itu, 6 rekomendasi UNESCO harus dikerjakan pemerintah.
LOMBA SOLU: Lomba Solu Bolon di Danau Toba. Geopark Kaldera Toba sudah sah terdaftar sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Untuk menjaga keanggotaan itu, 6 rekomendasi UNESCO harus dikerjakan pemerintah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah Geopark Kaldera Toba (GKT) masuk sebagai salah satu warisan atau keajaiban dunia, UNESCO Global Geopark (UGG) memberikan enam rekomendasi yang mesti dilakukan Indonesia, selama empat tahun GKT menjadi anggota UGG.

General Manager BPGKT, Dr Ir Hj Wan Hidayati MSi, memaparkan keenam rekomendasi dimaksud. Pertama, mengembangkan hubungan antara warisan geologis dan warisan teritorial lainnya seperti biotik alami, budaya, tidak berwujud melalui interpretasi, pendidikan dan wisata. Termasuk melatih pemandu lokal, pariwisatan

operator dan masyarakat setempat dan lainnya. Kemudian tentang tautan antara geologi dan ekologi, untuk diaktifkan berbagi pengetahuan dengan pengunjung.

Kedua, mengembangkan strategi kemitraan yang mencakup metodologi dan kriteria yang jelas untuk menjadi mitra. Hal itu berlaku untuk akomodasi, katering, penyedia transportasi, penyedia aktivitas dan produsen produk lokal.

Ketiga, memperkuat keterlibatan dalam aktivitas Global Geoparks Network dan Asia Pasifik Jaringan Geoparks untuk mempromosikan nilai internasional wilayah melalui kemitraan dengan Global Geoparks di bawah payung UGG.

Keempat, mengembangkan strategi pendidikan dengan bekerja dalam kemitraan dengan UGG lainnya.

Kelima, meningkatkan strategi dan kegiatan pendidikan untuk memfasilitasi mitigasi bahaya alam dan perubahan iklim di sekolah-sekolah untuk populasi lokal.

Terakhir, memperkuat keterlibatan UGG dalam studi penelitian, konservasi dan promosi penduduk asli setempat dan budaya serta bahasa mereka.

“Enam rekomendasi itu akan segera dijalankan BP-GKT. Masuknya GKT menjadi UGG sangat membanggakan dan akan menguntungkan Sumut dalam banyak hal, khususnya di sektor pariwisata,” kata Wan Hidayati, akhir pekan lalu.

Sejalan dengan rekomendasi UGG ini, Komisi E DPRD Sumut yang membidangi aspek pendidikan dan kebudayaan, berharap keenam poin dimaksud dapat dijalankan maksimal oleh pemerintah provinsi dan pemda se kawasan Danau Toba.

“Pertama kami tentu menyambut gembira bahwa Danau Toba atau GKT ditetapkan sebagai anggota UGG. Seharusnya ini menjadi peluang bagi pemprov dan pemkab sekawasan, mengejar syarat-syarat (rekomendasi) yang ditetapkan UNESCO. Termasuk persoalan budaya dan pendidikan. Komisi E yang membidangi kedua aspek ini, siap mendorong agar budaya lokal di sekitar Danau Toba, tetap harus dipelihara masyarakat setempat dan didukung oleh pemprov dan pemda,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut, Hendra Cipta menjawab Sumut Pos, Senin (13/7).

Begitupun pada aspek pendidikan, menurutnya, mesti mendukung agar budaya lokal di kawasan Danau Toba terjaga kelestariannya, dan kalau bisa masuk ke kurikulum tambahan dalam pembelajaran semua sekolah di Sumut. “Sehingga masyarakat atau anak didik bisa memahami budaya lokalnya, dengan demikian dia menjadi lestari dan pasti jika itu terjaga dengan baik, dapat mendukung pariwisata Danau Toba,” katanya.

Selain itu, pihaknya siap memfasilitasi pertemuan dengan stakeholder terkait termasuk mengundang kepala daerah sekawasan Danau Toba, guna menyeragamkan visi setelah penetapan GKT sebagai UGG serta bagaimana langkah ke depan mewujudkan enam rekomendasi dimaksud.

“Kami nanti coba fasilitasi pemda sekawasan itu untuk bisa sama-sama menyusun agenda-agenda kelestarian budaya lokal di kawasan Danau Toba. Bersama juga dengan Dinas Pendidikan Sumut dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, serta BPGKT dan BPODT,” pungkasnya.

Mengenai rekomendasi UGG tersebut, Gubsu Edy Rahmayadi, mengatakan siap menindaklanjuti dan mengimplementasikan dalam kurun waktu penilaian empat tahun ke depan, sehingga status GKT sebagai anggota UNESCO tetap terjaga. Namun Edy menyebut, masyarakat mesti memahami ada aturan main dan kewenangan yang dimiliki masing-masing pemerintah.

“Kalian harus tau keramba itu wewenang siapa. Kita hanya bisa menyarankan, memohon, dan merekomendasi kepada pusat. Jika wewenang provinsi, pasti akan saya tindak,” katanya menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, kemarin.

Edy mengajak semua pihak termasuk elemen masyarakat menjaga kelestarian alam dan lingkungan di kawasan Danau Toba, pasca GKT bagian dari keluarga besar UGG. “Alhamdulillah, kita bersyukur dan kita jaga keindahan dan kehebatan Danau Toba yang sudah diakui dunia sekarang. Ayo kita hijaukan kembali kita pulihkan kembali lingkungannya,” ajaknya.

Diketahui, Selasa (7/7) lalu, bertempat di Paris, dalam Sidang ke-209, Dewan Eksekutif UNESCO menyepakati Kaldera Toba sebagai UGG. UNESCO pun memberikan enam rekomendasi dalam waktu empat tahun ke depan, untuk dijalankan Pemerintah Indonesia. (prn)

LOMBA SOLU: Lomba Solu Bolon di Danau Toba. Geopark Kaldera Toba sudah sah terdaftar sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Untuk menjaga keanggotaan itu, 6 rekomendasi UNESCO harus dikerjakan pemerintah.
LOMBA SOLU: Lomba Solu Bolon di Danau Toba. Geopark Kaldera Toba sudah sah terdaftar sebagai anggota UNESCO Global Geopark. Untuk menjaga keanggotaan itu, 6 rekomendasi UNESCO harus dikerjakan pemerintah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah Geopark Kaldera Toba (GKT) masuk sebagai salah satu warisan atau keajaiban dunia, UNESCO Global Geopark (UGG) memberikan enam rekomendasi yang mesti dilakukan Indonesia, selama empat tahun GKT menjadi anggota UGG.

General Manager BPGKT, Dr Ir Hj Wan Hidayati MSi, memaparkan keenam rekomendasi dimaksud. Pertama, mengembangkan hubungan antara warisan geologis dan warisan teritorial lainnya seperti biotik alami, budaya, tidak berwujud melalui interpretasi, pendidikan dan wisata. Termasuk melatih pemandu lokal, pariwisatan

operator dan masyarakat setempat dan lainnya. Kemudian tentang tautan antara geologi dan ekologi, untuk diaktifkan berbagi pengetahuan dengan pengunjung.

Kedua, mengembangkan strategi kemitraan yang mencakup metodologi dan kriteria yang jelas untuk menjadi mitra. Hal itu berlaku untuk akomodasi, katering, penyedia transportasi, penyedia aktivitas dan produsen produk lokal.

Ketiga, memperkuat keterlibatan dalam aktivitas Global Geoparks Network dan Asia Pasifik Jaringan Geoparks untuk mempromosikan nilai internasional wilayah melalui kemitraan dengan Global Geoparks di bawah payung UGG.

Keempat, mengembangkan strategi pendidikan dengan bekerja dalam kemitraan dengan UGG lainnya.

Kelima, meningkatkan strategi dan kegiatan pendidikan untuk memfasilitasi mitigasi bahaya alam dan perubahan iklim di sekolah-sekolah untuk populasi lokal.

Terakhir, memperkuat keterlibatan UGG dalam studi penelitian, konservasi dan promosi penduduk asli setempat dan budaya serta bahasa mereka.

“Enam rekomendasi itu akan segera dijalankan BP-GKT. Masuknya GKT menjadi UGG sangat membanggakan dan akan menguntungkan Sumut dalam banyak hal, khususnya di sektor pariwisata,” kata Wan Hidayati, akhir pekan lalu.

Sejalan dengan rekomendasi UGG ini, Komisi E DPRD Sumut yang membidangi aspek pendidikan dan kebudayaan, berharap keenam poin dimaksud dapat dijalankan maksimal oleh pemerintah provinsi dan pemda se kawasan Danau Toba.

“Pertama kami tentu menyambut gembira bahwa Danau Toba atau GKT ditetapkan sebagai anggota UGG. Seharusnya ini menjadi peluang bagi pemprov dan pemkab sekawasan, mengejar syarat-syarat (rekomendasi) yang ditetapkan UNESCO. Termasuk persoalan budaya dan pendidikan. Komisi E yang membidangi kedua aspek ini, siap mendorong agar budaya lokal di sekitar Danau Toba, tetap harus dipelihara masyarakat setempat dan didukung oleh pemprov dan pemda,” kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Sumut, Hendra Cipta menjawab Sumut Pos, Senin (13/7).

Begitupun pada aspek pendidikan, menurutnya, mesti mendukung agar budaya lokal di kawasan Danau Toba terjaga kelestariannya, dan kalau bisa masuk ke kurikulum tambahan dalam pembelajaran semua sekolah di Sumut. “Sehingga masyarakat atau anak didik bisa memahami budaya lokalnya, dengan demikian dia menjadi lestari dan pasti jika itu terjaga dengan baik, dapat mendukung pariwisata Danau Toba,” katanya.

Selain itu, pihaknya siap memfasilitasi pertemuan dengan stakeholder terkait termasuk mengundang kepala daerah sekawasan Danau Toba, guna menyeragamkan visi setelah penetapan GKT sebagai UGG serta bagaimana langkah ke depan mewujudkan enam rekomendasi dimaksud.

“Kami nanti coba fasilitasi pemda sekawasan itu untuk bisa sama-sama menyusun agenda-agenda kelestarian budaya lokal di kawasan Danau Toba. Bersama juga dengan Dinas Pendidikan Sumut dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, serta BPGKT dan BPODT,” pungkasnya.

Mengenai rekomendasi UGG tersebut, Gubsu Edy Rahmayadi, mengatakan siap menindaklanjuti dan mengimplementasikan dalam kurun waktu penilaian empat tahun ke depan, sehingga status GKT sebagai anggota UNESCO tetap terjaga. Namun Edy menyebut, masyarakat mesti memahami ada aturan main dan kewenangan yang dimiliki masing-masing pemerintah.

“Kalian harus tau keramba itu wewenang siapa. Kita hanya bisa menyarankan, memohon, dan merekomendasi kepada pusat. Jika wewenang provinsi, pasti akan saya tindak,” katanya menjawab wartawan di Rumah Dinas Gubsu, kemarin.

Edy mengajak semua pihak termasuk elemen masyarakat menjaga kelestarian alam dan lingkungan di kawasan Danau Toba, pasca GKT bagian dari keluarga besar UGG. “Alhamdulillah, kita bersyukur dan kita jaga keindahan dan kehebatan Danau Toba yang sudah diakui dunia sekarang. Ayo kita hijaukan kembali kita pulihkan kembali lingkungannya,” ajaknya.

Diketahui, Selasa (7/7) lalu, bertempat di Paris, dalam Sidang ke-209, Dewan Eksekutif UNESCO menyepakati Kaldera Toba sebagai UGG. UNESCO pun memberikan enam rekomendasi dalam waktu empat tahun ke depan, untuk dijalankan Pemerintah Indonesia. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/