MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bus dengan skema beli jasa layanan atau buy the service (BTS) ditargetkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan beroperasi dalam waktu dua bulan ke depan atau pada September 2020n
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan, Mont Gomery Munthe mengatakan, pihaknya tidak pernah mempermasalahkan keberadaan Bus BTS di Kota Medan. Namun sangat berkeberatan bila pada akhirnya Bus BTS dioperasikan dengan cara gratis atau tanpa tarif.
“Tapi kalau tanpa tarif atau gratis kami ya keberatan lah. Katanya kan begitu, rencananya setidaknya pada tahun pertamanya Bus BTS ini gratis. Kalau gratis ya semua masyarakat mau naik Bus BTS, namanya juga gratis, siapa yang gak mau,” kata Gomery kepada Sumut Pos, Rabu (22/7).
Tak hanya itu, Organda Medan juga berharap agar pihaknya dapat dilibatkan dalam menentukan tarif angkutan Bus BTS tersebut. Sebab setidaknya, Organda menginginkan agar Bus BTS menggunakan tarif minimal yang sama dengan tarif angkot saat ini.
“Selain itu, harus ada dulu lah halte nya. Kalau tak ada halte nya tapi sudah beroperasi, artinya nanti ketentuan Bus BTS yang hanya boleh menaikkan dan menurunkan penumpang di halte jadi tidak berjalan. Kalau mereka bisa menaikkan dan menurunkan penumpang di luar halte, maka angkot tidak akan punya kelebihan lagi dibandingkan Bus BTS. Kami tidak mau Bus BTS jadi kanibal transportasi umum lainnya, khususnya angkot,” pungkasnya.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Medan, Dedy Aksyari Nasution mengatakan, bukan hal mudah bagi Dishub Medan untuk bisa merealisasikan adanya Bus BTS di Kota Medan pada September mendatang.
“Waktunya udah mepet, tapi kami sendiri di Komisi IV gak ada melihat adanya infratstrukrur terkait bus BRS yang sudah dibangun. Misalnya saja halte, kita gak ada lihat sampai sekarang,” ucap Dedy kepada Sumut Pos, Rabu (22/7).
Dijelaskan Dedy, rencana pembangunan halte oleh pihak ketiga setelah nantinya bus BTS masuk karoseri, memang bukanlah hal yang mustahil. Tetapi, akan lebih baik bila pembangunan halte dapat dikerjakan sedini mungkin dan tidak saling menunggu satu sama lain.
“Kalau koordinasi Dishub Medan dengan Kemenhub baik, kita yakin harusnya ini tidak jadi masalah. Kalau memang fix bulan September mau beroperasi, ya sudah sangat wajar kalau dari sekarang sudah dibangun. Kita minta Dishub Medan intensifkan koordinasi dengan Kemenhub agar mereka tidak ragu untuk mulai membangun halte dari sekarang,” jelasnya.
Dedy juga mengatakan, bila memang akan beroperasi dan di launching bersamaan dengan hari Perhubungan di tanggal 17 September, maka seharusnya Dishub Medan telah mulai menyosialisasikan Bus BTS dari sekarang, agar masyarakat nantinya dapat langsung memanfaatkan bus tersebut begitu beroperasi.
“Dishub juga kita minta untuk mulai mengintensifkan koordinasi dengan para pelaku usaha transportasi massal lainnya seperti angkot dan lain-lain. Sebab apapun namanya, sedikit banyaknya Bus BTS ini pasti akan menimbulkan gesekan dengan transportasi massal lainnya,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, bus yang merupakan moda transportasi massal modern di Kota Medan itu akan beroperasi pada lima koridor yang keseluruhannya akan di Lapangan Merdeka Kota Medan. (map/ila)