28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Forum Leader’s Talk, Upaya PGN Hadapi Transformasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebagai Subholding gas dan bagian dari holding PT Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyambut positif rencana transformasi holding migas oleh PT Pertamina. Maka dari itu, PGN mempersiapkan diri dalam rangka peningkatan kompetensi teknis, yang diharapkan mampu membekali pekerja PGN untuk menjawab tantangan peran sebagai Subholding Gas. 

“Transformasi holding migas merupakan lokomotif untuk mencapai aspirasi Pertamina Group 2024 yaitu sebagai Global Energy Champion dengan market value sebesar USD 100 Milyar dan menjalankan mandat dari pemerintah terkait dengan penyediaan dan pengelolaan energi sesuai dengan Undang-Undang BUMN maupun Undang-Undang Energi,” jelas Koeshartanto, Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) yang hadir sebagai pembicara Leader’s Talk PGN dengan tema Transformasi Holding Migas yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (22/07/2020).

Koeshartanto menjelaskan bahwa Pertamina Group telah menyusun strategi pengelompokkan bisnis energi yang terintegrasi dengan PGN, untuk memberikan porsi agar bisnis perusahaan lebih efisien dan memastikan efektivitas yang berkelanjutan di masa-masa mendatang.

Melalui tranformasi holding migas, PGN Group akan lebih fokus pada bisnis utama secara berkelanjutan yaitu mengoptimalkan sumber energi gas domestik, memperkuat pasar dan ketahanan gas bumi domestik. Maka, harapannya Indonesia akan mendapatkan infrastruktur gas bumi yang lebih baik dan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.

Menjawab pertanyaan salah satu peserta Leaders Talk, berkaca pada kesuksesan program IPO PGN pada awal tahun 2003, apakah ada rencana manajemen Holding Migas atau Sub Holding Gas untuk menerbitkan right issue ? Harapannya dari sisi internal pekerja akan semakin meningkatkan engagement dan mempersatupadukan pencapaian visi misi Holding Migas dan Subholding Gas, dari sisi eksternal dapat meningkatkan kepercayaan para pemegang saham.

Koeshartanto menegaskan bahwa right issue dan corporate action lainnya adalah proses yang transparan dan murni mekanisme pasar yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun, hal ini dalam upaya menjaga compliance dan governance serta pengawasan banyak pihak termasuk otoritas keuangan.

“Jadi bagus dan luar biasa ini anak-anak PGN bentuk rasa memiliki terhadap perusahaan. Maunya punya saham perusahaannya. Restrukturisasi holding migas dapat menjadi medium untuk meningkatkan peran dan engagement internal PGN untuk berkontribusi lebih lagi pada kinerja perusahaan. Khususnya ketika perusahaan sangat memerlukan dukungan internal dari para pekerja,” imbuh Koeshartanto. 

Pembelian saham oleh pekerja adalah bagian atas kontribusi untuk meningkatkan performa perusahaan, sekaligus memperat solidaritas, loyalitas serta rasa memiliki pekerja terhadap perusahaan.

Banyak perusahaan global yang menawarkan saham kepada pekerjanya agar sense of belonging pekerja terhadap perusahaan semakin kuat. Dengan begitu, pekerja yang memiliki saham bisa berkinerja lebih maksimal dan benefitnya pun akan dirasakan oleh pekerja maupun perusahaan.

Proses ini juga memperkuat keterbukaan informasi. Dengan keterbukaan informasi, maka dapat meningkatkan kepercayaan investor. Investor menjadi partner strategis, sehingga sharing ekonomi ini menjadi kesempatan bagi PGN untuk membangun kolaborasi, kapabilitas dan kapasitas worldwide dan menggandeng partner strategis lainnya.

“Saya rasa ini menjadi semangat yang luar biasa dan bisa ditularkan di Pertamina Group. Menjadi catatan bagi kami (Pertamina) mengingat pada mekanisme Right Issue terdapat banyak hierarki yang harus dilalui dan menyangkut pertimbangan teknis keuangan. Bagaimana dampaknya terhadap target kinerja emiten dan dampaknya untuk mendorong PGAS menjadi blue chip masih perlu kajian,” terang Koeshartanto.

Disisi lain menurut Koeshartanto, PGN bisa menjadi role model bagi gerakan kemajuan Pertamina. Mengingat PGN merupakan subholding pertama Pertamina Group yang sudah berstatus terbuka, sehingga transparansi akuntabilitas kinerja menjadi bagian yang akan selalu menjadi kelebihan sebagaimana persyaratan untuk menjadi perusahaan Tbk.

Dalam kesempatan yang sama, Beni Syarif Hidayat, Direktur SDM dan Umum PGN menyatakan bahwa PGN sebagai Subholding gas mendapat amanah untuk mendukung program-program pemerintah seperti perluasan utilisasi gas bumi melalui penetapan harga untuk industri tertentu, pengembangan jargas rumah tangga, penyediaan dan pembangunan infrastruktur LNG bagi pembangkit listrik, dan lain-lain. Oleh karena itu, PGN membutuhkan dukungan dan penguatan kualitas SDM.

Penguatan kompetensi manajerial pekerja merupakan bagian dari investasi human capital PGN dalam menghadapi tantangan perubahan yang saat cepat dalam bisnis dan industri saat ini. Oleh karena itu Forum Leaders Talk adalah salah satu wadah untuk mempersiapkan SDM PGN dalam menghadapi hal tersebut. 

Tujuan utama Leaders Talk adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman dari para pemimpin baik pemimpin institusi pemerintahan, bisnis, maupun institusi social. Harapannya, para pemimpin tersebut dapat menginspirasi para pekerja PGN untuk paham, berfikir dan bertindak sebagaimana layaknya seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi dan perannya di PGN.

Adapun beberapa inspirational leader yang pernah berpartisipasi dalam acara ini antara lain Bapak Joko Widodo, Bapak Jusuf Kalla, Handry Satriago (CEO GE Indonesia), dan Achmad Zaky (CEO PT Bukalapak).

Dalam sesi materi Koeshartanto juga menyatakan, transformasi memang tidak mudah. Berdasarkan Mckinsey Company, banyak perusahaan telah melakukan transformasi namun tingkat keberhasilannya hanya sekitar 16%, sehingga dukungan internal yang solid menjadi bagian yang sangat penting.

“Kami ingin Pertamina, PGN dan Subholding-subholding lainnya dapat menjadi suatu kesatuan yang bisa dilaksanakan dengan benar, sesuai rencana yang benar, dan membuahkan hasil yang luar biasa,” jelasnya.

“Pada dasarnya, PGN mendukung tujuan holding Migas agar menciptakan infrastruktur gas yang terintegrasi dan mempercepat pertumbuhan value dari seluruh bagian dari holding. Kemudian manfaat gas bisa segera diintegrasikan dengan acceptability, affordability, dan availability, guna memudahkan dan pemerataan akses gas kepada konsumen di seluruh sektor,” ujar Beni.

Ketua Serikat Pekerja PGN, M. Rasyid Ridha, dalam kesempatan yang sama juga mengharapkan bahwa proses transformasi ini akan membawa kepada akselerasi tercapainya visi misi organisasi Holding Migas termasuk pencapaian target kinerja di bidang SDM dan talent movement dalam lingkup Holding Migas yang pada ujungnya akan membawa kepada sebesar-besarnya manfaat Holding Migas bagi masyarakat, bangsa dan negara. (rel/ram)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sebagai Subholding gas dan bagian dari holding PT Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyambut positif rencana transformasi holding migas oleh PT Pertamina. Maka dari itu, PGN mempersiapkan diri dalam rangka peningkatan kompetensi teknis, yang diharapkan mampu membekali pekerja PGN untuk menjawab tantangan peran sebagai Subholding Gas. 

“Transformasi holding migas merupakan lokomotif untuk mencapai aspirasi Pertamina Group 2024 yaitu sebagai Global Energy Champion dengan market value sebesar USD 100 Milyar dan menjalankan mandat dari pemerintah terkait dengan penyediaan dan pengelolaan energi sesuai dengan Undang-Undang BUMN maupun Undang-Undang Energi,” jelas Koeshartanto, Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) yang hadir sebagai pembicara Leader’s Talk PGN dengan tema Transformasi Holding Migas yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (22/07/2020).

Koeshartanto menjelaskan bahwa Pertamina Group telah menyusun strategi pengelompokkan bisnis energi yang terintegrasi dengan PGN, untuk memberikan porsi agar bisnis perusahaan lebih efisien dan memastikan efektivitas yang berkelanjutan di masa-masa mendatang.

Melalui tranformasi holding migas, PGN Group akan lebih fokus pada bisnis utama secara berkelanjutan yaitu mengoptimalkan sumber energi gas domestik, memperkuat pasar dan ketahanan gas bumi domestik. Maka, harapannya Indonesia akan mendapatkan infrastruktur gas bumi yang lebih baik dan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.

Menjawab pertanyaan salah satu peserta Leaders Talk, berkaca pada kesuksesan program IPO PGN pada awal tahun 2003, apakah ada rencana manajemen Holding Migas atau Sub Holding Gas untuk menerbitkan right issue ? Harapannya dari sisi internal pekerja akan semakin meningkatkan engagement dan mempersatupadukan pencapaian visi misi Holding Migas dan Subholding Gas, dari sisi eksternal dapat meningkatkan kepercayaan para pemegang saham.

Koeshartanto menegaskan bahwa right issue dan corporate action lainnya adalah proses yang transparan dan murni mekanisme pasar yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun, hal ini dalam upaya menjaga compliance dan governance serta pengawasan banyak pihak termasuk otoritas keuangan.

“Jadi bagus dan luar biasa ini anak-anak PGN bentuk rasa memiliki terhadap perusahaan. Maunya punya saham perusahaannya. Restrukturisasi holding migas dapat menjadi medium untuk meningkatkan peran dan engagement internal PGN untuk berkontribusi lebih lagi pada kinerja perusahaan. Khususnya ketika perusahaan sangat memerlukan dukungan internal dari para pekerja,” imbuh Koeshartanto. 

Pembelian saham oleh pekerja adalah bagian atas kontribusi untuk meningkatkan performa perusahaan, sekaligus memperat solidaritas, loyalitas serta rasa memiliki pekerja terhadap perusahaan.

Banyak perusahaan global yang menawarkan saham kepada pekerjanya agar sense of belonging pekerja terhadap perusahaan semakin kuat. Dengan begitu, pekerja yang memiliki saham bisa berkinerja lebih maksimal dan benefitnya pun akan dirasakan oleh pekerja maupun perusahaan.

Proses ini juga memperkuat keterbukaan informasi. Dengan keterbukaan informasi, maka dapat meningkatkan kepercayaan investor. Investor menjadi partner strategis, sehingga sharing ekonomi ini menjadi kesempatan bagi PGN untuk membangun kolaborasi, kapabilitas dan kapasitas worldwide dan menggandeng partner strategis lainnya.

“Saya rasa ini menjadi semangat yang luar biasa dan bisa ditularkan di Pertamina Group. Menjadi catatan bagi kami (Pertamina) mengingat pada mekanisme Right Issue terdapat banyak hierarki yang harus dilalui dan menyangkut pertimbangan teknis keuangan. Bagaimana dampaknya terhadap target kinerja emiten dan dampaknya untuk mendorong PGAS menjadi blue chip masih perlu kajian,” terang Koeshartanto.

Disisi lain menurut Koeshartanto, PGN bisa menjadi role model bagi gerakan kemajuan Pertamina. Mengingat PGN merupakan subholding pertama Pertamina Group yang sudah berstatus terbuka, sehingga transparansi akuntabilitas kinerja menjadi bagian yang akan selalu menjadi kelebihan sebagaimana persyaratan untuk menjadi perusahaan Tbk.

Dalam kesempatan yang sama, Beni Syarif Hidayat, Direktur SDM dan Umum PGN menyatakan bahwa PGN sebagai Subholding gas mendapat amanah untuk mendukung program-program pemerintah seperti perluasan utilisasi gas bumi melalui penetapan harga untuk industri tertentu, pengembangan jargas rumah tangga, penyediaan dan pembangunan infrastruktur LNG bagi pembangkit listrik, dan lain-lain. Oleh karena itu, PGN membutuhkan dukungan dan penguatan kualitas SDM.

Penguatan kompetensi manajerial pekerja merupakan bagian dari investasi human capital PGN dalam menghadapi tantangan perubahan yang saat cepat dalam bisnis dan industri saat ini. Oleh karena itu Forum Leaders Talk adalah salah satu wadah untuk mempersiapkan SDM PGN dalam menghadapi hal tersebut. 

Tujuan utama Leaders Talk adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman dari para pemimpin baik pemimpin institusi pemerintahan, bisnis, maupun institusi social. Harapannya, para pemimpin tersebut dapat menginspirasi para pekerja PGN untuk paham, berfikir dan bertindak sebagaimana layaknya seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi dan perannya di PGN.

Adapun beberapa inspirational leader yang pernah berpartisipasi dalam acara ini antara lain Bapak Joko Widodo, Bapak Jusuf Kalla, Handry Satriago (CEO GE Indonesia), dan Achmad Zaky (CEO PT Bukalapak).

Dalam sesi materi Koeshartanto juga menyatakan, transformasi memang tidak mudah. Berdasarkan Mckinsey Company, banyak perusahaan telah melakukan transformasi namun tingkat keberhasilannya hanya sekitar 16%, sehingga dukungan internal yang solid menjadi bagian yang sangat penting.

“Kami ingin Pertamina, PGN dan Subholding-subholding lainnya dapat menjadi suatu kesatuan yang bisa dilaksanakan dengan benar, sesuai rencana yang benar, dan membuahkan hasil yang luar biasa,” jelasnya.

“Pada dasarnya, PGN mendukung tujuan holding Migas agar menciptakan infrastruktur gas yang terintegrasi dan mempercepat pertumbuhan value dari seluruh bagian dari holding. Kemudian manfaat gas bisa segera diintegrasikan dengan acceptability, affordability, dan availability, guna memudahkan dan pemerataan akses gas kepada konsumen di seluruh sektor,” ujar Beni.

Ketua Serikat Pekerja PGN, M. Rasyid Ridha, dalam kesempatan yang sama juga mengharapkan bahwa proses transformasi ini akan membawa kepada akselerasi tercapainya visi misi organisasi Holding Migas termasuk pencapaian target kinerja di bidang SDM dan talent movement dalam lingkup Holding Migas yang pada ujungnya akan membawa kepada sebesar-besarnya manfaat Holding Migas bagi masyarakat, bangsa dan negara. (rel/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/