26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

RSI Dukung Strategi Pariwisata Danau Toba

DANAU TOBA: Penduduk setempat mengayuh sampannya di perairan Danau Toba. Tahun ini pembangunan destinasi wisata Danau Toba kembali dilanjutkan.
DANAU TOBA: Penduduk setempat mengayuh sampannya di perairan Danau Toba. Tahun ini pembangunan destinasi wisata Danau Toba kembali dilanjutkan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Regal Spring Indonesia (RSI) menegaskan, pihaknya memahami dan mendukung strategi Pengembangan Pariwisata Bertanggung Jawab Pemerintah di Danau Toba.

“Kami sepenuhnya percaya, kawasan Danau Toba yang berkelanjutan adalah yang mencakup penghargaan terhadap lingkungan dan juga membangun manfaat sosioekonomi melalui produksi pangan mutu tinggin

Untuk sektor usaha kami, kami percaya hal ini bisa diraih melalui koeksistensi antara Akuakultur Bertanggung jawab dan Pariwisata Bertanggung jawab,” kata Corporate Affairs & Communications Senior Manager RSI, Kasan Mulyono, usai menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi B DPRD Provinsi Sumatera Utara, terkait pembangunan berkelanjutan di kawasan Danau Toba, Senin (27/7).

Menurut Kasan, hal tersebut merupakan jiwa Peraturan Presiden Nomor 81/2014 yang memiliki kebijakan zonasi untuk produksi pangan semua jenis dan pariwisata.

“Regal Springs Indonesia (RSI) sangat percaya bahwa Akuakultur Bertanggung jawab Bersertifikasi harus menjadi basis semua usaha akuakultur ke depan di Danau Toba karena standar-standar yang dipersyaratkan,” tegasnya.

Sejatinya, lanjut dia, operasi PT Aqua Farm Nusantara adalah operasi sektor industri yang paling banyak dilakukan pengujian dengan lebih dari 65 audit tahunan nasional dan internasional. Akuakultur juga masih merupakan penyedia lapangan kerja terbesar di kawasan Danau Toba.

Tentang rencana relokasi operasional akuakultur ke perairan Uluan-Porsdea, Kabupaten Toba, dari perairan Ajibata, menurutnya saat ini Regal Springs Indonesia masih melakukan Studi Kelayakan bagi Operasi Berkelanjutan Masa Depan di Danau Toba.

“Rencana relokasi ini sepenuhnya merupakan keputusan bisnis sukarela Regal Springs Indonesia. Namun belum ada keputusan apapun yang dibuat karena masih dalam tahap Studi Kelayakan,” katanya.

Bagian penting proses Studi Kelayakan ini adalah konsultasi dengan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan utama.

Strategi Regal Springs Indonesia, kata Kasan, adalah tumbuh dan bertransformasi melalui pemenuhan Program Keberlanjutan Terpadu Kelas Dunia KAMI PEDULI di Danau Toba untuk menghasilkan dan menjual Tilapia bermutu terbaik bagi pasar domestik dan internasional.

“Kami menghasilkan pangan bergizi tanpa antibiotik, bahan kimia atau aditif dan pangan mutu tinggi ini diminati oleh pembuat kebijakan dan konsumen yang peduli akan pangan yang mereka konsumsi dan pemenuhan gizi bagi masyarakat,” katanya.

Sebelumnya dalam RDP tersebut, sejumlah komunitas masyarakat di sekitar Kawasan Danau Toba menyampaikan kebingungan mereka dengan komitmen pemerintah, tentang pelestarian Danau Toba. Pasalnya, Geopark Kaldera Toba sudah menjadi anggota UNESCO Global Geopark. Namun pencemaran di Danau Toba tetap dibiarkan. Salahsatunya menurut mereka, dihasilkan dari keramba-keramba ikan, baik milik perusahaan maupun milik masyarakat.

“Kami sebagai masyarakat bingung. Katanya geopark, tapi kenapa pencemaran tetap terjadi? Sebenarnya Danau Toba mau diapain pemerintah,” tanya Mekar Sinurat, dari Forum Komunikasi Masyarakat KDT.

Hal senada juga disampaikan Irwandi Sirait, mewakili masyarakat Ajibata. Menurut Irwandi, pemerintah tidak punya nyali menertibkan perusahaan yang mencemari Danau Toba. “Semua orang di Danau Toba ini menjerit, karena airnya tercemar tapi tak ada tanggapan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Community Affairs Senior Manager PT RSI, Dian Octavia, mengatakan pihaknya konsisten menjaga air Danau Toba. Karena kebersihan air adalah darah bisnis ikan air tawar. “Jadi kami tak mungkin mencemari air danau karena itu darah bisnis kami,” katanya. (rel/mb/mea)

DANAU TOBA: Penduduk setempat mengayuh sampannya di perairan Danau Toba. Tahun ini pembangunan destinasi wisata Danau Toba kembali dilanjutkan.
DANAU TOBA: Penduduk setempat mengayuh sampannya di perairan Danau Toba. Tahun ini pembangunan destinasi wisata Danau Toba kembali dilanjutkan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Regal Spring Indonesia (RSI) menegaskan, pihaknya memahami dan mendukung strategi Pengembangan Pariwisata Bertanggung Jawab Pemerintah di Danau Toba.

“Kami sepenuhnya percaya, kawasan Danau Toba yang berkelanjutan adalah yang mencakup penghargaan terhadap lingkungan dan juga membangun manfaat sosioekonomi melalui produksi pangan mutu tinggin

Untuk sektor usaha kami, kami percaya hal ini bisa diraih melalui koeksistensi antara Akuakultur Bertanggung jawab dan Pariwisata Bertanggung jawab,” kata Corporate Affairs & Communications Senior Manager RSI, Kasan Mulyono, usai menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi B DPRD Provinsi Sumatera Utara, terkait pembangunan berkelanjutan di kawasan Danau Toba, Senin (27/7).

Menurut Kasan, hal tersebut merupakan jiwa Peraturan Presiden Nomor 81/2014 yang memiliki kebijakan zonasi untuk produksi pangan semua jenis dan pariwisata.

“Regal Springs Indonesia (RSI) sangat percaya bahwa Akuakultur Bertanggung jawab Bersertifikasi harus menjadi basis semua usaha akuakultur ke depan di Danau Toba karena standar-standar yang dipersyaratkan,” tegasnya.

Sejatinya, lanjut dia, operasi PT Aqua Farm Nusantara adalah operasi sektor industri yang paling banyak dilakukan pengujian dengan lebih dari 65 audit tahunan nasional dan internasional. Akuakultur juga masih merupakan penyedia lapangan kerja terbesar di kawasan Danau Toba.

Tentang rencana relokasi operasional akuakultur ke perairan Uluan-Porsdea, Kabupaten Toba, dari perairan Ajibata, menurutnya saat ini Regal Springs Indonesia masih melakukan Studi Kelayakan bagi Operasi Berkelanjutan Masa Depan di Danau Toba.

“Rencana relokasi ini sepenuhnya merupakan keputusan bisnis sukarela Regal Springs Indonesia. Namun belum ada keputusan apapun yang dibuat karena masih dalam tahap Studi Kelayakan,” katanya.

Bagian penting proses Studi Kelayakan ini adalah konsultasi dengan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan utama.

Strategi Regal Springs Indonesia, kata Kasan, adalah tumbuh dan bertransformasi melalui pemenuhan Program Keberlanjutan Terpadu Kelas Dunia KAMI PEDULI di Danau Toba untuk menghasilkan dan menjual Tilapia bermutu terbaik bagi pasar domestik dan internasional.

“Kami menghasilkan pangan bergizi tanpa antibiotik, bahan kimia atau aditif dan pangan mutu tinggi ini diminati oleh pembuat kebijakan dan konsumen yang peduli akan pangan yang mereka konsumsi dan pemenuhan gizi bagi masyarakat,” katanya.

Sebelumnya dalam RDP tersebut, sejumlah komunitas masyarakat di sekitar Kawasan Danau Toba menyampaikan kebingungan mereka dengan komitmen pemerintah, tentang pelestarian Danau Toba. Pasalnya, Geopark Kaldera Toba sudah menjadi anggota UNESCO Global Geopark. Namun pencemaran di Danau Toba tetap dibiarkan. Salahsatunya menurut mereka, dihasilkan dari keramba-keramba ikan, baik milik perusahaan maupun milik masyarakat.

“Kami sebagai masyarakat bingung. Katanya geopark, tapi kenapa pencemaran tetap terjadi? Sebenarnya Danau Toba mau diapain pemerintah,” tanya Mekar Sinurat, dari Forum Komunikasi Masyarakat KDT.

Hal senada juga disampaikan Irwandi Sirait, mewakili masyarakat Ajibata. Menurut Irwandi, pemerintah tidak punya nyali menertibkan perusahaan yang mencemari Danau Toba. “Semua orang di Danau Toba ini menjerit, karena airnya tercemar tapi tak ada tanggapan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Community Affairs Senior Manager PT RSI, Dian Octavia, mengatakan pihaknya konsisten menjaga air Danau Toba. Karena kebersihan air adalah darah bisnis ikan air tawar. “Jadi kami tak mungkin mencemari air danau karena itu darah bisnis kami,” katanya. (rel/mb/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/