Dalam Kondisi Ban Hancur dan Nyaris Lepas, Tetap Bisa Menang
SILVERSTONE, SUMUTPOS.CO-Nyaris tidak ada kejutan pada race GP Inggris yang berlangsung di Sirkuit Silverstone, Senin (3/8) malam WIB. Superstar Mercedes Lewis Hamilton start dari posisi terdepan, diikuti rekan setimnya, Valtteri Bottas. Menyusul di belakang mereka jagoan Red Bull Max Verstappen. Hampir sepanjang balapan seperti itu. Sungguh balapan yang ‘normal’.
Namun, hanya dalam 3 lap terakhir menjelang finish, drama terjadi. Pada lap ke-50, ban depan kiri Bottas hancur setelah sempat keluar lintasan. Padahal, saat itu pembalap Finlandia tersebut sedang menguntit Hamilton di posisi kedua. Alih-alih mempertahankan kesempatan podium, Bottas harus tertatih menuju pit stop dan tercecer di posisi 11.
Di radio, Mercedes mengingatkan Hamilton untuk tidak mengambil risiko memburu fastest lap pada lap terakhir. Sesaat kemudian, ban depan kirinya benar-benar menyerah. Puncture juga. Tertatih-tatih, sang juara dunia membawa mobilnya ke finish. Berhasil. Dia melintasi garis akhir dengan kondisi ban yang mengenaskan, hancur, nyaris terlepas.
“Ya Tuhan. Aku enggak pernah mengalami hal seperti itu di lap terakhir. Jantungku hampir copot rasanya. Kurasa di situlah kerennya aku. Masih bisa bersikap tenang meski aku nyaris berhenti bernapas,” ungkap Hamilton, ketika diwawancarai David Coulthard sebelum podium.
Hamilton beruntung insiden itu tidak sampai membuatnya kehilangan posisi terdepan. Dia memang berhasil menjaga jarak lumayan panjang dengan Verstappen. Sehingga, meski pembalap Belanda itu langsung memacu mobilnya setelah Bottas out, Hamilton tetap tak terkejar. Dia finish dengan gap lebih dari 5 detik di depan Verstappen.
Kedua Mercedes mengalami masalah ban lantaran masuk pit stop jauh lebih awal daripada yang direncanakan. Keputusan itu diambil gara-gara safety car keluar untuk kali kedua saat balapan belum juga mencapai 15 lap. Baik Bottas maupun Hamilton mengganti ban dari medium ke hard pada lap ke-13. Meski begitu, mereka tampaknya mampu menjaga pace. Hanya saja, tanda-tanda ban habis makin tampak seiring bertambahnya lap.
“Sampai lap terakhir, semuanya terasa mulus dan lancar. Ban terasa enak. Valtteri nge-push dengan keras, tapi aku berhasil melakukan manajemen ban dengan baik,” beber pembalap 35 tahun tersebut.
Sewaktu ban Bottas jebol, Hamilton merasa dia baik-baik saja. Hingga akhirnya, dia mengalami sendiri ban pecah di pertengahan lap terakhir.
“Aku perhatikan bentuk ban berubah, dan aku kaget sekali. Aku tidak tahu banku habis sampai aku mengerem. Tapi, aku terus menyetir. Nyaris saja aku tidak bisa melewati 2 tikungan terakhir,” bebernya.
Verstappen sempat melakukan upaya terakhir untuk mengejar Hamilton. Yakni mengganti ban ke kompon soft. Sayangnya, upaya itu tidak cukup.
“Aku masuk pit stop untuk mendapatkan fastest lap, lalu Lewis mengalami pecah ban! Tapi, posisi kedua adalah hasil bagus buat kami,” pungkas Verstappen. (jpc/saz)