28 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Kepala BKN: 10 Tahun Lagi Mungkin Tak Ada PNS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Zaman yang berubah secara dinamis, membuat cara kerja masusia ikut berkembang. Birokrasi maupun korporasi harus ikut arus zaman yang mengarah ke dunia digital, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang menghambat pergerakan manusia dalam aktivitas sehari-hari.

Bima Haria Wibisana, Kepala Badan Kepegawaian  Negara (BKN).
Bima Haria Wibisana, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Menyoroti proses itu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana menyinggung nasib pegawai negeri sipil (PNS) di masa depan. Ia berpendapat, jika seluruh pekerjaan sudah dialihkan ke digital, kemungkinan PNS sudah tak diperlukan lagi di 10 tahun mendatang.

“Tidak ada lagi yang sakral sekarang ini untuk berubah. Dan saya harus siap dengan konsep-konsep itu. Dan itu menjadi pertanyaan, apa iya PNS itu adalah full time job? Pukul 08.00-17.00 WIB? Mungkin tidak lagi. Mungkin 10 tahun lagi tidak akan seperti itu, mungkin tidak ada PNS, mungkin semuanya PPPK Karena tidak diperlukan lagi PNS ke depan,” kata Bima dalam Webinar Adaptasi Kebiasaan Baru di Lembaga Internasional, Jumat (9/10).

Menurutnya, pola kerja PNS juga bisa saja berubah, dari penuh 8 jam bekerja, atau bekerja paruh waktu dengan adanya teknologi digital. “Kalau kemudian semuanya inovasi seperti itu, dan kita bisa menggunakan flexible working arrangement, kemudian pertanyaannya apakah PNS itu merupakan permanent job? Full time job? Kenapa tidak part-time job saja, project base, kenapa tidak bisa dilakukan? Pasti bisa,” papar Bima.

Menurutnya, kemajuan zaman itu sudah terlihat dengan pola bekerja dari rumah atau work from home (WFH) selama pandemi Corona. WFH bisa dilakukan karena adanya kemajuan teknologi.

“Tempat kerja kita juga akan berubah, proses bisnis kita juga akan berubah. Saya justru menyukai WFH, karena dengan begitu inovasi berjalan cepat. Nah kalau kemudian semuanya inovasi seperti itu, dan kita bisa menggunakan flexible working arrangement,” urainya.

Bima mengatakan, salah satu jenis pekerjaan PNS yang kemungkinan tak diperlukan lagi adalah Analis Kepegawaian. Pasalnya, BKN akan segera meluncurkan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) yang sepenuhnya digital di bulan depan.

“Analis Kepegawaian? Mungkin juga kalau tempatnya Pak Ridwan nanti akan launching SAPK full digital November nanti mungkin Analis Kepegawaian akan kebingungan, karena angka kreditnya nol, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Tentu harus ada perubahan-perubahan di sana,” imbuh Bima.

Selain menyoroti PNS, Bima menilai di perusahaan swasta pun juga sudah menunjukkan perubahan pola kerja. Ia mencontohkan seperti di perbankan. “Bank BCA itu mungkin akan menjadi full digital bank pertama di Indonesia. Karena yang sekarang pun hanya tinggal 20 persen nasabah yang datang ke kantor BCA, 80 persen sisanya sudah mobile banking, banyak sekali yang akan hilang, tukang pos akan hilang, nggak ada lagi,” tutur dia.

Pada intinya, semua pihak, terutama PNS harus siap dengan perubahan zaman yang mengarah ke dunia digital. “Pekerjaannya pun akan berubah juga. Ada pola interaksi, kita tidak bekerja sendiri lagi. Begitu ada big data, kita harus integrasi pekerjaan,” tutup Bima.(dtf)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Zaman yang berubah secara dinamis, membuat cara kerja masusia ikut berkembang. Birokrasi maupun korporasi harus ikut arus zaman yang mengarah ke dunia digital, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang menghambat pergerakan manusia dalam aktivitas sehari-hari.

Bima Haria Wibisana, Kepala Badan Kepegawaian  Negara (BKN).
Bima Haria Wibisana, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Menyoroti proses itu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana menyinggung nasib pegawai negeri sipil (PNS) di masa depan. Ia berpendapat, jika seluruh pekerjaan sudah dialihkan ke digital, kemungkinan PNS sudah tak diperlukan lagi di 10 tahun mendatang.

“Tidak ada lagi yang sakral sekarang ini untuk berubah. Dan saya harus siap dengan konsep-konsep itu. Dan itu menjadi pertanyaan, apa iya PNS itu adalah full time job? Pukul 08.00-17.00 WIB? Mungkin tidak lagi. Mungkin 10 tahun lagi tidak akan seperti itu, mungkin tidak ada PNS, mungkin semuanya PPPK Karena tidak diperlukan lagi PNS ke depan,” kata Bima dalam Webinar Adaptasi Kebiasaan Baru di Lembaga Internasional, Jumat (9/10).

Menurutnya, pola kerja PNS juga bisa saja berubah, dari penuh 8 jam bekerja, atau bekerja paruh waktu dengan adanya teknologi digital. “Kalau kemudian semuanya inovasi seperti itu, dan kita bisa menggunakan flexible working arrangement, kemudian pertanyaannya apakah PNS itu merupakan permanent job? Full time job? Kenapa tidak part-time job saja, project base, kenapa tidak bisa dilakukan? Pasti bisa,” papar Bima.

Menurutnya, kemajuan zaman itu sudah terlihat dengan pola bekerja dari rumah atau work from home (WFH) selama pandemi Corona. WFH bisa dilakukan karena adanya kemajuan teknologi.

“Tempat kerja kita juga akan berubah, proses bisnis kita juga akan berubah. Saya justru menyukai WFH, karena dengan begitu inovasi berjalan cepat. Nah kalau kemudian semuanya inovasi seperti itu, dan kita bisa menggunakan flexible working arrangement,” urainya.

Bima mengatakan, salah satu jenis pekerjaan PNS yang kemungkinan tak diperlukan lagi adalah Analis Kepegawaian. Pasalnya, BKN akan segera meluncurkan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK) yang sepenuhnya digital di bulan depan.

“Analis Kepegawaian? Mungkin juga kalau tempatnya Pak Ridwan nanti akan launching SAPK full digital November nanti mungkin Analis Kepegawaian akan kebingungan, karena angka kreditnya nol, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Tentu harus ada perubahan-perubahan di sana,” imbuh Bima.

Selain menyoroti PNS, Bima menilai di perusahaan swasta pun juga sudah menunjukkan perubahan pola kerja. Ia mencontohkan seperti di perbankan. “Bank BCA itu mungkin akan menjadi full digital bank pertama di Indonesia. Karena yang sekarang pun hanya tinggal 20 persen nasabah yang datang ke kantor BCA, 80 persen sisanya sudah mobile banking, banyak sekali yang akan hilang, tukang pos akan hilang, nggak ada lagi,” tutur dia.

Pada intinya, semua pihak, terutama PNS harus siap dengan perubahan zaman yang mengarah ke dunia digital. “Pekerjaannya pun akan berubah juga. Ada pola interaksi, kita tidak bekerja sendiri lagi. Begitu ada big data, kita harus integrasi pekerjaan,” tutup Bima.(dtf)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/