JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyampaikan perkembangan positif terkait penanganan Covid-19. Salahsatunya terlihat dari angka kesembuhan yang disebutnya lebih tinggi dari angka rata-rata dunia.
“Saya kira kita sudah menunjukkan hal yang sangat positif dengan, terutama, angka kesembuhan 79 persen lebih menurut saya sangat luar biasa,” kata Menkes Terawan dalam diskusi HUT ke-56 Partai Golkar secara virtual, Selasa (20/10).
Selain itu, angka kematian akibat virus Corona Covid-19 disebutnya saat ini telah menunjukkan penurunan. Menurutnya, ini juga mengisyaratkan sebuah perkembangan positif. “Bayangin dulu sampai 9,5 persen lebih, sekarang sudah 3,45 persen dan terlihat tiap hari mengalami penurunan,” tambah Menkes Terawan.
“Ini menunjukkan harapan optimisme yang luar biasa, di tengah situasi ekonomi juga sudah mulai berjalan. Di sisi lain angka kesembuhan mulai naik terus, dan itu melebihi angka rata-rata dunia yang 74 persen,” tegasnya.
Klaim Penuhi Standar WHO
Menkes Terawan membantah angka tes Covid-19 di Indonesia di bawah standar organisasi kesehatan dunia ( WHO). Menurut Terawan, tes Covid-19 di Indonesia sudah berkisar di angka 43.000-45.000 per hari.
Angka tersebut, kata Terawan, sudah di atas rata-rata tes yang dianjurkan WHO yaitu sekitar 38.000 orang per hari. “Artinya sudah memenuhi, hanya tidak merata karena menyangkut juga daerah wilayah penduduk kapasitas dengan negara kepulauan yang sangat berbeda dengan negara lain,” kata Terawan.
Terawan juga tidak sepakat bahwa rasio jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 atau positivity rate di Indonesia dianggap masih jauh dari standar WHO. Menurut Terawan, standar positivity rate WHO bukan 5 persen, tetapi 10 persen dari populasi positif Covid-19.
Sementara itu, angka positivity rate Indonesia sebesar 14 persen sehingga tidak terlalu jauh dari standar WHO.
Lebih lanjut, Terawan menjelaskan, WHO menetapkan rata-rata positivity rate sebesar 5 persen ketika kasus Covid-19 sedang merebak. Namun, kasus Covid-19 setiap harinya mengalami perkembangan.
“Kita tidak boleh hanya terstandar terpaku pada hal-hal yang sifatnya statis sedangkan penyakit ini berkembang sangat dinamis,” pungkasnya.
‘Meng-Covid-kan’ Pasien
Menkes Terawan juga mengatakan, tidak percaya informasi bahwa ada rumah sakit yang sengaja mendiagnosis pasien meninggal dunia akibat Covid-19, agar mendapatkan anggaran dari pemerintah. Terawan mengatakan, pihak rumah sakit pasti memiliki hati nurani dalam mendiagnosis pasien.
“Saya masih memandang, saya kan pernah kerja di rumah sakit. Kita punya nurani yang kalau iya dikatakan iya, kalau tidak katakan tidak,” katanya.
Terawan mengatakan, menyatakan pasien meninggal dunia adalah hal yang harus dipertanggungjawabkan oleh dokter. Oleh karenanya, ia meyakini tidak ada rumah sakit yang sengaja mendiagnosis pasien meninggal dunia akibat Covid-19 demi menerima anggaran dari pemerintah. “Karena itu saya masih berpikiran yang positif, ndak ada seperti itu, itu aja yang bisa saya sampaikan,” ujarnya. (dtc/kps)