29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tokoh Milenial Dinilai Lebih Cocok Pimpin Kota Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tokoh milenial dinilai lebih cocok memimpin Kota Medan. Apalagi, satu dari dua kontestan di Pilkada Medan 2020 memiliki aksesibilitas yang tinggi dalam hal membangun komunikasi dengan Pemerintah Pusat.

Faisal Mahrawa.
Faisal Mahrawa.

Menurut Akademisi Departemen Politik FISIP USU, Faisal Mahrawa, Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dan Bobby Nasution-Aulia Rachman memang sama-sama punya peluang menang pada Pilkada 9 Desember 2020. Namun, dia menilai, paslon Bobby-Aulia Rachman lebih pas untuk memimpin Kota Medan saat ini.

“Saya menilai Bobby lebih pas memimpin Kota Medan. Sosok Bobby yang merupakan generasi millennial, sekaligus latar belakangnya sebagai menantu presiden RI tentu memiliki aksesibilitas yang tinggi dalam hal membangun komunikasi dengan Pemerintah Pusat,” kata Faisal, akhir pekan lalu.

Ia melanjutkan, apalagi, sejauh ini Medan masih sangat mengandalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat untuk menopang APBD Kota Medan dalam program pembangunan. “Saya percaya Bobby punya aksesibilitas yang sangat tinggi dalam hal ini. Tentu Kota Medan akan lebih cepat mendapatkan DAU dan DAK karena bisa membangun komunikasi yang lebih cepat dibanding pasangan lain,” katanya lagi.

Selain itu, sambung Faisal, Bobby sebagai generasi millennial juga diyakini memiliki pola pikir yang lebih kreatif dan inovatif. Selain itu, lebih bisa beradaptasi dengan perkembangan digital yang lebih cepat yang terjadi saat ini. “Bobby juga diyakini bakal menjadi representatif bagi anak muda saat ini, yang sebagian besar merupakan generasi milenial untuk berkontribusi membangun Kota Medan,” aku dia.

Diutarakannya, perkembangan dunia saat ini, termasuk di Indonesia dan khususnya di Medan, sebagian besar telah berperspektif pemikiran kaum milenial. Salah satu contoh, munculnya perusahaan rintisan atau startup seiring semakin pesatnya perkembangan digital. Karena itu, pembangunan nyaris di segala lini, terutama bidang ekonomi kini sudah tak lepas dari teknologi digital. “Tentu dengan pemikiran khas kaum milenial yang cenderung antimainstream, Bobby sangat tepat untuk membangun Kota Medan yang berbasis teknologi,” sebutnya.

Tak hanya itu, Bobby juga memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan UMKM yang diketahui sejak lama telah menjadi penopang ekonomi sebagian besar masyarakat. Untuk itu, dengan perkembangan digital yang ada, pemikiran-pemikiran dari anak muda seperti Bobby sangat dibutuhkan, terutama dalam mengintegrasikan sistem digital dalam dunia UMKM mulai dari proses produksi hingga pemasaran.

“Bobby juga diharapkan mampu menyelesaikan berbagai macam persoalan di Kota Medan yang tak kunjung selesai. Masalah perkotaan seperti minimnya ruang terbuka hijau, kemacetan, banjir hingga birokrasi yang cenderung korup masih terus terjadi di Medan. Kondisi ini tentu membuat warga Medan kurang nyaman,” pungkasnya. (ris/ila)

Teks foto : Akademisi Departemen Politik FISIP USU, Faisal Mahrawa. (Istimewa)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tokoh milenial dinilai lebih cocok memimpin Kota Medan. Apalagi, satu dari dua kontestan di Pilkada Medan 2020 memiliki aksesibilitas yang tinggi dalam hal membangun komunikasi dengan Pemerintah Pusat.

Faisal Mahrawa.
Faisal Mahrawa.

Menurut Akademisi Departemen Politik FISIP USU, Faisal Mahrawa, Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dan Bobby Nasution-Aulia Rachman memang sama-sama punya peluang menang pada Pilkada 9 Desember 2020. Namun, dia menilai, paslon Bobby-Aulia Rachman lebih pas untuk memimpin Kota Medan saat ini.

“Saya menilai Bobby lebih pas memimpin Kota Medan. Sosok Bobby yang merupakan generasi millennial, sekaligus latar belakangnya sebagai menantu presiden RI tentu memiliki aksesibilitas yang tinggi dalam hal membangun komunikasi dengan Pemerintah Pusat,” kata Faisal, akhir pekan lalu.

Ia melanjutkan, apalagi, sejauh ini Medan masih sangat mengandalkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat untuk menopang APBD Kota Medan dalam program pembangunan. “Saya percaya Bobby punya aksesibilitas yang sangat tinggi dalam hal ini. Tentu Kota Medan akan lebih cepat mendapatkan DAU dan DAK karena bisa membangun komunikasi yang lebih cepat dibanding pasangan lain,” katanya lagi.

Selain itu, sambung Faisal, Bobby sebagai generasi millennial juga diyakini memiliki pola pikir yang lebih kreatif dan inovatif. Selain itu, lebih bisa beradaptasi dengan perkembangan digital yang lebih cepat yang terjadi saat ini. “Bobby juga diyakini bakal menjadi representatif bagi anak muda saat ini, yang sebagian besar merupakan generasi milenial untuk berkontribusi membangun Kota Medan,” aku dia.

Diutarakannya, perkembangan dunia saat ini, termasuk di Indonesia dan khususnya di Medan, sebagian besar telah berperspektif pemikiran kaum milenial. Salah satu contoh, munculnya perusahaan rintisan atau startup seiring semakin pesatnya perkembangan digital. Karena itu, pembangunan nyaris di segala lini, terutama bidang ekonomi kini sudah tak lepas dari teknologi digital. “Tentu dengan pemikiran khas kaum milenial yang cenderung antimainstream, Bobby sangat tepat untuk membangun Kota Medan yang berbasis teknologi,” sebutnya.

Tak hanya itu, Bobby juga memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan UMKM yang diketahui sejak lama telah menjadi penopang ekonomi sebagian besar masyarakat. Untuk itu, dengan perkembangan digital yang ada, pemikiran-pemikiran dari anak muda seperti Bobby sangat dibutuhkan, terutama dalam mengintegrasikan sistem digital dalam dunia UMKM mulai dari proses produksi hingga pemasaran.

“Bobby juga diharapkan mampu menyelesaikan berbagai macam persoalan di Kota Medan yang tak kunjung selesai. Masalah perkotaan seperti minimnya ruang terbuka hijau, kemacetan, banjir hingga birokrasi yang cenderung korup masih terus terjadi di Medan. Kondisi ini tentu membuat warga Medan kurang nyaman,” pungkasnya. (ris/ila)

Teks foto : Akademisi Departemen Politik FISIP USU, Faisal Mahrawa. (Istimewa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/