30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Kesadaran Masyarakat Terapkan Prokes Meningkat, Angka Kematian Menurun Drastis

MEDAN, SUMUTPOS.CO – ANGKA kematian pasien Covid-19 di Kota Medan menurun drastis. Sepanjang November ini, rata-rata angka kematian dalam satu minggu paling banyak empat orang.

dr Mardohar Tambunan MKes, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan.
dr Mardohar Tambunan MKes, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan.

“Artinya dalam satu minggu, ada beberapa hari yang nol angka kematiannya. Ini menurun drastis jika dibanding beberapa bulan lalu yang angka kematian kita sangat tinggi,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, Mardohar Tambunan kepada wartawan, kemarin.

Lebih lanjut Mardohar mengatakan, meskipun angka kesembuhan meningkat dan angka kematian menurun, namun Kota Medan belum bisa keluar dari zona merah pandemi Corona. Namun diakuinya, saat ini tingkat kesadaran masyarakat untuk disiplin menerapkan 3M sudah semakin membaik dari hari ke hari. “Alhamdulillah, kesadaran masyara sudah semakin baik. Artinya saat ini, sudah banyak warga yang mulai sadar akan pentingnya memakai masker saat beraktivitas, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau handsanitizer serta menjaga jarak,” ungkapnya.

“Kita patut apresiasi ini, karena memang kita mengharapkan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap displin protokol kesehatan yang bisa menurunkan tingkat penularan pandemi Covid-19,” lanjutnya.

Dia pun mengingatkan masyarakat yang menyelenggarakan pesta pernikahan ataupun syukuran, harus tetap mempedomani Perwal Nomor 27 Tahun 2020. “Untuk penyelenggaraan pesta pernikahan tetap berpedoman pada aturan dalam Perwal, yakni harus tetap mengedepankan protokol kesehatan dan tidak dibenarkan mengumpulkan massa dalam jumlah besar. Artinya, tamu yang diundang harus dibatasi hingga seratusan orang dan diatur jaraknya serta penerapan 3M tetap diberlakukan,” bebernya.

Untuk itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Medan itu meminta peran kepala lingkungan (Kepling) dalam melakukan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan Covid-19 kepada warga. “Gugus tugas sudah memiliki kebijakan untuk menggerakan kepling, karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” jelasnya.

Selain pesta, Mardohar juga menegaskan, hingga saat ini proses belajar mengajar di sekolah masih tetap dilakukan secara daring (dalam jaringan) alias online. Disebutnya, Satgas Covid-19 Kota Medan sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Medan, bahwa proses belajar mengajar memang masih dilakukan secara online dan itu juga sudah diatur di dalam Perwal. “Jadi kita belum tahu sampai kapan proses belajar daring ini akan diganti dengan sistem belajar tatap muka,” katanya.

Hanya saja, lanjut Mardohar, secara baku, Satgas Covid-19 Kota Medan telah membuat aturan bahwa belajar tatap muka hanya bisa diizinkan di Kota Medan bila angka kematian akibat Covid-19 telah mencapai nol persen atau nihil angka kematian. “Jadi memang jika di daerah tersebut tingkat kematian atau pasien meninggal karena Covid-19 berada di angka nol persen, barulah sistem belajar mengajar bisa dilakukan kembali,” pungkasnya.

Tingkat Penyebaran Covid-19 Tebingtinggi Menunjukan Angka Penurunan

Penyebaran Covid-19 di Kota Tebingtinggi juga menunjukkan tren menurun. Bahkan, sejak 9 hingga 12 November lalu, jumlah pasien sembuh di Kota Lemang tersebut terbilang tinggi.

Berdasarkan data dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan (GTPP) Covid-19 Kota Tebingtinggi, pada 9 November 2020, angka terkonfirmasi positif sebanyak 29 orang, sembuh 127 orang, 11 meninggal dunia, 45 suspec dan 2203 habis dalam masa pantau. Kemudian pada 11 November 2020, terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 26 orang, sembuh 130 orang, meninggal nihil, suspec dan habis masa pantau tetap tidak berubah. Dan pada 12 November 2020, terkonfirmasi positif sebanyak 25 orang, sembuh 131, meninggal nihil, suspec dan habis masa pantau masih tetap sama.

Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan (GTPP) Covid-19 yang juga Kadis Kesehatan Kota Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia mengatakan, menurunnya penyebaran Covid-19 di Kota Tebingtinggi karena upaya yang dilakukan Dinkes Tebingtinggi dengan melakukan rapid test gratis kepada seluruh masyarakat. “Itulah upaya yang kita lakukan terus dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Tebingtinggi. Apabila hasil rapid test reaktif, langsung kita lakukan sweb dan sembari menunggu hasil leb hasil sweb tersebut, kita akan lakukan rapid test kepada seluruh keluarganya,” jelasnya.

Tidak berhenti disitu, apabila hasil swebnya positif, Tim GTPP Kota Tebingtinggi langsung turun ke lapangan untuk melakukan screning terhadap keluarga dan kepada siapa pasien selama ini berhubungan, pasien terkonfirmasi tersebut disarankan untuk isolasi mandiri atau di rawat di rumah sakit rujukan yang ada. Apabila isolasi mandiri di rumah, setiap hari akan dipantau kondisi kesehatannya hingga benar-benar hasil swebnya negatif. Pengawasan dilakukan Puskesmas terdekat dan bekerjasama dengan kelurahan, Bahbinkamtibmas dan Babinsa. “Tidak terlepas peran masyarakat sekitar untuk melakukan pengawasan, memberikan informasi kepada istansi terkait seperti kelurahan, Polri dan TNI bagaimana keadaan sehari hari pasien terkonfirmasi positif. Jika pasien membandel tidak mematuhi peraturan yang telah di tetapkan, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19,” tandasnya.

Update Data Covid-19 Sumut

Sementara, berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, hngga Jumat (13/11) sore, jumlah kasus terkonfirmasi positif mencapai 14.131 orang. Jumlah ini bertambah 80 kasus baru dari hari sebelumnya.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, penambahan terbanyak masih dari Kota Medan 22 kasus. Kemudian, Gunungsitoli 10 kasus, Binjai 9 kasus, Deliserdang 8 kasus, Langkat 6 kasus, Nias Selatan 5 kasus, Sergai 4 kasus, Tebing Tinggi 3 kasus, dan Asahan 2 kasus. Selanjutnya, Siantar, Sibolga, Karo, Simalungun, Labuhanbatu, Dairi, Pakpak Bharat, Samosir, Batubara, Labura, dan Labusel masing-masing 1 kasus.

“Penambahan kasus baru juga terjadi pada pasien yang meninggal karena Covid-19 yaitu sebanyak 5 orang. Kini, jumlahnya menjadi 577 orang. Begitu juga dengan kasus suspek yang bertambah 2 kasus, sehingga jumlahnya menjadi 702 orang,” papar Aris.

Walau demikian, kata Aris, angka kesembuhan juga meningkatan yang bertambah 62 kasus. Karena itu, kumulatif kasus sembuh menjadi 11.571 orang. “Medan 29 kasus, Siantar 15 kasus, Tapteng 9 kasus, Deliserdang dan Karo 2 kasus. Sedangkan sisanya masing-masing 1 kasus disumbang oleh Binjai, Tebing Tinggi, Sidimpuan, Asahan serta Padang Lawas,” ujarnya.

Dengan demikian, Aris mengimbau, masyarakat diminta konsiten untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan atau 3M. Selain itu, meningkatkan imunitas tubuh dengan olahraga teratur, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi serta konsumsi vitamin. “Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 harus menjadi budaya. Hal ini tak lain untuk mencegah dari penularan virus corona,” tukasnya. (map/ian/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – ANGKA kematian pasien Covid-19 di Kota Medan menurun drastis. Sepanjang November ini, rata-rata angka kematian dalam satu minggu paling banyak empat orang.

dr Mardohar Tambunan MKes, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan.
dr Mardohar Tambunan MKes, Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan.

“Artinya dalam satu minggu, ada beberapa hari yang nol angka kematiannya. Ini menurun drastis jika dibanding beberapa bulan lalu yang angka kematian kita sangat tinggi,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, Mardohar Tambunan kepada wartawan, kemarin.

Lebih lanjut Mardohar mengatakan, meskipun angka kesembuhan meningkat dan angka kematian menurun, namun Kota Medan belum bisa keluar dari zona merah pandemi Corona. Namun diakuinya, saat ini tingkat kesadaran masyarakat untuk disiplin menerapkan 3M sudah semakin membaik dari hari ke hari. “Alhamdulillah, kesadaran masyara sudah semakin baik. Artinya saat ini, sudah banyak warga yang mulai sadar akan pentingnya memakai masker saat beraktivitas, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau handsanitizer serta menjaga jarak,” ungkapnya.

“Kita patut apresiasi ini, karena memang kita mengharapkan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap displin protokol kesehatan yang bisa menurunkan tingkat penularan pandemi Covid-19,” lanjutnya.

Dia pun mengingatkan masyarakat yang menyelenggarakan pesta pernikahan ataupun syukuran, harus tetap mempedomani Perwal Nomor 27 Tahun 2020. “Untuk penyelenggaraan pesta pernikahan tetap berpedoman pada aturan dalam Perwal, yakni harus tetap mengedepankan protokol kesehatan dan tidak dibenarkan mengumpulkan massa dalam jumlah besar. Artinya, tamu yang diundang harus dibatasi hingga seratusan orang dan diatur jaraknya serta penerapan 3M tetap diberlakukan,” bebernya.

Untuk itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Medan itu meminta peran kepala lingkungan (Kepling) dalam melakukan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan Covid-19 kepada warga. “Gugus tugas sudah memiliki kebijakan untuk menggerakan kepling, karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” jelasnya.

Selain pesta, Mardohar juga menegaskan, hingga saat ini proses belajar mengajar di sekolah masih tetap dilakukan secara daring (dalam jaringan) alias online. Disebutnya, Satgas Covid-19 Kota Medan sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Medan, bahwa proses belajar mengajar memang masih dilakukan secara online dan itu juga sudah diatur di dalam Perwal. “Jadi kita belum tahu sampai kapan proses belajar daring ini akan diganti dengan sistem belajar tatap muka,” katanya.

Hanya saja, lanjut Mardohar, secara baku, Satgas Covid-19 Kota Medan telah membuat aturan bahwa belajar tatap muka hanya bisa diizinkan di Kota Medan bila angka kematian akibat Covid-19 telah mencapai nol persen atau nihil angka kematian. “Jadi memang jika di daerah tersebut tingkat kematian atau pasien meninggal karena Covid-19 berada di angka nol persen, barulah sistem belajar mengajar bisa dilakukan kembali,” pungkasnya.

Tingkat Penyebaran Covid-19 Tebingtinggi Menunjukan Angka Penurunan

Penyebaran Covid-19 di Kota Tebingtinggi juga menunjukkan tren menurun. Bahkan, sejak 9 hingga 12 November lalu, jumlah pasien sembuh di Kota Lemang tersebut terbilang tinggi.

Berdasarkan data dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan (GTPP) Covid-19 Kota Tebingtinggi, pada 9 November 2020, angka terkonfirmasi positif sebanyak 29 orang, sembuh 127 orang, 11 meninggal dunia, 45 suspec dan 2203 habis dalam masa pantau. Kemudian pada 11 November 2020, terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 26 orang, sembuh 130 orang, meninggal nihil, suspec dan habis masa pantau tetap tidak berubah. Dan pada 12 November 2020, terkonfirmasi positif sebanyak 25 orang, sembuh 131, meninggal nihil, suspec dan habis masa pantau masih tetap sama.

Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penangan (GTPP) Covid-19 yang juga Kadis Kesehatan Kota Tebingtinggi dr Nanang Fitra Aulia mengatakan, menurunnya penyebaran Covid-19 di Kota Tebingtinggi karena upaya yang dilakukan Dinkes Tebingtinggi dengan melakukan rapid test gratis kepada seluruh masyarakat. “Itulah upaya yang kita lakukan terus dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Tebingtinggi. Apabila hasil rapid test reaktif, langsung kita lakukan sweb dan sembari menunggu hasil leb hasil sweb tersebut, kita akan lakukan rapid test kepada seluruh keluarganya,” jelasnya.

Tidak berhenti disitu, apabila hasil swebnya positif, Tim GTPP Kota Tebingtinggi langsung turun ke lapangan untuk melakukan screning terhadap keluarga dan kepada siapa pasien selama ini berhubungan, pasien terkonfirmasi tersebut disarankan untuk isolasi mandiri atau di rawat di rumah sakit rujukan yang ada. Apabila isolasi mandiri di rumah, setiap hari akan dipantau kondisi kesehatannya hingga benar-benar hasil swebnya negatif. Pengawasan dilakukan Puskesmas terdekat dan bekerjasama dengan kelurahan, Bahbinkamtibmas dan Babinsa. “Tidak terlepas peran masyarakat sekitar untuk melakukan pengawasan, memberikan informasi kepada istansi terkait seperti kelurahan, Polri dan TNI bagaimana keadaan sehari hari pasien terkonfirmasi positif. Jika pasien membandel tidak mematuhi peraturan yang telah di tetapkan, maka pasien akan dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19,” tandasnya.

Update Data Covid-19 Sumut

Sementara, berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, hngga Jumat (13/11) sore, jumlah kasus terkonfirmasi positif mencapai 14.131 orang. Jumlah ini bertambah 80 kasus baru dari hari sebelumnya.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, penambahan terbanyak masih dari Kota Medan 22 kasus. Kemudian, Gunungsitoli 10 kasus, Binjai 9 kasus, Deliserdang 8 kasus, Langkat 6 kasus, Nias Selatan 5 kasus, Sergai 4 kasus, Tebing Tinggi 3 kasus, dan Asahan 2 kasus. Selanjutnya, Siantar, Sibolga, Karo, Simalungun, Labuhanbatu, Dairi, Pakpak Bharat, Samosir, Batubara, Labura, dan Labusel masing-masing 1 kasus.

“Penambahan kasus baru juga terjadi pada pasien yang meninggal karena Covid-19 yaitu sebanyak 5 orang. Kini, jumlahnya menjadi 577 orang. Begitu juga dengan kasus suspek yang bertambah 2 kasus, sehingga jumlahnya menjadi 702 orang,” papar Aris.

Walau demikian, kata Aris, angka kesembuhan juga meningkatan yang bertambah 62 kasus. Karena itu, kumulatif kasus sembuh menjadi 11.571 orang. “Medan 29 kasus, Siantar 15 kasus, Tapteng 9 kasus, Deliserdang dan Karo 2 kasus. Sedangkan sisanya masing-masing 1 kasus disumbang oleh Binjai, Tebing Tinggi, Sidimpuan, Asahan serta Padang Lawas,” ujarnya.

Dengan demikian, Aris mengimbau, masyarakat diminta konsiten untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan atau 3M. Selain itu, meningkatkan imunitas tubuh dengan olahraga teratur, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi serta konsumsi vitamin. “Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 harus menjadi budaya. Hal ini tak lain untuk mencegah dari penularan virus corona,” tukasnya. (map/ian/ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/