MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Kota Medan, Janlie mengajak seluruh warga keturunan khususnya di kepengurusan Inti Medan agar jangan golput pada pesta demokrasi 9 Desember mendatang.
Hal ini disampaikan Janlie saat temu ramah Calon Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution temu ramah bersama warga etnis Tionghoa, Rabu (25/11/2020) malam di Sekretariat DPD Inti Sumut Komplek CBD Polonia.
Mengawali sambutannya, Janlie mengucapkan selamat datang kepada calon Walikota Medan, Akhyar Nasution bersama Tim Pemenangan AMAN (Akhyar – Salman), dan keluarga besar Inti Sumut dan Medan serta lainnya.
“Sebenarnya Pak kalau dalam kondisi biasa, kalau Inti udah buat acara kumpul keluarga, itu biasanya rame banget, cuma karena ini masa pandemi, kami membatasi jumlah yang hadir di dalam ruangan sesuai dengan protokol kesehatan,” ucapnya.
Meski acara sederhana, namun Janlie berharap mereka bisa diundang kembali Akhyar saat menjadi Walikota Medan terpilih pilihan rakyat.
“Kalau dalam kondisi biasa tentu kita bisa jauh lebih banyak, tetapi tidak apa-apa pak, acara sederhana ini karena di masa pandemi. Nanti setelah lewat masa pandemi, apabila ada acara syukuran atas kemenangan jadi Walikota Bapak boleh undang kita nanti rame-rame,” harapnya.
Di lain sisi, Janlie mengimbau seluruh keluarga besar etnis Tionghoa agar dapat menggunakan hak pilihnya pada 9 Desember nanti.
“Saya selaku ketua di sini, kita cuma bisa mengimbau bahwasannya untuk Pilkada ini marilah kita menggunakan hak pilih kita, jangan golput. Apabila ada yang mengatakan, saya ingin kota Medan ini, saya ingin kota Medan begitu, nah apapun Kota Medan yang kita inginkan itu adalah di tangan anda masing-masing. Caranya yaitu datanglah ke TPS di hari H dan pilihlah sesuai dengan keinginan ataupun pilihan masing-masing, asal jangan golput. Itu adalah anjuran dari Perhimpunan Inti Medan,” ucap Janlie.
Hal senada juga disampaikan Ketua Inti Sumut Anwar Susanto melalui Sekretarisnya, Tomi Wistan. Tomi mengajak, sebagai organisasi kebangsaan, pengurus dan anggota diharapkan dapat berpartisipasi dalam menyukseskan Pilkada Medan 2020.
“Kita mendorong pengurus berperan aktif, baik menggunakan hak pilih dan untuk dipilih, baik pileg maupun pilkada. Kemarin, Inti selaku organisasi menyiapkan panggung paslon untuk menyamakan visi misi dan tentunya dapat memilih yang terbaik dari yang terbaik,” tandasnya.
Sementara, calon Walikota Medan, Ir Akhyar Nasution di kesempatan itu menjelaskan, merawat Kota Medan berangkat dari keberagaman. Itu dasar filosofinya.
“Keberagaman agama, suku, budaya, itulah yang mengikat kita sebagai anak Medan. Karakter Medan itulah yang mewarnai kota kita. Berbicara Kota Medan, saya kira kita semua sudah paham. Problemnya banyak sekali, saya kira tidak ada yang tidak punya masalah di kota kota lain. Tapi hal yang membuat beda, kita berada di satu rumah yang sama, yang hidup saling berdampingan,” ujar Akhyar.
“Sebenarnya, di luar dari sini kita juga sudah pernah ketemu, bukan ketemu dadak dadakan,” tambahnya.
Mengenai program yang akan dikerjai, Akhyar tidak mau muluk muluk. Karena jabatan yang diamanahkan ini hanya 3,5 tahun. Makanya, dia bersama Salman Alfarisi akan mendahulukan program prioritas.
“Pertama meneruskan apa yang sudah kami kerjakan. Alhamdulillah, 833 ruas jalan sudah diperbaiki, umumnya dibeton. Ini relatif lebih awet,” ungkap Akhyar.
Akhyar mengakui, Pemerintahan Kota Medan di masa kepemimpinannya, telah memudahkan perizinan dan semuanya serba online system. Hanya saja, ada beberapa persoalan yang tidak bisa online seperti pengurusan IMB.
Oleh karena itu, kepercayaan orang berinvestasi di Kota Medan cukup tinggi.
Di sisi lain, Akhyar mengungkapkan akan menyambung rantai ekonomi yang terputus. Sebab, selama Covid 19 ini sangat banyak dampak yang dirasakan masyarakat.
“Banyak orang yang supply, tapi pembeli tidak ada. Oleh karena itu, nantinya saya akan menyurati rektor perguruan tinggi untuk memulai lagi pembelajaran tatap muka ini. Harapannya, rantai ekonomi yang terputus dapat tersambung lagi. Karena dampak dari sisi ini terjadinya lost income. Jadi kita mulai dari sini dulu,” bebernya.
Maka dari itu, Akhyar mengharapkan, agar jangan ada keraguan dalam memilih Akhyar – Salman untuk menjadi pemimpin di Kota Medan.
“Jangan ada keraguan di hati bapak ibu, karena semua itu adalah keberagaman yang harus terus dipelihara,” tandasnya.
Pada temu ramah ini, hadir juga dari Keluarga Wijaya, pengurus Solidaritas Indonesia Tionghoa Demokrat (SOLID) Sumut/Medan seperti pembina Herri Zulkarnain Hutajulu, Ferdinan Ghodang, Agus Salim dan jajaran pengurus, serta perwakilan Generasi Muda Indonesia Tionghoa Sumatera Utara. (*)