27.8 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

KPU Gelar Hari Kesadaran Pemilu

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dibayang-bayangi persoalan rendahnya partisipasi pemilih di Pilgubsu 2018. Segala upaya dan cara pun dilakukan intansi untuk penyelenggaraan Pemilu agar tingkat partisipasi pemilih meningkat.

Komisioner KPU SUmut Divisi Hukum, Iskandar Zulkarnain menyebut betapa pentingnya sosialisasi. Menurutnya, semakin banyak kegiatan sosialisasi maka informasi tentang Pilgubsu akan sampai kepada masyarakat.

Kata dia, KPU RI sudah menjadwalkan kegiatan sadar pemilu secara serentak di Indonesia 29 Oktober 2017 mendatang. Dia Sumut, kata dia, kegiatan sadar pemilu akan melibatkan banyak pihak mulai dari organisasi kepemudaan, mahasiswa, pemilih pemula.

“Kegiatan sadar pemilu itu akan dirangkai dengan kegiatan jalan sehat. Rencananya akan dilakukan di kawasan USU,” ujar Iskandar.

Pria bergelar doktor itu pun berharap masyarakat mulai mengerti tentang memberikan atau menggunakan hak suara saat agenda pilkada ataupun pemilu. Dia pun berharap masyasrakat agar lebih selektif dalam memilih calon pemimpin.

“Suara yang akan digunakan akan menentukan kehidupan 5 tahun ke depan,” akunya.

Ketua KPU Medan, Herdensi Adnin menyebut KPU Sumut tidak bisa seorang diri melakukan sosialisasi untuk pilgubsu 2018. Herdensi menilai perlu ada pelimpahan tugas dari KPU Sumut ke KPU Kabupaten/Kota.

“Kalau hanya KPU Sumut sendiri yang melakukan sosialisasi, hasilnya kurang maksimal. KPU di kabupaten/kota harus dilibatkan,” jelasnya.

Kota Medan, diakui Herdensi akan menjadi pusat perhatian saat pelaksanaan Pilgubsu. Hal itu dikarenakan jumlah DPT (daftar pemilih tetap) di Kota Medan menjadi yang terbesar.

“Medan itu 1,9 juta DPT nya, Deliserdang 1,4 juta. Langkat 900 ribu. Pasti Medan akan menjadi pusat perhatian,” akunya.

Apalagi, lanjut dia, tingkat partisipasi masyarakat yang rendah saat terjadi di Pilkada 2015 lalu. “Pilkada 2015, partisipasi masyarakat hanya 25,8 persen. Kami sudah melakukan pemetaan masalah, sehingga bisa dicari formulasinya. partisipasi masyarakat yang rendah tidak telepas dari jumlah DPT yang tidak akurat,”bilangnya.

Mobilisasi masyarakat Kota Medan, dibilang Herdensi sangat tinggi. “Sering berpindah dari satu kecamatan ke kecamatan lain. lokasi TPS yang jauh dari tempat tinggal akan mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan hak pilih, ini juga akan kita benahi,” akunya.(dik/azw)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dibayang-bayangi persoalan rendahnya partisipasi pemilih di Pilgubsu 2018. Segala upaya dan cara pun dilakukan intansi untuk penyelenggaraan Pemilu agar tingkat partisipasi pemilih meningkat.

Komisioner KPU SUmut Divisi Hukum, Iskandar Zulkarnain menyebut betapa pentingnya sosialisasi. Menurutnya, semakin banyak kegiatan sosialisasi maka informasi tentang Pilgubsu akan sampai kepada masyarakat.

Kata dia, KPU RI sudah menjadwalkan kegiatan sadar pemilu secara serentak di Indonesia 29 Oktober 2017 mendatang. Dia Sumut, kata dia, kegiatan sadar pemilu akan melibatkan banyak pihak mulai dari organisasi kepemudaan, mahasiswa, pemilih pemula.

“Kegiatan sadar pemilu itu akan dirangkai dengan kegiatan jalan sehat. Rencananya akan dilakukan di kawasan USU,” ujar Iskandar.

Pria bergelar doktor itu pun berharap masyarakat mulai mengerti tentang memberikan atau menggunakan hak suara saat agenda pilkada ataupun pemilu. Dia pun berharap masyasrakat agar lebih selektif dalam memilih calon pemimpin.

“Suara yang akan digunakan akan menentukan kehidupan 5 tahun ke depan,” akunya.

Ketua KPU Medan, Herdensi Adnin menyebut KPU Sumut tidak bisa seorang diri melakukan sosialisasi untuk pilgubsu 2018. Herdensi menilai perlu ada pelimpahan tugas dari KPU Sumut ke KPU Kabupaten/Kota.

“Kalau hanya KPU Sumut sendiri yang melakukan sosialisasi, hasilnya kurang maksimal. KPU di kabupaten/kota harus dilibatkan,” jelasnya.

Kota Medan, diakui Herdensi akan menjadi pusat perhatian saat pelaksanaan Pilgubsu. Hal itu dikarenakan jumlah DPT (daftar pemilih tetap) di Kota Medan menjadi yang terbesar.

“Medan itu 1,9 juta DPT nya, Deliserdang 1,4 juta. Langkat 900 ribu. Pasti Medan akan menjadi pusat perhatian,” akunya.

Apalagi, lanjut dia, tingkat partisipasi masyarakat yang rendah saat terjadi di Pilkada 2015 lalu. “Pilkada 2015, partisipasi masyarakat hanya 25,8 persen. Kami sudah melakukan pemetaan masalah, sehingga bisa dicari formulasinya. partisipasi masyarakat yang rendah tidak telepas dari jumlah DPT yang tidak akurat,”bilangnya.

Mobilisasi masyarakat Kota Medan, dibilang Herdensi sangat tinggi. “Sering berpindah dari satu kecamatan ke kecamatan lain. lokasi TPS yang jauh dari tempat tinggal akan mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan hak pilih, ini juga akan kita benahi,” akunya.(dik/azw)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/