NICOSIA-APOEL Nicosia tetap mengamankan posisi juara grup meski kalah 0-2 dari Shakhtar Donetsk di kandang sendiri. Zenit St. Petersburg menemani APOEL sebagai runner-up grup usai berimbang 0-0 lawan FC Porto.
Sudah memastikan lolos, APOEL justru harus mengalami kekalahan saat menjamu Shakhtar di Stadion Neo GSP, (7/12) dinihari WIB.
Dua gol dari tim tamu yang dicetak pada menit ke-62 melalui sepakan Luiz Adriano dan Yevhen Seleznyov menit ke-78, membuat Shakhtar berhasil menang dua gol tanpa balas atas APOEL. Dengan hasil di matchday terakhir ini, APOEL mengoleksi poin sembilan, setara dengan Zenit. APOEL berhak duduk di puncak klasemen karena unggul head to head.
Terkait keberhasil anak asuhnya melangkah ke babak knock out Liga Champions musim ini, Ivan Jovanovic, pelatih APOEL mengaku puas. Tak hanya puas, Jovanovic pun larut dalam euforia bersama para penggawa APOEL.
“Kami mencapai sebuah prestasi yang sama sekali tak pernah diimpikan pada tiga bulan lalu, saat pertama kali memastikan lolos ke gase grup. Ini merupakan momen penahbisan atas kerja keras seluruh pilar klub sejak musim panas lalu,” bilang Jovanovic usai pertandingan.
Memang pencapaian APOEL musim ini terbilang luar bisa bahkan melewati hasil Liga Champions 2009-2010. Saat itu APOEL yang berada di grup D bersama Chelsea, Porto dan Atletico Madrid menempati dasar klasemen karena hanya mengoleksi tiga angka, hasil dari tiga kali imbang dan tiga kali kalah.
“Saat ini kami memiliki banyak target yang harus dikejar. Fakta kami menjadi salah satu dari 16 tim terbaik di Eropa menjadi motivasi ekstra. Kami ingin berbagi kebahagiaan ini dengan seluruh fans sepulangnya kami ke Siprus,” tambahnya.
Ya, lolosnya APOEL ke babak knock out memang menghadirkan kegembiraan di benak seluruh fans. Betapa tidak, untuk dapat menjadi juara grup G, APOEL sukses menyingkirkan juara Liga Champions tahun 2004 asal Portugal, Porto serta juara Cup Winner Cup 2009 Shaktar Donetsk.
Dalam perjalanannya APOEL sukses menahan Porto dengan skor 1-1 dalam partai tandangnya, untuk selanjutnya mengalahkan wakil asal Portugal itu dengan skor 2-1 saat menjadi tuan rumah.
Sesungguhnya tak perlu heran jika APOEL meraup sukses di pentas Eropa. Pasalnya, di kompetisi domestik APOEL merupakan tim paling sukses di Siprus.
Betapa tidak, sejak terbentuk pada tahun 1926 dengan nama APOEL, klub ini bermarkas di Neo GSP Stadium yang berkapasitas 23.404 penonton. Dalam perjalanannya APOEL sukses mengumpulkan 19 gelar domestik, 19 Piala Siprus dan 10 Piala Super Siprus.
“Apa yang mereka perlihatkan pada pertandingan tadi membuktikan jika mereka memang pantas berlaga di kompetisi ini (Liga Champions). Meski kecewa karena kami gagal melangkah ke babak knock out, namun secara jujur saya mengakui bahwa mereka (APOEL) adalah tim hebat,” bilang Luciano Spalletti, pelatih Shaktar Donetsk. (bbs/jpnn)