24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

650 Prajurit Yonif 122/TS Jaga Perbatasan RI-PNG

SIANTAR- Sebanyak 650 prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 122 Tombak Sakti Pematangsiantar diberangkatkan untuk Operasi Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Papua Nugini di Papua. Kepergian prajurit ditandai dengan upacara pemberangkatan di Lapangan Apel Mako Yonif 122/TS, Jumat (9/12).

Komandan Brigadir Infanteri (Brigif) 7 Rimba Raya sekaligus komandan upacara, Kolonel Inf Syafrudin dalam amanatnya mengatakan, ada tiga wilayah perbatasan yang rawan keamanan dan harus dilakukan pengamanan. Di antaranya perbatasan Kalimantan dengan Malaysia, NTB dengan Timor Leste dan Papua dengan PNG. “Kini yang paling rawan adalah perbatasan di Papua yang sarat ancaman. Bukan hanya masalah patok batas wilayah, di sana ada kelompok separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Terlebih mereka menganggap TNIPolri menghalangi niat mereka untuk memisahkan diri,” katanya. Untuk itu kepada prajurit harus menjaga kehormatan dan harga diri Republik Indonesia, TNI, Kodam I/BB dan Yonif 122/TS. Bekali diri dengan keimanan dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta adakan pendekatan dengan penduduk asli Papua.

“Prajurit diharapkan bisa membina warga asli Papua. Jangan ada tebang pilih antara warga pendatang dengan penduduk asli. Jadilah contoh yang taat akan hukum dan terhindar dari perbuatan tidak terpuji serta jangan pernah ragu melaksanakan tugas,” tegasnya. Syafrudin menambahkan daerah operasi yang dituju adalah kawasan yang penuh kekerasan. Prajurit dituntut bertugas dengan disiplin tinggi, bisa menghindari segala macam godaan dan mampu mengatasi tantangan. “Dalam beberapa kasus, ada prajurit yang terkena virus HIV usai bertugas dari sana, Kita harus hindari itu semua. Tindakan apapun yang dilakukan, harus mendapat izin dan lapor pimpinan,” tukasnya. Sementara Komandan Yonif 122/TS Letkol Inf Martin Susilo Martopo Turnip kepada METRO (Grup Sumut Pos) mengatakan, masa tugas operasi pengamanan perbatasan ini berlangsung selama delapan bulan hingga satu tahun. “Saya sendiri yang memimpin dan menjadi Komandan Satgas yang membawa para prajurit ke perbatasan. Idealnya, masa tugas berlangsung selama delapan bulan, namun bisa saja berkurang atau bahkan lebih,” katanya. Waktu keberangkatan bisa sampai 10 hari dengan menumpang kapal laut dari Belawan dan akan transit di beberapa kota “Keberangkatan akan dilepas Pangdam I/BB besok (hari ini, red) di Pelabuhan Belawan. Kita berharap mampu melaksanakan tugas negara dengan sebaikbaiknya.

Selalu dalam lindungan tuhan,sehat selalu dan selamat sampai kembali ke sini,” ungkap Turnip. Sebelumnya, upacara pemberangkatan diisi dengan pemeriksaan kesiapan pasukan terakhir oleh Dan Brigif/7 Rimba Raya, diiringi salam kesiagaan pasukan. Di hari yang sama, Danrem 022/ PT Kolonel Inf Karsiyanto melalui Kasi Ops Letkol Inf EH. Limbong menutup latihan uji tempur tingkat kompi Yonif 126 Kala Cakti di Lapangan Tanjung Dolok, Aek Natolu. Dalam amanatnya, Danrem 022/PT mengatakan, agar kemampuan yang telah diperoleh selama latihan Uji Siap Tempur terus dipelihara dan ditingkatkan. Dengan demikian Kompi Yonif 126/KC tetap memiliki kesiapan tempur sesuai standarisasi kemampuan yang telah ditentukan. Danrem 022/PT juga meminta Danyonif 126/KC, untuk mengevaluasi berbagai kelemahan yang dihadapi selama latihan, baik menyangkut kesiapan peralatan tempur, maupun kemahiran taktis dan teknis melalui upaya Binsat. Sebagai prajurit TNI, diminta dapat merespon dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi, serta dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan yang handal sehingga layak dikategorikan profesional. Metodologi untuk mewujudkan tuntutan tersebut hanya dapat dicapai denganmenumbuhkanbudayabekerja, belajar dan berlatih. (hez/smg)

SIANTAR- Sebanyak 650 prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 122 Tombak Sakti Pematangsiantar diberangkatkan untuk Operasi Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia dengan Papua Nugini di Papua. Kepergian prajurit ditandai dengan upacara pemberangkatan di Lapangan Apel Mako Yonif 122/TS, Jumat (9/12).

Komandan Brigadir Infanteri (Brigif) 7 Rimba Raya sekaligus komandan upacara, Kolonel Inf Syafrudin dalam amanatnya mengatakan, ada tiga wilayah perbatasan yang rawan keamanan dan harus dilakukan pengamanan. Di antaranya perbatasan Kalimantan dengan Malaysia, NTB dengan Timor Leste dan Papua dengan PNG. “Kini yang paling rawan adalah perbatasan di Papua yang sarat ancaman. Bukan hanya masalah patok batas wilayah, di sana ada kelompok separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Terlebih mereka menganggap TNIPolri menghalangi niat mereka untuk memisahkan diri,” katanya. Untuk itu kepada prajurit harus menjaga kehormatan dan harga diri Republik Indonesia, TNI, Kodam I/BB dan Yonif 122/TS. Bekali diri dengan keimanan dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta adakan pendekatan dengan penduduk asli Papua.

“Prajurit diharapkan bisa membina warga asli Papua. Jangan ada tebang pilih antara warga pendatang dengan penduduk asli. Jadilah contoh yang taat akan hukum dan terhindar dari perbuatan tidak terpuji serta jangan pernah ragu melaksanakan tugas,” tegasnya. Syafrudin menambahkan daerah operasi yang dituju adalah kawasan yang penuh kekerasan. Prajurit dituntut bertugas dengan disiplin tinggi, bisa menghindari segala macam godaan dan mampu mengatasi tantangan. “Dalam beberapa kasus, ada prajurit yang terkena virus HIV usai bertugas dari sana, Kita harus hindari itu semua. Tindakan apapun yang dilakukan, harus mendapat izin dan lapor pimpinan,” tukasnya. Sementara Komandan Yonif 122/TS Letkol Inf Martin Susilo Martopo Turnip kepada METRO (Grup Sumut Pos) mengatakan, masa tugas operasi pengamanan perbatasan ini berlangsung selama delapan bulan hingga satu tahun. “Saya sendiri yang memimpin dan menjadi Komandan Satgas yang membawa para prajurit ke perbatasan. Idealnya, masa tugas berlangsung selama delapan bulan, namun bisa saja berkurang atau bahkan lebih,” katanya. Waktu keberangkatan bisa sampai 10 hari dengan menumpang kapal laut dari Belawan dan akan transit di beberapa kota “Keberangkatan akan dilepas Pangdam I/BB besok (hari ini, red) di Pelabuhan Belawan. Kita berharap mampu melaksanakan tugas negara dengan sebaikbaiknya.

Selalu dalam lindungan tuhan,sehat selalu dan selamat sampai kembali ke sini,” ungkap Turnip. Sebelumnya, upacara pemberangkatan diisi dengan pemeriksaan kesiapan pasukan terakhir oleh Dan Brigif/7 Rimba Raya, diiringi salam kesiagaan pasukan. Di hari yang sama, Danrem 022/ PT Kolonel Inf Karsiyanto melalui Kasi Ops Letkol Inf EH. Limbong menutup latihan uji tempur tingkat kompi Yonif 126 Kala Cakti di Lapangan Tanjung Dolok, Aek Natolu. Dalam amanatnya, Danrem 022/PT mengatakan, agar kemampuan yang telah diperoleh selama latihan Uji Siap Tempur terus dipelihara dan ditingkatkan. Dengan demikian Kompi Yonif 126/KC tetap memiliki kesiapan tempur sesuai standarisasi kemampuan yang telah ditentukan. Danrem 022/PT juga meminta Danyonif 126/KC, untuk mengevaluasi berbagai kelemahan yang dihadapi selama latihan, baik menyangkut kesiapan peralatan tempur, maupun kemahiran taktis dan teknis melalui upaya Binsat. Sebagai prajurit TNI, diminta dapat merespon dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi, serta dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan yang handal sehingga layak dikategorikan profesional. Metodologi untuk mewujudkan tuntutan tersebut hanya dapat dicapai denganmenumbuhkanbudayabekerja, belajar dan berlatih. (hez/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/