Istri Kabur Telantarkan Anak, Suami Bikin Sayembara Berhadiah
Seorang suami di Denpasar, Bali, membuat sayembara: Siapa saja yang memberikan informasi atau berhasil menangkap istrinya akan diberi hadiah Rp30 juta. Oleh polisi, si istri itu telah dinyatakan buron atas kasus menelantarkan empat anaknya.
DONNY TABELAK, Denpasar
ELI Gattenio, suami yang membikin sayembara itu, adalah warga negara Amerika Serikat yang sudah 15 tahun tinggal di Bali.
Terakhir, dia beralamat di Vila Jalan Dewi Kunti, Seminyak, Kuta. Di Bali, pria 50 tahun tersebut menikah dengan perempuan Indonesia bernama Saro Soraya Ruka. Perkawinan beda bangsa itu membuahkan empat anak. Mereka adalah Indigo Liliyan Gattenio, 12; dua kembar Hope Elisabeth Gattenio, 10, dan Joy Elisabeth Gattenio, 10; serta Nadia Eve Gattenio, 4,. Kehidupan rumah tangga Eli dan Soraya, dalam perkembangannya, berujung konflik.
Mereka pun berpisah sejak Mei 2010. Setelah berpisah dari suaminya, Soraya kabur meninggalkan empat anaknya. Sejak itu, perempuan 43 tahun tersebut hilang bak ditelan bumi. Ditinggal istri, Eli harus mengasuh empat anaknya sendiri. Dia pun stres berat. Apalagi, awal Maret lalu, oleh petugas imigrasi, dia nyaris dideportasi ke negaranya setelah terbukti melakukan pelanggaran keimigrasian. Waktu itu, Eli menolak dideportasi jika tanpa empat anaknya.
Yang menjadi persoalan, empat anak Eli tercatat sebagai warga negara Indonesia, mengikuti ibunya. Selain itu, empat anak tersebut tak punya paspor karena semua dibawa kabur ibunya. Agar tak dideportasi, Eli sampai mengancam bunuh diri dengan cara membakar diri di rumahnya.
Waktu itu, dia mengancam akan membakar diri bersama empat anaknya jika mereka tak diperbolehkan pergi dengan dirinya pulang ke AS. Aksi nekat Eli kala itu mendapat perhatian banyak media. Patrialis Akbar, Menkum HAM saat itu, meminta deportasi ditunda dulu. Kaburnya Soraya membuat jengkel Indigo Liliyan Gattenio, putri sulungnya. Bocah 12 tahun tersebut lantas melaporkan ibu kandungnya ke Polresta Denpasar atas tuduhan menelantarkan anak. Dalam penyelidikan, polisi akhirnya menetapkan Soraya sebagai tersangka sejak November tahun lalu. Bahkan, polisi mengeluarkan DPO (daftar pencarian orang) terhadap tersangka dengan Nomor DPO/B/51/XI/ 2010/Poltabes Denpasar/November 2010.
Soraya tak hanya dilaporkan anak kandungnya. Eli, si suami, hingga kemarin terus menyebar pamflet bergambar foto istrinya itu. “Sudah seribuan foto yang saya sebar,” katanya. Tak cukup itu, dia juga akan memberikan hadiah uang tunai Rp30 juta kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi tentang keberadaan istrinya atau bahkan berhasil menangkapnya. “Hadiah uang yang saya siapkan Rp30 juta,” ujar Eli kepada wartawan.
Awalnya, nilai sayembara tersebut hanya Rp20 juta. Namun, putri pertama Eli, Indigo, juga menyatakan bersedia memberikan mobil pemberian ayahnya saat dirinya berulang tahun ke-6 kepada siapa pun yang bisa menangkap ibunya itu. “Mobil pemberian papa (Eli) akan saya berikan kepada siapa pun yang berhasil menangkap dia (Soraya, Red),” ujar Indigo sedikit emosional. Mendengar pernyataan putrinya tersebut, Eli langsung menenangkan Indigo. “Itu mobil kamu, Nak. Papa akan menaikkan sayembara itu menjadi Rp30 juta,” timpal Eli. Remaja yang mulai beranjak dewasa itu pantas marah kepada ibunya. Sebab, sejak kecil dia ditelantarkan. Bukan hanya dirinya yang ditelantarkan, tapi juga tiga adik perempuannya, Hope Elisabeth Gattenio, Joy Elisabeth Gattenio, dan Nadia Eve Gattenio. Lebih-lebih, belakangan Indigo mengetahui bahwa ibunya tak hanya mengkhianati ayahnya dengan berselingkuh dengan lelaki lain.
Tapi, ibunya juga mengambil uang perusahaan serta memalsukan sejumlah dokumen penting yang berujung pada nasib ayahnya yang hendak dideportasi ke negara asalnya. Menurut Eli, sayembara itu bukan mencari sensasi. Tapi, semata-mata untuk mempercepat proses hukum yang menjerat mantan istrinya tersebut. Sebab, tak kunjung diringkusnya Soraya bisa membawa pengaruh traumatis kepada empat putrinya itu. Mereka tak menghendaki ibunya pulang. Bahkan, mereka berencana ikut ayahnya ke AS. Simon Dromine, kuasa hukum Eli yang siang kemarin mendampingi, menambahkan, motif Soraya tak lain adalah ingin menguasai aset dan harta milik kliennya tersebut. Sejatinya, sejumlah aset dan harta lainnya sudah diberikan Eli kepada empat putrinya tersebut.
“Ya motifnya karena harta,” tegasnya. Guna memuluskan niat busuknya itu, Soraya diketahui acap meneror mantan suaminya tersebut dan berusaha menculik empat anaknya. Dia juga menyewa preman serta ditengarai berkongkalikong dengan aparat kepolisian dan imigrasi untuk menjebak Eli. “Ada lah… Kalau saya mau bongkar siapa saja aparat itu, butuh waktu seminggu,” ungkapnya. Dengan sayembara tersebut, Eli berharap bisa mendapat keadilan di Pulau Dewata, Bali. (yes/c5/kum/jpnn)