MEDAN, SUMUTPOS.CO – Distribusi vaksin Covid-19 pada tahap 1 termin 1 pada Januari di Sumatera Utara direncanakan menyasar 26.093 tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Medan, Binjai, dan Deliserdang (Mebidang). Ditambah pejabat publik sebanyak 10 orang.
“Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, distribusi vaksin dan rencana pelaksanaannya pada tahap 1 termin 1 khususnya di Sumut ada 3 daerah. Di antaranya Medan 18.729 orang, Binjai 2.490 orang, dan Deliserdang 4.874 orang. Kemudian, 10 orang pejabat publik esensial,” ungkap Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, dr Aris Yudhariansyah, Senin (11/1).
Aris menyebutkan, rencana pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tersebut sasarannya adalah kelompok rentan yang berusia 18-59 tahun dengan pemberian secara bertahap. Sedangkan kelompok usia 60 tahun ke atas akan divaksinasi setelah tersedia data dukungan keamanan yang cukup dan disetujui oleh BPOM.
“Pelaksanaan pemberian vaksinasi akan segera dilakukan setelah vaksin Covid-19 mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization) dari BPOM. Hal ini dalam rangka menjamin aspek keamanan, mutu, dan efikasi,” ujar dia.
Menurut Aris, pelaksanaan vaksinasi akan dilaksanakan secara serentak di 34 provinsi mulai 14 Januari mendatang. Sasaran vaksinasinya adalah nakes pada fasilitas pelayanan kesehatan, yang dilakukan dalam jangka waktu yang luas dan diatur sehingga tidak mengganggu pelayanan kesehatan lainnya. “Fokus awal pelaksanaan di bulan Januari ini adalah ibukota provinsi dan kabupaten/kota yang berbatasan langsung,” ucap Aris.
Dia menuturkan, pelaksanaan vaksinasi tahap awal ini akan didahului dengan pemberian vaksin kepada sekitar 10 orang pimpinan dan tokoh daerah. Seperti, gubernur, wakil gubernur, bupati/walikota, Pangdam, Kapolda, pimpinan DPRD, kepala Dinas Kesehatan, direktur rumah sakit rujukan Covid-19, pengurus asosiasi tenaga kesehatan, perwakilan organisasi masyarakat dan organisasi agama. “Ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik akan keamanan dan kehalalan vaksin,” tutur Aris.
Setelah tahap 1 termin 1 selesai, vaksinasi akan dilakukan ke termin 2. Pada termin 2 tersebut, menyasar nakes kabupaten/kota yang belum didistribusikan vaksin Covid-19. “Rencana distribusi dan pelaksanaannya pada Februari. Untuk alokasinya sudah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan,” pungkasnya.
Gubsu Siap Disuntik Pertama
Terkait vaksinasi Covid-19, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta Bupati dan wali kota di Sumatera Utara mempersiapkan pelaksanaan suntik vaksin dengan matang. Baik untuk tenaga kesehatan, pejabat publik, hingga petugas penyuntik vaksin mesti dipastikan lagi sesuai kesehatan si penerima vaksin.
“Bupati/wali kota mesti menyesuaikan dengan kondisi (kesehatan). Kalau dia sudah usia (lanjut), ya jangan. Ada komorbid (penyakit bawaan) juga jangan. Kalau bupatinya nggak bisa, wakil bupatinya/wakil wali kotanya. Kalau tak bisa, sekdanya. Tak bisa juga sekdanya, asistennya. Kalau kadis kesehatan itu wajib karena dia bagian dari tenaga kesehatan,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menjawab wartawan usai mengikuti rapat koordinasi virtual bersama Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dari Rumah Dinas Gubsu, Jl. Jenderal Sudirman Medan, Senin (11/1).
Edy kembali mengaku siap untuk menjadi orang pertama di Sumut yang divaksin. “Tak ada persiapan khusus, begitu datang langsung disuntik. Saya nanti yang suntik dia (sambil tunjuk dr Handoyo yang berada di sebelahnya),” katanya yang turut didampingi Kadis Kominfo Sumut, Irman Oemar.
Ia juga meminta supaya dari sekarang vaksin yang telah dikirim agar dimasukkan ke cold storage (gudang penyimpanan) sembari mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi sesuai jadwal pemerintah pusat.
“Untuk Jakarta itu 13 Januari, provinsi tanggal 14, dan kabupaten/kota tanggal 15. Sesuaikanlah dengan jadwal itu. Tahap pertama baru untuk tiga kabupaten dan kota, yakni Medan, Binjai, dan Deli Serdang,” katanya.
Menurut Edy, secara teknis, penyuntikan vaksin akan dilakukan dua kali sesuai arahan Kemenkes RI. Pada gelombang pertama ini, diakuinya tentu ketersediaan vaksin masih cukup sekali suntik bagi penerima yang masuk daftar.
“Kan nanti menunggu 14 hari ke depan lagi. Kebutuhan kita 74 ribu (gelombang I), tapi yang ada baru 40-an. Masih kurang 34 ribu lagi,” katanya.
Sebelumnya dalam rapat virtual, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh pimpinan daerah mengoordinasikan program vaksin ini sesuai jadwal yang telah ditetapkan. “Agar prosesnya berjalan benar dan lancar di lapangan,” katanya.
BPOM dan MUI diakui dia sudah mengeluarkan izin vaksin tersebut. Ia juga ingatkan bagi masyarakat yang sudah terkena covid, tidak prioritas disuntik vaksin.
“Prioritas terhadap nakes yang imunitasnya belum terbentuk. Untuk daerah yang panjang antrean masuk rumah sakit, tolong diperhatikan. Kita pasti mendapat lonjakan pada minggu kedua atau ketiga pasca penyuntikan vaksin. Kami juga sediakan call centre di 119. Call centre keluhan dan pertanyaan untuk covid akan kami layani,” katanya.
Medan Belum Tahu Jatah Vaksin
Sementara itu, Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 Kota Medan mengaku belum mendapatkan informasi terkait jumlah kuota vaksin yang akan diterima warga Kota Medan.
“Enggak, belum tahu kita sampai sekarang. Kita pun enggak tahu kenapa belum ada informasi soal itu,” kata Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan M.Kes, , Senin (11/1).
Dikatakannya, keterlambatan informasi mengenai kuota jumlah vaksin tersebut kemungkinan dikarenakan permintaan Pemko Medan yang meminta untuk dijadikan daerah prioritas dalam hal vaksinasi. “Mungkin karena kita juga meminta jadi prioritas. Jadi masih dihitung perkiraannya berapa,” ujarnya.
Untuk Kabupaten Deliserdang, jumlah kuota vaksin sudah ditentukan, yakni sebesar 9.760 vial vaksin. Untuk itu, Mardohar meminta Pemerintah Provinsi membuat skala prioritas, mana daerah yang perlu mendapatkan dosis vaksin lebih banyak.
Selain berdasarkan jumlah tenaga medis, perlu juga ditakar berdasarkan jumlah kasus dan status zonasi daerah. “Kalau yang zona hijau pastilah membutuhkan tidak sebanyak yang zona merah. Kita tahu daerah yang zona merah di Sumut masih Medan satu-satunya,” ucapnya.
Untuk penyimpanan vaksin, Mardohar menyebut pihaknya sudah memiliki tempat khusus, yakni tempat penyimpanan vaksin dengan suhu yang dingin seperti lemari es. “Kita sudah ada memang di Dinas Kesehatan tempat khusus untuk itu. Kita kan sudah ada vaksin tapi untuk penyakit lain. Sampai saat ini saya rasa kapasitas nya cukup. Kalau enggak cukup, nanti diletak di Provinsi ‘kan masih dekat,” pungkasnya.
Bertambah 95 Kasus Baru
Sebanyak 15 daerah di Sumatera Utara (Sumut) kembali melaporkan penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19. Totalnya, terdapat 95 orang yang terpapar virus corona.
“Saat ini angka akumulasi positif Covid-19 di Sumut naik menjadi 19.122 orang. Akumulasi tersebut setelah bertambah 95 kasus baru dari 15 kabupaten/kota,” ungkap Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah, Senin (11/1).
Disebutkan Aris, jumlah terbanyak kasus baru positif Covid-19 didapatkan dari Kota Medan 61 orang dan Deli Serdang 13 orang. Selanjutnya, Binjai dan Tebing Tinggi masing-masing 3 orang. Kemudian Langkat, Karo, Asahan, dan Batu Bara masing-masing 2 orang. Serta, Pematang Siantar, Padang Sidimpuan, Tapanuli Tengah, Pakpak Bharat, Samosir, Serdang Bedagai dan Padang Lawas Utara masing-masing 1 orang.
Sementara itu, sambung dia, untuk angka kesembuhan diperoleh penambahan 89 kasus baru. Dengan penambahan itu, sehingga akumulasinya menjadi 16.355 orang. “Jumlah 89 kasus baru yang sembuh diperoleh dari 7 kabupaten/kota. Antara lain, Deli Serdang 74 orang, Medan 9 orang, Toba 2 orang, serta masing-masing 1 orang dari Binjai, Tebing Tinggi, Asahan dan Labuhan Batu Utara,” ujar Aris.
Terkait angka kematian, Aris menyebutkan didapatkan penambahan 3 kasus baru yang berasal dari Medan. Kini, jumlah korban meninggal karena Covid-19 di Sumut saat ini sudah mencapai sebanyak 700 orang. “Dari data-data di atas, diketahui jumlah penderita Covid-19 di Sumut yang masih menjalani perawatan isolasi ada 2.067 orang, baik isolasi mandiri maupun di rumah sakit,” pungkasnya. (ris/prn/map)